SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Friday 6 June 2014

Disinyalir Dana PU Digunakan Jadi Kampanye Jokowi


JAKARTA - Desakan agar dilakukan audit atas penggelontoran dana di Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disampaikan banyak kalangan.

Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) misalnya mendorong dilakukan audit sehingga membuat terang apakah dana Rp 180 miliar yang dialirkan Kepala Dinas PU DKI, Manggas Rudi Siahaan ke puluhan rekening terkait pencapresan Jokowi atau tidak.

"Harus diaudit. Kita justru khawatir dana itu digunakan untuk dana Pilpres Jokowi," ujar Ketua Fitra Ucok Sky Khadafi kepada Rakyat Merdeka Online (Grup JPNN.com),  Kamis (5/6).

Uchok sangat menyayangkan sikap Jokowi yang lamban menangani surat perintah pembukaan rekening oleh Rudi kepada 44 kepala seksi sudin PU di seluruh wilayah DKI. Padahal, sebelum resmi terpilih sebagai capres, Jokowi masih memiliki waktu untuk menyelidiki apakah pembukaan rekening tersebut sebagai modus korupsi atau bukan.

Uchok menduga Jokowi enggan mendalami kasus tersebut karena Rudi sebagai anak emasnya. Sebelum timbul permasalahan lebih lanjut, Uchok berharap Rudi segera diadili.

"Tampaknya seperti itu sih. Sampai sekarang masalah itu belum dibereskan. Mestinya orang seperti itu (Rudi) dipecat. Harus tegas," katanya.

Dia meminta inspektorat dan BPKP tidak diam. Inspektoral mesti melakukan penyelidikan dan BPKP melakukan audit.

"Kami juga akan mendalami kasusnya," pungkas Uchok. (rmo/jpnn)

*sumber: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=238678

IRC Prediksi Prabowo-Hatta Pemenang di Pilpres 2014


JAKARTA - Dukungan Partai Demokrat kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dinilai menambah energi bagi pasangan nomor urut satu itu. Hal demikian menurut Kepala Riset Indonesia Research Centre (IRC), Yunita Mandolang.

Maka dari itu, dia meyakini bahwa pasangan Prabowo-Hatta mampu mengungguli pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2014 nanti.

Hal itu terkait dengan bergabungnya para tokoh-tokoh penting Partai Demokrat terhadap Prabowo-Hatta.

"Karena sudah mengantongi suara parpol sebesar 59,12 persen, dari sebelumnya sebesar 48,93 persen. Poros Jokowi-JK tetap sebesar 40,88 persen," ujar Yunita dalam keterangan resminya, di Jakarta, Kamis (5/6/2014).

Lebih lanjut Yunita menjelaskan, dengan menghitung elektabilitas para capres pada masing-masing partai koalisi yang masuk kedalam kubu Prabowo-Hatta, maka didapatkan hasil bahwa Prabowo-Hatta unggul dengan 47,9 persen dan Jokowi-JK sebesar 42,7 persen.

Prediksi perhitungan tersebut, sambung dia, diperoleh dengan menggabungkan elektabilitas para capres yang diusung oleh masing-masing partai dalam koalisi, bukan terhadap perolehan suara parpol.

"Misalnya, elektabilitas dalam kategori Koalisi Gerindra menggabungkan elektabilitas Mahfud MD, Gita Wirjawan, dan capres-capres lainnya yang pernah diusung oleh parpol. Demikian juga dengan kategori Koalisi PDIP yang menggabungkan elektablitas Surya Paloh dan capres-capres dari anggota partai koalisi," terangnya.

Dirinya menuturkan, Perolehan suara Prabowo-Hatta sendiri sebelum koalisi terbentuk terpaut lebih dari 10 persen dibanding Jokowi. Karena, dukungan pada Jokowi sudah jauh-jauh hari mencapai angka maksimal berkat popularitasnya yang merambah ke lintas partai dan akan sulit meningkat lagi.

"Hal ini hampir menjadikan sumbangan dukungan dari partai-partai koalisi PDIP tak begitu berarti. Sebaliknya bagi Prabowo-Hatta, tren dukungan meningkat apalagi setelah Demokrat bergabung," ucapnya.

