SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Thursday 24 April 2014

Fahri Hamzah Raih Suara Tertinggi di Provinsi NTB

Mataram - Perhitungan suara hasil pemilu legislatif 9 April 2014 lalu untuk Provinsi NTB saat ini sedang berlangsung di Mataram. Dari data yang diolah litbang Sumbawanews berdasarkan data DB-1 yang sudah diplenokan 8 Kab/Kota dari 10 Kab/Kota di Dapil Kota Mataram, Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima, suara caleg tertinggi diraih oleh Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera.

Hingga Kamis (24/4) siang ini data DB-1 Litbang Sumbawanews belum memasukan dua wilayah yakni Kabupaten Dompu dan Kota Bima yang keduanya berada di Pulau Sumbawa.

Dari delapan wilayah tersebut, Fahri Hamzah memperoleh 115,477  dari total 2,209,341 suara atau setara 5.2% suara  sah. Kontribusi terbesar suara Fahri berasal dari dua Kabupaten yakni Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk Kabupaten Sumbawa dari 237,046 suara sah Fahri meraup 45,369  suara atau setara 19.1%. Sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat dari  63,435  suara sah, Fahri memperoleh dukungan 13,779  suara atau setara 21.7%.

Untuk dua Kabupaten lain yakni Dompu dan Kota Bima dipastikan suara yang diraih oleh Fahri juga cukup signifikan mengingat kedua wilayah tersebut juga merupakan basis Fahri dipulau Sumbawa. Meskipun ada penambahan suara dari caleg lainnya di wilayah tersebut namun dipastikan tidak akan mengubah posisi Fahri di peringkat teratas.

Berdasarkan perhitungan Litbang Sumbawa diwilayah Dompu Fahri meraih 5599 suara dan Kota Bima sebanyak 4007 suara sehingga total keseluruhan wilayah NTB menjadi 125,083  untuk suara pribadi Fahri. Namun data yang diolah ini belum mengacu kepada hasil Pleno Rekapitulasi resmi didua wilayah tersebut.

Untuk posisi kedua ditempati oleh caleg dari Partai Demokrat H.M. SYAMSUL LUTHFI dengan perolehan suara 83,030 dan ketiga oleh LALU GEDE SYAMSUL MUJAHIDIN, SE dari Hanura dengan suara 70,320. (sumbawanews.com)

Suswono Akui Terima Rp 50 Juta dari Anggoro


Menteri Pertanian Suswono mengakui pernah menerima uang Rp 50 juta dari Direktur Utama PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo. Uang itu diterima Suswono saat masih menjadi anggota Komisi Kehutanan DPR periode 2009-2014. Saat itu Anggoro mendapat proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan.

"Memang pernah terima Rp 50 juta yang menyangkut proyek SKRT. Tapi sudah saya serahkan ke KPK," kata Suswono di kampus Universitas Sebelas Maret,Surakarta, Kamis, 24 April 2014. Dia mengaku menerima uang tersebut setahun sebelum kasus SKRT muncul.

Menurut dia, uang dari Anggoro tersebut diterima atas saran KPK. Untuk itu, dia sebelumnya  berkonsultasi dengan pimpinan KPK, Eri Riana Harjapamekas, soal menerima atau menolak uang dari pihak lain. Dia menerima uang itu, lalu diserahkan ke KPK.

"Selama saya jadi anggota DPR Komisi IV (Komisi Kehutanan), saya sudah menyerahkan Rp 1,2 miliar ke KPK. Uang itu dari berbagai pihak, termasuk yang Rp 50 juta," tuturnya.

Selain itu, kata dia, jika uang itu ditolak, belum tentu kembali ke penerima. "Bisa saja yang mengantarkan uang bilang kalau saya sudah terima," katanya.

Bahkan, jika uang tersebut benar-benar kembali ke si penerima, dia tidak yakin namanya akan dihapus dari daftar penerima. Jadi, sesuai dengan saran KPK, dia menerima uang dan menyerahkannya ke komisi antirasuah. "Semua ada buktinya. Ini biar jelas. Saya terima bukan berarti uangnya saya makan," ujarnya. (TEMPO)

Fahri Hamzah: Audit Kinerja BPK Tunjukkan KPK Bermasalah


JAKARTA -- Penetapan tersangka atas mantan ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo dinilai janggal.

