Ust. Salim Segaf Al-Jufri
Salim Segaf Aljufri akhirnya terpilih sebagai ketua Majelis Syura Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) masa khidmat 2015-2020. Salim bukan nama baru
di PKS. Cucu ulama besar asal Sulawesi, KH Said Idrus Al Jufri, ini
sudah bergelut di partai dakwah itu sejak era 1980-an ketika embrio
partai ini masih berbentuk gerakan tarbiyah di kampus-kampus.
Salim menjadi salah satu tokoh yang merumuskan pendirian Partai Keadilan
sebagai partai politik. Ketika partai itu dideklarasikan di Masjid Al
Azhar, Jakarta, 10 Agustus 1998, Salim menjadi ketua dewan syariah
pusat. Harapan baru sekitar satu juta kader PKS dibebankan ke pundak
doktor lulusan Universitas Madinah itu. Dengan kepemimpinan baru, mereka
menginginkan partai ini kembali menjadi partai bersih yang punya
imunitas terhadap korupsi.
Tertangkapnya Luthfi Hasan Ishaaq
pada 2013 oleh KPK, menghancurkan citra partai yang dikenal antikorupsi
itu. Belum lama ini, Gubernur Sumatra Utara Gatot Pujo Nugroho yang
diusung PKS pun menjadi tersangka kasus rasuah. Tak sedikit kader bahkan
pendiri berpindah haluan. Beberapa mendirikan Forum Kader Peduli (FKP)
sebagai respons kekecewaan terhadap para elite partai yang mulai genit
terhadap kekuasaan.
Sebagai evaluasi, Salim pun mengaku akan
berkonsolidasi internal dalam 100 hari awal kepemimpinannya. Kepada
Republika, Kamis (13/8), Salim pun mengungkapkan akan memperkuat
kaderisasi dan membawa partai lebih aktif untuk mewujudkan perdamaian di
Timur Tengah. Mantan menteri sosial ini pun mengaku akan mengembalikan
citra PKS sebagai partai bersih, peduli, dan profesional. Berikut
kutipan wawancaranya.
Bisa diceritakan kembali ketika pemilihan Anda sebagai ketua majelis syura?
Musyawarah
itu sebagai sarana demokrasi di kita luar biasa. Yang ingin
digarisbawahi adalah pergantian kepemimpinan mulai ketua majelis syura,
presiden partai, semua sangat smooth. Yang luar biasanya adalah tidak
terjadinya sesuatu yang terjadi seperti di partai-partai lain dan ormas
lain. Membuktikan kedewasaan kader-kader PKS dalam membangun dan meraih
masa depan partai untuk kejayaannya. Semua legawa dan merasa puas.
Waktu dipilih hanya ada tiga kandidat?
Dalam
tatib PKS, kalau terjadi sekian banyak calon, diupayakan musyawarah
mufakat. Kalau tak terjadi maka voting. Kenyataannya terjadi dan mampu
kita menyelesaikannya dengan musyawarah mufakat. Alhamdulillah karena
memang yang memiliki suara terbanyak Ustaz Hilmi (Hilmi Aminuddin),
Hidayat (Hidayat Nur Wahid), dan saya sendiri.
Hilmi Aminuddin suara terbanyak?
Calonnya
banyak. Masing-masing menyebutkan tiga nama untuk masuk dalam tiga
besar. Tapi, bukan voting. Diambil tiga nama dari seluruh nama yang ada
untuk masuk tiga besar. Mereka layak untuk maju sebagai ketua majelis
syura. Setelah itu, kita kumpul karena diputuskan Majelis Syura kita
bertiga ini musyawarah siapa ketua dan siapa wakilnya.
Penunjukan Shohibul Iman sebagai presiden partai?
Kita
mengusulkan untuk dibahas di majelis syura sendiri, untuk dibahas
seperti presiden partai, majelis pertimbangan pusat, dan dewan syariah
pusat. Kemudian, anggota-anggota yang lain sekjen dan bendahara.
Kalau aturan dan AD/ART, kita diusulkan untuk dibahas di majelis syura.
Dibahas, kemudian ditetapkan untuk disetujui. Pasti kita juga melihat
dari semua sisi. Pengalamannya bagaimana menjadi wakil ketua DPR.