Yunita menambahkan, perolehan dua digit, Partai Demokrat itu menunjukan kuatnya kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dan figur SBY bisa memperkuat keterpilihan Prabowo-Hatta.

"Kharisma SBY menjadi modal mengikat separuh konstituen untuk tetap loyal," katanya.

Sekadar informasi, Metode Survey IRC tersebut dilakukan dengan mewawancara 4108 pemilih di 2100 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh Indonesia, dengan distribusi 50 persen laki-laki, 50 persen perempuan.

Kemudian 50 persen berumur dibawah 35 tahun dan 50 persen di atas 36 tahun, pada 9 April 2014. Responden dalam survei ini dipilih secara acak sistematis.

*sumber: http://pemilu.sindonews.com/read/2014/06/05/113/870663/irc-prediksi-prabowo-hatta-pemenang-di-pilpres-2014

"Strategi Ken Arok, Babinsa Sebagai Umpannya" by @ragilnugroho1


Oleh Ragil Nugroho

***

Operasi senyap dengan umpan Babinsa. Ini strategi Ken Arok yang jitu n halus.
   
Operasi Ken Arok garis keras biasanya lewat bakar bakaran, adu domba antar suku n agama. Yang relatif halus lewat umpan Babinsa ini.
    
Setelah operasi garis keras Ken Arok di jogja n jakarta, gak begitu berhasil, operasi model Babinsa dipakai.
    
Tentu yang tertuduh kubu Prabowo krn Babinsa mengarahkan u memilih Prabowo. Tp apakah pelakunya kubu Bowo?
    
Disinilah perang intelejen dimulai. Setelah Pak Beye marah2 krn ada perwira aktif mendukung satu kubu, maka operasi Babinsa dilakukan
    
Tujuannya u mementahkan tuduhan Pak Beye yg mengarah ke kubu Jokowi. Maka Babinsa digerakkan u seolah2 mendukung Prabowo.
    
KASAD yg #kabarburung nya mau dijadikan panglima kena hantam krn Babinsa berada dlm koordinasinya. Sehingga "tertangkap" KASAD yg tak netral
    
Sekarang yg berhadap2an bukan intelejen kubu Bowo n Joko saja, Pak Beye juga dipancing karena dialah Pangti. Para Jendral aktifpun diadu
    
Tapi gak usah serius2, walaupun operasi Ken Arok dg bidak Babinsa ini sedang digoreng Kompas, tp masih bisa diatasi
    
Semua ini seperti kita main di papan catur, mana yang diumpankan untuk mejebak lawan, mana yg disimpan dulu.
    
Tentu tujuannya untuk memenangkan pertarungan. Agar raja lawan skak mat. Tak berkutik
    
Kebetulan intelejen di kubu Bowo rata2 kelas 2, kelas 1 di kubu Joko. Sehingga dlm permainan di papan catur agak keteteran.
    
Nanti endingnya kalau kalah: Pemilu gak adil, tentara gak netral, babinsa bermain, dsb. Klu menang ya diem saja
    
Ini kan tandanya sederhana: orang bawa HT, ngaku babinsa, kemudian suruh milih capres A. Siapa saja bisa dipacak I seperti itu
    
Operasinya paling baru tak lebih dari 20 rumah, bisa langsung jadi isu nasional: Babinsa mengarahkan memilih capres A
    
Operasi darat dan udara (media -ed) berjalan bersamaan sehingga diharapkan menimbulkan gelombang yg besar
    
Tradisi Jawa juga mengenal kisah tentang Joko #Tinggkir, anak Kebo Kenongo.
    
Joko #Tinggkir masih trah Majapahit, ia ingin masuk ke Kerajaan Demak. Sebagai orang yang tak dikenal, maka dia harus menyusun siasat
    
Dia bersama pengikutnya membuat siasat: seekor Banteng disumpal dengan tanah merah yg telah diberi mantra. #Tinggkir
    
Banteng itu kemudian mengamuk n dilepas di alun alun Kota Demak. Seisi alun2 diporak porandakan oleh si Banteng #Tinggkir
    
Prajurit sampai Perwira sudah dikerahkan u menangkap Banteng yang ngamuk hidup atau mati. Tak ada yang berhasil #Tinggkir
    