Hadi Poernomo dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus yang terjadi pada 2002-2003 dimana dia masih menjabat dirjen pajak Kementerian Keuangan.

Anggota Komisi III DPR RI Fahri Hamzah mengungkapkan, sebelum penetapan tersebut, BPK baru saja menyerahkan hasil audit atas penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Komisi III.

"BPK juga baru saja menyerahkan hasil audit atas penindakan KPK ke Komisi III DPR RI. Dalam audit kinerja itu memang ditemukan banyak masalah di KPK," ujar politikus asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, Senin (21/4).

Tak hanya itu, Fahri mengungkap, hubungan antarlembaga selama ini tak baik. Dalam beberapa kasus, ujarnya, dua institusi tersebut gagal berkoordinasi. "Maka tidak bisa dihindari adanya anggapan bahwa ada motif lain dalam penetapan ini."

Fahri juga menjelaskan, belakangan ini BPK sangat terkait dengan serangkaian audit yang sampai sekarang masih ditangani dan belum diselesaikan oleh KPK seperti Century, Hambalang, SKK Migas, Flu Burung.

Dengan adanya penetapan Hadi Poernomo sebagai tersangka, Fahri meminta agar BPK menjaga citra institusi. Menurutnya, BPK merupakan auditor negara tertinggi dengan wibawa yang harus terjaga.


*pkspiyungan

Pemilu 2014, Dokumentasi dan Pembelajaran Politik PKS


Oleh: Abi Mumtaz
PIP PKS Malaysia 

Pemilu 2014 untuk menentukan anggota legislatif baru saja berlalu, walaupun proses rekapitulasi suara di berbagai tingkatan masih terus berlangsung hingga saat ini. Proses ini tentu saja harus tetap dikawal sedemikian rupa agar potensi kecurangan dari pihak-pihak tertentu menjelang ‘garis finish’ dapat dihindarkan seminimal mungkin hingga ditetapkannya wakil-wakil rakyat yang sah yang akan mengemban amanah rakyat untuk lima tahun mendatang. Tidak lama lagi setelah ini, kita akan kembali bersiap-siap menghadapi Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014. 

Sembari menunggu kepastian dan ketetapan jumlah kursi yang diperoleh PKS di semua tingkatan pemerintahan di seluruh Indonesia, mulai dari DPRD kabupaten/kota, DPRD propinsi, DPR RI dan DPD RI, ada baiknya kita berehat sejenak melakukan refleksi (muhasabah), memohon ampunan (istighfar), mengambil pelajaran (‘ibrah),  dan mungkin juga mencoba menyelami rahasia Ilahi (asrar al-Ilahi) di balik gelora jihad siyasi atau ribath kali ini.

Pemilu 2014 adalah pemilu keempat yang diikuti PKS. Pertama kali, kita mengikuti Pemilu 1999 dengan nama Partai Keadilan (PK). Kemudian, lantaran tidak mencapai ambang batas kursi di DPR RI (parliamentary threshold), PK bermetamorfosis menjadi PKS dan mengambil bagian dalam Pemilu 2004, Pemilu 2009 dan Pemilu 2014. In sya’a Allah dan dengan ijin Allah, PKS akan terus berpartisipasi dan memainkan peranan penting di kancah perpolitikan Indonesia di masa-masa yang akan datang. 

Perjalanan empat kali pemilu, khususnya Pemilu 2014, tentunya telah memberikan pelajaran yang sangat berharga dan tak ternilai bagi kita semua. Sudah tidak terhitung lagi berapa amwaal (harta) dan anfus (tenaga, waktu, dan bahkan nyawa) yang telah ‘digadaikan’ kepada Allah demi proses pemenangan dakwah ini. Kita tentu tidak ingin menghitung berapa modal kapital (amwaal) dan modal sosial (anfus) yang telah kita keluarkan kemudian membandingkannya dengan hasil (return) yang kita dapat dapatkan secara politik, seperti perolehan kursi ataupun posisi tertentu di pemerintahan kelak. Lalu dengan data itu mengkalkulasikan, sebagaimana layaknya seorang pedagang, apakah kita untung atau buntung dalam Pemilu kali ini.