Kemudian, banyak jabatan cukup sukses. Kemudian, juga mempertimbangkan
tampaknya dua kekuatan dari Timur Tengah. Saya sendiri kan mantan
pendidikan di Madinah University. Kalau Shohibul Iman itu dari Jepang
PhD-nya. Ini membuktikan kita ingin keberagaman dan tidak hanya dari
Timur Tengah.
Ada anggapan terpilihnya Anda dan Shohibul Iman untuk mengakomodasi faksi keadilan dan sejahtera?
Sebenarnya
yang membesar-besarkan kubu keadilan dan sejahtera dari luar, bukan
kita. Kita sendiri adalah Partai Keadilan dan Sejahtera. Bukan terus
kita membuat-buat kubu. Mungkin beberapa media membesar-besarkan.
Anda berjanji akan membawa PKS melaju di jalan tol?
Jadi,
wartawan itu menanyakan apakah akan langsung melaju, saya katakan
musyawarah kita di sini di pinggir jalan tol itu satu isyarat kita ingin
melaju. Tapi, melaju tanpa melanggar aturan. Mengapa? Karena, memang
kalau kita bisa berjalan dengan kecepatan 50 km atau 70 km, mengapa
harus santai-santai?
Permasalahan bangsa ini kan sangat
kompleks. Dengan jumlah penduduk yang signifikan, kita belum hadir untuk
memberi peran di dunia internasional. Salah satu tujuan berdirinya NKRI
untuk berkontribusi perdamaian dunia. Ini yang diinginkan pendiri
bangsa kita.
Jadi, PKS akan lebih aktif untuk politik luar negeri?
Masing-masing
sesuai porsi. Pasti PKS ingin untuk menyiapkan kader-kader ke depannya
bukan hanya nasional, melainkan juga internasional. Kita punya populasi
nomor empat terbesar di dunia. Di Timur Tengah, tidak semua masalah itu
diselesaikan dengan peperangan. Bisa diselesaikan tanpa pertumpahan
darah. Dan, kalau terjadi perang, pasti yang menjadi korban wanita dan
anak-anak.
Bagaimana dengan pembenahan kaderisasi?
Pada
dasarnya, PKS itu kan partai dakwah. Pastilah pemimpin-pemimpin PKS
sebelumnya memiliki untuk memunculkan sekian banyak success story.
Sekarang bukan meninggalkan semua itu, terus membuat sesuatu yang baru.
Kita melanjutkan pemimpin-pemimpin PKS sebelumnya. Kita memberi
keterikatan yang kuat PKS dan dakwah sendiri.
Politik
perhatian serius. Kaderisasi tak kalah penting. Yang pasti, tanggung
jawab kita semakin berat. Tanpa ada sumber daya manusia yang mumpuni,
kita tidak mampu memberikan terbaik dari bangsa ini. Kita tidak ingin
pemimpin-pemimpin muncul. Dakwah sebagai panglimanya. Bukan politik.
Mengapa karena tanpa kekuatan dan fondasi yang bagus, muncullah
politikus-politikus yang hanya merugikan masyarakat?
Maksudnya PKS akan menutup peluang nonkader untuk menjadi wakil rakyat?
Jadi,
pada dasarnya, kalau seseorang mendirikan partai, harus mendirikan
kader. Kalau tidak, yang muncul adalah partai jalanan. Parpol itu harus
memberi persiapan sistem kaderisasi yang bagus. Kita menginginkan semua
parpol menyiapkan kader-kader mampu untuk memimpin negeri ini.
Fenomena perpindahan kader ke manhaj lain?
Kita tidak bisa menafikan ada simpatisan atau kader yang merasa tidak
nyaman. Pemberitaan media itu luar biasa yang terjadi terhadap
kader-kader PKS yang mendapat ujian. Kita juga tak ingin mengatakan kita
adalah kumpulan malaikat. Karena, jabatan itu ujian berat legislatif
dan eksekutif. Sehingga, kalau terjadi mengundurkan diri dan seterusnya,
sudah kita buat. Kemungkinan yang terjadi, kader berpindah, saya tak
mengatakan. Ke depan, kita ingin meyakinkan bahwa kita tetap dalam visi
misi kita tidak akan berubah jadi bersih, peduli, dan profesional.
Fokus Anda 100 hari pertama bekerja?