Seisi kota Demak pun heboh. Para perempuan lari tunggang langgang sampai membuang anak di gendonganx, laki2 lari sampai lupa memakai sarung
    
Akhirnya diadakan sayembara: barang siapa mampu menjinakkan si Banteng, klu laki2 akan diangkat menantu, klu perempuan jd saudara Sultan
    
Gegedug, para jawara, pendekaraa, dr seluruh Demak mengikuti sayembara itu. Tak ada yg bisa mengalahkan si Banteng #Tinggkir
    
Sampai akhirnya Joko #Tinggkir, sebagaimana polisi India, muncul paling akhir. Ia yg tau kelemahan si Banteng beraksi
    
Terlebih dahulu Joko #Tinggkir melepas tanah merah yg ada di telinga Banteng gila itu. Setelah di lepas, Banteng jd loyo
    
Dengan sekali pukul, Joko #Tinggkir bisa memecahkan kepala si Banteng.Joko memenangkan sayembara n menikah dg putri Sultan
    
Singkat kisah, dengan jasa Banteng, Joko #Tinggkir akhirnya menjadi Sultan Pajang
    
Taktik Joko #Tinggkir yang menciptkan kekacaun lewat Banteng tadi, sering dipakai dlm dunia intelejen
    
Setelah kekacaun meluas, maka dipadamkan sendiri n si pemadam akan mendapatkan nama baik #Tinggkir
    
Taktik ala Joko #Tinggkir akan banyak kita dapatkan dalam Pilpres nantinya. Operasi senyap ala Jawa u menggapai kekuasaan
    
Umpan Joko #Tinggkir tak harus Banteng, bisa jg posko yg terbakar, adu domba, operasi Babinsa, dsb. Tujuannya menciptakan kegaduhan
    
Tinggal umpan mana yang bisa heboh kemudian digoreng untuk mencapai tujuan. #Tinggkir
    
Operasi senyap ala Joko #Tinggkir masih efektif digunakan hingga saat ini, apalagi dalam suasana Pilpres satu putaran.


*sumber: https://twitter.com/ragilnugroho1
(http://chirpstory.com/li/211158)
*pkspiyungan

Kubu Prabowo-Hatta Ingin Hanya Debat Capres Tanpa Cawapres


Jakarta - Debat kandidat Pilpres 2014 dilakukan sebanyak 5 kali. Terdiri dari 3 kali untuk capres dan 2 kali untuk cawapres.

Namun, Ketua Koalisi Merah Putih pendukung capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Bara Hasibuan meminta debat kandidat yang dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dilakukan untuk capres saja.

"Kami mendorong format debat pada pemilihan presiden ini menjadi bagi hanya calon presiden tanpa melibatkan calon wakil presiden," kata Bara kepada Liputan6.com di Serang, Banten, Kamis (5/6/2014).

Bara beralasan, dengan debat diperuntukkan bagi para capres saja, maka rakyat dapat menilai lebih objektif kualitas calon pemimimpinnya yang akan di pilih 9 Juli mendatang. Menurutnya, posisi cawapres hanya sebagai pembantu capres jika terpilih kelak.

"Dengan begitu, rakyat dapat menilai secara langsung pemahaman masing-masing capres atas visi atau program yang mereka tawarkan. Hal itu juga memberikan kesempatan bagi rakyat untuk menilai kualitas dan kemampuan dari masing-masih capres," ujarnya.

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu menuturkan, penting bagi rakyat menilai capresnya karena presiden adalah pemegang penuh dalam pengambil keputusan bernegara dalam kebijakan tertentu.

"Penting bagi rakyat untuk memberi penilaian langsung bagi calon presiden, karena ini adalah pemilihan presiden dan dalam sistim politik kita sekarang ini presiden adlah pemimpin utama pemerintahan dan negara," tuturnya.

Bara menilai, debat untuk cawapres juga sama pentingnya untuk masyarakat bisa menilai kemampuan calon pendamping pucuk pimpinan di negeri ini. Namun menurutnya, hal itu dilakukan tak lebih dari sekali karena sudah akan bisa dinilai.

"Untuk menilai kualitas calon wapres, debat antar calon wakil presiden dilakukan sekali saja," tandas Bara.