Terlepas dari apapun capaian politik kita, bagi setiap caleg dan kader PKS, semua pengorbanan tersebut pasti ada catatan dan hitungannya di sisi Allah SWT, al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui), al-Hasiib (Yang Maha Pembuat Perhitungan), ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi), al-Muhshii (Yang Maha Menghitung). Dan, semuanya pasti akan ada balasan dan penggantinya dari Allah SWT, al-Wahhaab (Yang Maha Pemberi), ar-Razzaaq (Yang Maha Pemberi Rezeki), al-Mughnii (Yang Maha Memberi Kekayaaan). Bukankah Allah telah berjanji melimpahkan rahmat, ampunan dan karunia-Nya kepada mereka yang berjuang dan tetap istiqomah di jalan-Nya (QS. ash-Shaff: 10-13)? Semua bentuk tadhhiyah (pengorbanan) itu sama sekali tidak ada yang sia-sia karena telah terkonversi menjadi investasi dan tabungan di masa depan, baik jangka pendek (di dunia) maupun jangka panjang (di akhirat).

Yang saat ini kita perlukan dan penting dilakukan oleh setiap struktur adalah membuat laporan, dokumentasi dan evaluasi terhadap semua proses jihad siyasi yang telah kita lalui, mulai dari penetapan caleg, kampanye, hari pencoblosan hingga pengamanan suara. Laporan tersebut akan mengingatkan dan mengajarkan kepada kita sendiri dan sekaligus kepada generasi yang akan datang tentang dinamika, strategi dan langkah-langkah yang telah diambil dalam proses pemenanganan dakwah. 

Namun sangat disayangkan, kurangnya perhatian pada proses pendokumentasian seperti ini masih menjadi salah satu kelemahan di internal PKS. Berdasarkan catatan Bidang Arsip dan Sejarah Setjen DPP PKS (2010), “Di PKS masih ditemui adanya keterputusan informasi antar pengurus, sehingga pengurus baru harus bekerja dari awal lagi karena proses transfer of knowledge belum berjalan dengan baik.” Di bagian  lain ditegaskan bahwa “proses taurits (pewarisan) berupa transfer of knowledge and experience yang tidak lancar mengakibatkan diskontinuitas kerja, padahal seharusnya ada istimrariyatul ‘amal.”

Dengan tersedianya laporan dan dikumentasi yang lengkap, tentu banyak keuntungan yang kita peroleh. Di antaranya, kita bisa meningkatkan pencapaian politik yang telah kita raih, misalnya terkait peningkatan suara yang sangat signifikan di daerah-daerah yang semula bukan basis utama PKS seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Ini semua tentu ada formula kesuksesannya yang bisa ditularkan kepada kader dan struktur di masa depan maupun di daerah lain. Di samping itu, kita pun bisa mengevaluasi dan selanjutnya mengantisipasi mengapa misalnya suara kita di basis-basis utama seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat kali ini justru menurun. Ini pun tentu ada penyebabnya, baik secara internal maupun eksternal yang bisa dipelajari untuk kepentingan masa  datang.

Oleh karena itu, mengingat masa Pemilu 2014 belum betul-betul usai dan masih hangat dalam ingatan, ada baiknya setiap kader dan struktur bisa menuliskan apa saja yang telah dilihat, didengar dan dilakukan selama Pemilu 2014 ini sebagai bahan pelajaran dan evaluasi untuk mewujudkan kemenangan dan kejayaan PKS di masa yang akan datang.

Presiden PKS, Ust. Anis Matta, pun telah berulang kali menekankan pentingnya kita untuk menuliskan sejarah kita sendiri dan jangan membiarkan orang lain melakukannya dengan perspektif dan frame mereka masing-masing yang belum tentu setia kepada kebenaran. []

*pkspiyungan

Fahri Hamzah: Kalau Partai Islam Dibilang Tak Nasionalis Itu 'Ngawur'

Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah mengkritik wacana kontestasi partai Islam dengan nasionalis yang sering disampaikan para pengamat politik. Menurutnya wacana itu mengesankan partai Islam tidak memiliki visi nasionalis. 