Ada
yang pindah ke sana-sini, mungkin 100 hari mereka itu rujuk semuanya.
Yang kita inginkan, jumlah kader makin hari semakin bertambah. Terakhir,
sekitar satu juta. Tapi, bahwa saya yakin dari ke hari jumlahnya
bertambah terus, tidak berkurang. Saya yakin ke depan pun jumlah kursi
yang didapatkan bertambah.
Persiapan munas bagaimana?
Kita
sekarang mempersiapkan renstra untuk munas. Rencana strategis itu
merupakan titik awal kita. Munas sebulan ke depan. Kita putuskan renstra
berikutnya mukernas. Setelah itu action. Tidak menunggu kalau dalam
pemberitaan 100 hari insya Allah kita melakukan munas. Mudah-mudahan
September, awal pertengahan atau akhir. Jadi, saat pilkada, tidak akan
terganggu karena banyak kader PKS yang juga mencalonkan diri.
Bagaimana mencegah terulangnya kasus LHI?
Sikap
PKS jelas kalau seseorang itu tersangka atau inkracht itu harus mundur.
LHI tidak menunggu sampai inkracht, tapi mundur. Itu bukti kader PKS
siap maju dan siap mundur. Tapi, sebagai catatan, sangat tidak fair
kalau ada yang tersangka, yang dihukum semuanya PKS. Kita lihat
partai-partai lain itu juga banyak.
Saya bukannya hendak
membela diri, tapi kita harus objektif. Namun, saya paham karena
masyarakat karena cintanya kepada PKS diharap tidak ada yang salah. Itu
sesuatu yang luar biasa.
Sebagai manusia yang perlu untuk
didoakan semoga berhasil dalam membawa partai ini seperti yang
diinginkan dan diidamkan. Saya sebagai MS (majelis syura), presiden, dan
seluruh pimpinan yang memang diberikan amanah dalam berkhidmat pada
2015-2020. Simpatisan, kader saya selalu menantikan doanya.
Bagaimana Anda memandang KPK?
Kita lihat luar biasa dan banyak prestasi yang menjadi kebanggaan kita
semua. Cuma perlu dari waktu ke waktu disiapkan. Jangan sampai tersangka
di praperadilan kalah juga. Ini kan khawatir. Kepercayaan terhadap
lembaga-lembaga ini jadi menurun. Bukan hanya KPK, melainkan juga
kepolisian kejaksaan. Integritas itu dijaga dan dipertahankan.
Ada petinggi PKS yang ingin membubarkan KPK?
Saya yakin itu perlu diluruskan. Apa itu sikap PKS. Tidak pernah kita
mengatakan hal yang demikian. Tidak ada KPK harus dihilangkan atau
bahkan dari kader pun tidak yakin juga. Mungkin terjadi pelintiran di
media atau salah dalam memahami dan seterusnya. Saya tidak yakin ada
kader yang mengungkapkan seperti itu. Bersih, peduli, profesional.
Pesan Anda untuk kader dan simpatisan?
Pesan saya sederhana bahwa kemenangan itu tidak mungkin diraih kecuali
kita memperkokoh saf kita sendiri sebagai kader PKS. Barisan harus
diperkuat. Kalau tanpa itu, sulit kita ke depan untuk berbuat.
Kita inginkan partai ini miliki seluruh kader dan milik bangsa ini.
Milik simpatisan milik semuanya. Kita tidak ingin ada yang melihat bahwa
ini dimiliki kita sendiri.
Buktinya, ketika kita mendapatkan
pos ke pemerintahan, kita adalah milik bangsa. Kalau sudah mendapatkan
pos, bukan milik partai. Sekian banyak kelompok dan suku di negara ini.
Sehingga, harus berlaku adil. Karena itu, harus bekerja dengan ikhlas,
ithghan, ketaatan kepada Allah, dan rasulnya harus selalu dijaga. Dengan
ini, kita akan melihat keajaiban dalam langkah-langkah kita.
Dua tiga tahun sampai dua tiga kali lipat. Fondasi itu kita lakukan.
Sejarah itu sudah membuktikan. Banyak cerita ketika umat lebih
mendekatkan dengan Allah begitu mudah. Allah akan memberkati dan
melipatgandakan yang kita lakukan. n
ed: andri saubani
Sumber :
http://www.republika.co.id