*http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2059163/kubu-prabowo-hatta-ingin-hanya-debat-capres-tanpa-cawapres#sthash.rowfEhX4.dpuf

Prabowo-Hatta Akan Beri Hak Berjilbab Polwan


JAKARTA -- Negara tidak boleh menghalangi hak polisi wanita (polwan) untuk berjilbab. Setiap muslimah punya hak untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya tak terkecuali bagi seorang polisi.

Hal itu dikemukakan Anggota Dewan Pakar Timses Prabowo-Hatta Hidayat Nur Wahid. Ia mengatakan jika capres-cawapres yang diusung Koalisi Merah Putih itu terpilih, dia yakin hak itu akan diberikan kepada polwan. 

Sebab, negara harus menjamin kebebasan warganya dalam menjalankan keyakinan masing-masing sesuai agama yang dipeluk.

"(Berjilbab) Itu hak asasi. Polwan harus diberikan haknya untuk menjalankan keyakinan mereka," kata dia kepada Republika, Kamis (5/6).

Menurutnya, hak berjilbab juga harus diterapkan di semua instansi pemerintahan. Baik TNI, Polri, PNS atau yang lain. Sebab, kata dia, berjilbab tidak akan pernah mengganggu profesionalitas perempuan dalam bekerja.

Justru mereka akan merasa semakin nyaman dan tenang saat menjalani pekerjaan karena telah memenuhi kewajibannya. 

"Jadi tidak hanya untuk polisi. Kita akan terus mendorongnya karena itu bagian dari hak asasi," ujarnya. (ROL/pkspiyungan)

Mahfud MD: Jokowi Baik, Tapi Prabowo Terbaik


PROBOLINGGO - Ketua Tim Pemenangan Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Mahfud MD, mengawali kampanye nasional untuk pasangan tersebut di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (5/6/2014).

Mahfud melakukan kampanye dialogis di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Dimas Kanjeng Taat Pribadi menghadirkan sekitar 5.000 santrinya.

Mahfud tak sendirian ke padepokan tersebut. Dia ditemani Marwah Daud Ibrahim, sejumlah pengurus partai koalisi, dan rombongan. Sedikitnya, Mahfud dua kali membaca shalawat yang diikuti ribuan santri padepokan yang hadir saat berorasi.

Sebelum Mahfud berorasi, santri juga mendeklarasikan dukungannya kepada capres Prabowo. Dalam deklarasi itu, tampak hadir puluhan kiai dan ulama, yang mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam orasinya, Mahfud mengajak masyarakat agar jangan mau dibohongi dalam memilih pemimpin. Capres yang dipilih harus sesuai dengan logika yang benar.

"Salah satu alasan kita mendukung Pak Prabowo, karena Prabowo tidak mau didikte asing. Prabowo bukan anti-asing, karena Indonesia termasuk bagian dari negara di dunia. Tapi, jika asing mendiktenya, mencuri dan merampas kekayaan negara, maka Prabowo tidak takut menghadapi pihak asing," tandasnya.

Mahfud mengatakan, capres Jokowi juga baik. Tapi menurutnya, hanya Prabowo yang merupakan capres terbaik. Karenanya, capres terbaiklah yang harus dipilih.

"Prabowo juga akan memperhatikan kaum muslimin, terutama warga NU. Jangan khawatir bila Prabowo yang menjadi pemimpin lima tahun ke depan," tambahnya.

Mahfud juga optimis, pihaknya akan meraup 64 persen di Jatim. Di samping karena basis NU, dukungan kepada Prabowo juga datang dari ulama dan pesantren, seperti Ponpes Sidogiri, Ponpes Zainul Hasan Genggong, dan sejumlah daerah di tapal kuda, dan matraman.

Ditanya kenapa melawan PKB karena dirinya sempat akan dicapreskan PKB, Mahfud menjawab, "Saya bukan melawan PKB, saya melawan Jokowi-JK. Saya kan tim sukses Prabowo-Hatta."

Sementara itu, dalam orasinya, Marwah Daud Ibrahim menghidupkan suasana saat dia meyanyikan lagu Garuda di Dadaku tapi mengalami perubahan lirik.

"Garuda di dadaku. Prabowo presidenku, ku yakin nomor satu pasti menaaaaang," teriak Marwah. (KOMPAS/pkspiyungan)