"Islam bukan versus nasionalis. Kalau ada partai Islam dibilang tidak nasionalis itu ngawur," kata Fahri dalam diskusi "Persaingan Menuju Istana Poros Nasionalis Vs Islam" di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/4).
 
Fahri mengatakan partai-partai berbasis massa Islam sering diperlakukan tidak adil oleh para pengamat. Dia mencontohkan apabila ada oknum kader partai Islam yang korupsi, maka para pengamat langsung menuding bahwa hal itu merupakan tanda kebangkrutan ideologi partai Islam. Sementar di sisi lain, apabila ada oknum partai beraliran nasional korupsi, tidak ada pengamat politik yang mengaitkannya dengan ideologi. 

"Kalau partai Islam bermasalah dihukum dengan istilah kebangrutan ideologi dan agama. Tapi kalau partai nasionalis tidak begitu," ujar anggota Komisi III DPRRI ini.

Pertarungan wacana pemilu presiden (pilpres) 2014 harus dilepaskan dari label-label agama dan nasional. Fahri mengatakan sudah saatnya pertarungan pilpres 2014 dikayakan dengan pertarungan ide dari masing-masing capres. Dengan begitu menurut Fahri, pemerintahan yang terbentuk bisa berjalan efektif. 

"Di Indonesia ini tidak pernah ada perdebatan ide. Makanya kita kebingungan menentukan platform. Kita tidak bisa membedakan ide Jokowi dengan ide Prabowo dan Ical," kata Fahri.

Pasca Pemilu Krisis Air, Dimana PKS?


Hingar bingar Pemilu 9 April yang menyedot perhatian dan energi telah selesai. Semua partai yang semula berlomba-lomba mencari simpati dan dukungan warga kini mendadak surut bahkan hilang. Janji-janji yang para caleg partai ucapkan dengan manis seolah menguap begitu saja bersama hasil suara yang mereka peroleh. Kini masyarakat kembali kepada kesulitan dan problematikanya semula. Adakah kini partai yang masih menyisakan kepedulian dan nurani bagi masyarakat?

Lima hari berjalan di wilayah cikarang selatan, khususnya perumahan yang mengandalkan PDAM sebagai sumber utama pengairan rumah tangga terkena dampak penghentian air PDAM sementara karena jalur pipa pam PDAM pecah. Akibatnya, begitu banyak warga yang kesulitan air bersih. Sejauh ini mereka membeli air-air gallon isi ulang untuk bisa sementara waktu mengatasi kekurangan air tersebut. Namun, banyak warga yang mengeluhkan karena pengeluaran dana mereka jadi membengkak.

DPC PKS Cikarang Selatan bersama para Kader sangat sigap menyikapi hal ini. Rabu kemarin (23/4/2014) mengadakan bakti peduli untuk warga khususnya di perumahan Villa mutiara, Taman Sentosa dan Bumi cikarang Makmur. Setidaknya 5 truk tangki air masing-masing berisi 8000 liter didistribusikan kewarga secara cuma-cuma.  Warga sungguh merasa terasa sangat terbantu . “PKS itu orang-orangnya tulus membatu. Buktinya, pemilu udah lewat tetapi masih tetap terjun” ujar salah seorang ibu yang turut dalam antrian.

Semua ini sebagai bukti bahwa PKS akan terus bekerja dan melayani masyarakat ada maupun tidak ada pemilu. Karena orientasi mereka adalah beramal sholeh itu tidak kenal waktu, kapan saja bisa.(Hy/PKS Ciksel)

*muslimina

Kursi Dewan Tak Dapat, Kursi Pelaminan pun Jadi


Banda Aceh – Adalah Arida Sahputra caleg DPRK dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Banda Aceh dapil 2 dengan nomor urut 5 yang bertarung pada pesta demokrasi 9 April lalu melangsungkan pernikahan dengan Nur Husna. Pernikahan ini dilaksanakan 4 hari setelah hari pencoblosan, tanggal 13 April 2014 yang lalu.

Banyak sahabat dan masyarakat yang terkejut sekaligus kagum dengan pernikahan yang dilaksakan pada situasi genting dimana penghitungan suara masih digelar. Dari hasil Quick Count PKS Banda Aceh, caleg yang juga ketua DPC PKS Kuta Alam Banda Aceh ini memang masih belum cukup suara untuk duduk di kursi anggota dewan. 

Ucapan selamat, apresiasi dan candaan dari sahabat-sahabat terus mengalir. Menerima berbagai respons dari sahabat dan masyarakat sekitarnya Bang Arida ini hanya santai dan tersenyum.

“Ini bukan karena gagal jadi anggota dewan ya. Pernikahan ini memang sudah direncanakan. Alhamdulillah, meskipun masih ditengah suasana hangatnya pemilu acara pernikahan ini berjalan khidmat dan lancar,” tandas Arida dengan senyum sumringahnya.

Sesuai dengan harapan Presiden PKS Anis Matta yang menyampaikan doanya saat berada di taman jomblo Kota Bandung bahwa setelah pelaksanaan pesta demokrasi semoga ada banyak para jomblo yang melangsungkan pesta pernikahan.

Siapa lagi yang mau nyusul? yuks :)  



*by @DCHabibillah via pkspiyungan

PKS Pertahankan 3 Kursi DPRD Tuban


Tuban - PKS mendapat 3 kursi dari total 50 kursi di DPRD Kabupaten Tuban, hasil ini didapat dari rapat pleno rekapitulasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tuban yang berakhir senin (21/4) lalu.


Dengan hasil ini PKS mempertahankan perolehan kursi periode 2009 - 2014. Dari 50 kursi DPRD Tuban, masing-masing, PKB 13 kursi, Golkar 7 kursi, Gerendra 6 kursi, Demokrat 6 kursi, PDIP 5 kursi, PKS 3 kursi, PAN 3 kursi, NasDem 3 kursi, PPP 2 kursi dan Hanura 1 kursi

Dikutip dari kotatuban.com berikut perkiraan daftar calon Anggota DPRD Kabupaten Tuban periode 2014-2019:

DAPIL 1
(Tuban, Merakurak, Kerek dan Montong)
DAPIL 2
(Palang, Widang dan Plumpang)
DAPIL 3
(Rengel, Soko, Grabagan dan Semanding)
DAPIL 4
(Kenduruan, Bangilan, Senori dan Parengan
DAPIL 5
(Jenu, Tambakboyo, Bancar dan Jatirogo)
Jumlah kursi, 11 kursi. Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) 13.407 
  1. Rasmani, SH
    (Partai Nasdem)
  2. Miyadi, S.Ag. MM (PKB)
  3. Moh. Imron Chuldri, Drs (PKB)
  4. Dody Fahrudin. H, ST (PKB)
  5. Achmad Chamim, S.Ag (PKB)
  6. Rahmad (PKS)
  7. Ir. H. Adnan Kohar (PDIP)
  8. Rudi Harianto, S.Pd
    (Partai Golkar)
  9. Mohammad Imam Solikin
    (Partai Gerindra)
  10. 10. Mar’atun Solikhah
    (Partai Demokrat)
  11. 11. Aguk Sahabudin, ST (PPP)
Jumlah kursi, 9 kursi. Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) 13.073 
  1. H. Narto, SE (Partai Nasdem)
  2. Rofi’uddin, S.Pd, M.Pd (PKB)
  3. Ainur Rofiq (PKB)
  4. H. Tulus Setyo Utomo, S.Sos (PDIP)
  5. Hartomo, SPd, M.Si (Partai Golkar)
  6. Siti Jumi Solikah (Partai Golkar)
  7. Tri Astuti (Partai Gerindra)
  8. Cancoko (Partai Demokrat)
  9. Mashadi (PAN)
Jumlah kursi, 12 kursi. Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) 13.660 
  1. Nur Azis, Drs (PKB)
  2. Mujari, ST (PKB)
  3. Yusuf, S.Pdi (PKB)
  4. Warsito (PKS)
  5. Andhi Hartanto, S.Pd (PDIP)
  6. Mokh. Musa, S.Ag. MH (Partai Golkar)
  7. Edy Susanto
    (Partai Golkar)
  8. Drs. Nurhadi Sunar Endro (Partai Gerindra)
  9. Lutfi Firmansah
    (Partai Gerindra)
  10. Muhammad Ilmi Zada (Partai Demokrat)
  11. M. Hadi Nuriza
    (Partai Demokrat)
  12. Agung Supriyanto (PAN)
Jumlah kursi, 9 kursi, Bilangan Pembagi Pemilih (BPP)  12.675 
  1. Edista Sakti Aprilian (Partai Nasdem)
  2. Drs. H. Sa’dun Naim (PKB)
  3. Mukson, S.Pdi (PKB)
  4. Siti Rofiqoh (PKS)
  5. Karjo (PDIP)
  6. Kristiawan, SP, MM
    (Partai Golkar)
  7. H. Gunawan
    (Partai Gerindra)
  8. Muhammad Fuad
    (Partai Demokrat)
  9. Ach. Husam (PPP)
Jumlah kursi, 9 kursi, Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) 13.324
  1. Mutafaridah, S.Pd.I (PKB)
  2. Fahmi Fikroni, SH (PKB)
  3. Agus Hidayat, S.Sos (PKB)
  4. M. Abu Cholifah, ST (PDIP)
  5. Nursaid Djoko Sungkono (Partai Golkar)
  6. H. A. Fanani (Partai Gerindra)
  7. Ir. Aris Dwi Septiana Setiawan (Partai Demokrat)
  8. Maftukin (PAN)
  9. Dami (Partai Hanura)

DR Sukamta, Ketua DPW PKS DIY Lolos ke Senayan


Rapat Pleno KPU Propinsi DI Yogyakarta rekapitulasi penghitungan suara calon anggota DPR RI Dapil DIY telah merampungkan penghitungan suara bagi calon anggota DPR RI terpilih, Rabu (23/4/2014).

Dari jatah 8 kursi DPR RI untuk Dapil DIY ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasil meraih 1 kursi dan mengirim satu orang wakil terbaiknya. Beliau adalah DR Sukamta, Ketua DPW PKS DIY.

Jatah 8 kursi DPR RI Dapil DIY terbagi hampir merata untuk 7 parpol. PDIP (2 kursi), sedang PAN, Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat dan PKB masing-masing 1 kursi.

DR H. Sukamta, Doktor lulusan The University of Salford Inggris ini dikenal sosok yang santun, intelek namun njawani. Kalau berbicara dengan masyarakat beliau sangat dikenal dengan tutur bahasanya yang halus, kromo inggil dan murah senyum.

Sebelum ke Senayan, lulusan Teknik Kimia UGM ini sudah mengabdi sebagai wakil rakyat di DPRD Proipinsi DIY 2009-2014.

Sewaktu beliau kuliah di Inggris, suami dari Dyah Sulistyorini ini dipercaya sebagai Ketua DPW PKS cabang Inggris (istilahnya Pusat Informasi dan Pelayanan/PIP PKS Inggris Raya), periode 2004-2006. Beliau kemudian kembali ke Jogja dan diamanahi sebagai Ketua DPW PKS DIY sejak tahun 2010.


__
NB: Ke-8 Caleg DPR RI Dapil DIY yang lolos ke Senayan
1. Hanafi Rais (PAN) 
2. Idam Samawi (PDIP) 
3. Esti Wijayati (PDIP) 
4. Andika Pandu Puragabaya (Gerindra) 
5. Siti Hediati Soeharto (Golkar) 
6. Sukamta (PKS)
7. Agus Sulistiyono (PKB) 
8. Ambar Tjahyono (P Demokrat) 

*pkspiyungan

PKS Sulsel Raih 63 Kursi DPRD Kabupaten


Makassar- Berdasarkan pleno KPUD Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan, Partai Keadilan Sejahtera mengamankan 63 kursi DPRD Kabupaten/kota di Sulsel. Perolehan kursi itu naik signifikan dibandingkan pemilu 2009 lalu yang hanya mendapat 48 kursi.

Partai bernomor urut 3 itu berhasil pecah telur di beberapa daerah di Sulsel, diantaranya kota Palopo, Bulukumba dan Selayar. Palopo mendapat 1 kursi, Bulukumba dan Selayar masing-masing mendapatkan 3 kursi.

PKS Sulsel juga berhasil merebut 4 kursi pimpinan DPRD diantaranya Sidrap, Takalar, Bantaeng dan Pinrang. Bahkan Bantaeng dan Pinrang merebut posisi ketua DPRD dengan menjadi pemenang di daerah tersebut.


*pkspiyungan

Tifatul Sembiring Lolos Ke Senayan


Menkominfo Tifatul Sembiring dipastikan lolos ke Senayan. Mantan Presiden PKS ini kembali melenggang ke Senayan dari Dapil Sumut I bersama beberapa nama beken yang lain seperti Ruhut Sitompul dari Demokrat dan Meutya Hafid dari Golkar.

Berikut Calon Anggota Legislatif Caleg DPR Pusat Daerah Pemilihan Dapil Sumatera Utara I yang Lolos, seperti dilansir dari JPNN:

Anggota DPR  Periode 2014-2019 Dapil Sumut I

Dapil Sumut 1 Meliputi: Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi.
Jatah Kursi: 10 Kursi.

1. Leo Nababan (Golkar)
2. Meutya Hafid (Golkar)
3. Irmadi Lubis (PDIP)
4. Sofyan Tan (PDIP)
5. Tifatul Sembiring (PKS)
6. Ruhut Sitompul (Demokrat) 
7. HR Muh. Syafi’i / Posma Sitompul (Gerindra)
8. Prananda Surya Paloh (Nasdem)
9. Nurdin Tampubolon (Hanura)
10. Hasrul Azwar (PPP)


*pkspiyungan

"Nostalgia Indah Waktu Mahasiswa Bersama Anis Matta" by @Fahrihamzah

Twit @Fahrihamzah
(Kamis waktu sahur, 24/4/2014)


Sahur nasi kapau di Senen....bersama @anismatta dan @A_Zainuddin


Tanpa wartawan..modal jempol..“@Andieka_dieka: @Fahrihamzah keren pak  Blusukannya subuh-subuh haha :D”

Daerah Senen dan Salemba menyimpan nostalgia bagi kami...di situ UI dan LIPIA terletak...masa2 indah...

Saya kuliah di FEUI Salemba dan @anismatta serta @A_Zainuddin kuliah di LIPIA...juga Salemba..

Tidak seangkatan tapi sering jumpa...saya kos di Paseban dan lama di asrama masjid ARH...

Sampai FEUI pindah ke Depok saya masih kos setahun di Paseban...lalu pindah ke Kober...Depok sampai wisuda.

Rasanya kuliah baru kemarin...memang baru 16 tahun...setelah reformasi kami semua masuk politik...

Dulu daerah Senen- Salemba - Paseban - Matraman -utan kayu adalah daerah jajahan utama..hehe..

Bangun sebelum subuh waktu bujang mencari sahur nikmatnya luar biasa....masih terasa..

Kenikmatan bertambah saat Ramadhan datang...subhanallah...nikmatnya masa2 muda..

Saya masuk FEUI tahun 1992...@anismatta lulus LIPIA tahun itu..dan 1991 @A_Zainuddin lulus duluan..

Sementara @anismatta sudah sering menjadi narasumber kami di UI reguler sambil mengajar di program Extension..

Tahun 1997 setelah menikah dengan mahasiswa kedokteran FKUI saya menjadi tetangga @anismatta ..

Sebagai tetangga dan sama2 mengajar di program Extension kami mengambil S2 di MPKP UI..

MPKP adalah magister perencanaan dan kebijakan publik...program baru yang dipimpin Dr. Sri Mulyani.

Akhir 1997 gelombang demonstrasi datang...kuliah kami tinggal dan ikut merancang demonstrasi...

Saya pergi ke malang ikut Muktamar FSLDK yang kemudian deklarasikan KAMMI...@anismatta juga ceramah di situ.

KAMMI terbentuk dan saya semakin sibuk. Kuliah kami tinggal total. S2 kami batal...kami kuliah di jalanan...

Setelah Soeharto jatuh, @anismatta bersama teman2 mengkonsep pendirian partai politik...

Kami kemudian menjadi deklarator Partai Keadilan..(@anismatta No 2 dari kiri, sy paling kanan)


Ini Iseng2 nostalgia jelang subuh menemani sahur Anda...barakallah...


*sumber: https://twitter.com/Fahrihamzah