SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Friday 16 May 2014

Kementan Gandeng TNI AD Perluas Lahan Kedelai


Kementerian Pertanian (Kementan) akan memperluas areal tanam kedelai seluas 340.000 ha pada 2014. Untuk merealisasikan rencana ini, Kementan menggandeng TNI AD.
"Kerja sama Kementan dengan TNI AD ini merupakan salah satu upaya untuk peningkatan produksi dan produktivitas target swasembada kedelai," kata Menteri Pertanian Suswono.
Hal itu ia sampaikan dalam acara yang dihadiri Panglima TNI Jenderal (TNI) Moeldoko, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Gatot Irianto serta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan, Kamis (15/5).
Menurut Suswono, kegiatan tersebut akan dilakukan di 15 provinsi dan 115 kabupaten. Saat ini kebutuhan kedelai nasional mencapai 1,9 juta ton biji kering. Namun kemampuan produksi baru mencapai 807.568 ton atau 42,50 persen dari kebutuhan pada 2013.
"Target pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan komoditas kedelai," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Suswono, diperlukan berbagai upaya untuk memenuhi target tersebut. Strategi yang dilakukan Kementan yakni peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, optimasi pengelolaan lahan dan penyempurnaan manajamen.
"Terkait kerja sama perluasan areal tanam diharapkan TNI AD dapat melakukan pengawalan dan pendampingan bersama petugas teknis pertanian di lapangan hingga tanaman kedelai berhasil dengan baik," ungkapnya.
Sementara itu, untuk mendukung perluasan areal tanaman kedelai tersebut, Provinsi Jawa Barat siap berkontribusi seluas 78.100 ha. Perluasan dilakukan khususnya di empat kabupaten di wilayah pantura seluas 22.400 ha meliputi Indramayu, Cirebon, Subang dan Karawang.
"Dengan kontribusi luasan areal tersebut diharapkan Jawa Barat mampu menyumbang produksi kedelai sebanyak 146,8 ribu ton biji kering," imbuhnya.
Menurut Suswono, kerja sama Kementan dengan TNI AD selama ini tidak terbatas pada perluasan areal tanaman kedelai. Namun yang telah dikembangkan yakni pencetakan sawah baru, optimasi lahan, perbaikan dan pengembangan sarana irigasi.
"Kerja sama Kementan dengan TNI sangat produktif sehingga perlu terus ditingkatkan di masa mendatang baik jenis kegiatan maupun luas arealnya," tandasnya.
Selain itu, pihaknya mengharapkan Panglima TNI dapat memperluas kerja sama tak hanya dengan TNI-AD namun juga ke semua jajaran TNI. Terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan.

[cza/http://pks.or.id/]

Netty Heryawan: Kasus Pedofil Harus Dicarikan Solusi Bukan Mengutuk

pkssiak.org Isteri Gubernur Jawa Barat (Jabar) Netty Heryawan menilai dari berbagai kasus kejahatan seksual terhadap anak (Pedofil) yang sedang marak belakangan ini sebaiknya dicarikan solusi, bukan malah mengutuknya.

"Ini adalah puncak permasalahan yang tidak hanya terjadi di Provinsi Jawa Barat saja," ujar Netty saat menjadi pembicara pada Sosialisasi Gerakan 20 Menit Orang Tua Mendampingi Anak di Balai Asri Pusdai, Bandung, Jum'at (16/5).

Menurut Netty, memang yang kedengaran adalah Sukabumi, Jawa Barat adalah daerah darurat pedofil. 

"Tentu hal ini harus kita definisikan ulang. Oleh sebab itulah pada harkitnas yang akan datang kita laksanakan gerakan 20 menit mendampingi anak," jelas Netty.

Netty mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Kominfo, Indonesia menjadi surga pornografi ke-3 di dunia.

"Hal ini disebabkan penyalahgunaan teknologi salah satunya melalui gadget yang tidak terkontrol karena mereka bisa mengakses pornografi bahkan tidak sengaja mengakses dari sana," paparnya.

Lebih lanjut Netty menjelaskan bahwa orang yang menjadi predator seksual ini adalah orang yang tidak mendapat kasih sayang bapaknya.

"Tanggungjawab pengasuhan bukan hanya milik ibunya, tapi juga bapaknya. Oleh karena itu kita harus bersinergi," katanya.

Netty juga menjelaskan rata-rata 75 persen pelaku kejahatan dalam berbagai bidang seperti narkoba, kekerasan, pencurian dan seterusnya adalah yang tidak pernah mendapat kasih sayang ayahnya.

"Seorang anak hamil karena berpacaran dengan tukang es, hanya karena ia menginginkan es-nya, apakah kita bisa meminta pertanggungjawaban tukang es ke pak polisi atau ke kepala sekolah karena kita sudah bayar mahal ke sekolah?". Tidak, yang harus ditanya adalah orang tuanya," tegas Netty.

dari berbagai kasus, hal ini menggambarkan tidak semua pasangan suami istri siap menjadi orang tua.

"Orang tua yang harusnya menjalankan peran dan fungsi orang tua, ketika dia tidak mampu, maka dia mengalihkan fungsi ke pembantu, neneknya, dan lain-lain," katanya.

Oleh karena itu, Pemprov Jabar membuat fungsi pengasuhan yang baik berbasis masyarakat dengan melakukan pemeringkatan peran pengasuhan yakni orang tua, lembaga masyarakat, organisasi pemuda, pendidik, tokoh agama dan media.

"Pemprov Jabar juga sudah membuat solusi-solusi teknis penanggulangan penyuluhan pada posyandu, buletin Jum'at dan media-media lainnya," katanya.

Gerakan ini akan dimulai pada 20 Mei 2014 yang akan datang atau bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dan ditutup pada 22 Desember pada peringatan Hari Ibu.

"Pada 20 Mei semua unit pelaksana pemerintah, dari RT, RW sampai gubernur akan membunyikan sirine, kentongan dan lain-lain sebagai tanda dimulainya gerakan ini," pungkasnya.[aa/dm/pksnongsa.org/
pkssiak.org]

PKS Yakin Duet Prabowo-Hatta Sulit Diterima Massa NU


Jakarta - Ketum PAN Hatta Rajasa menjadi calon kuat cawapres pendamping Prabowo Subianto. Namun, PKS, mitra koalisi Gerindra, tak setuju Hatta dipilih jadi cawapres Prabowo.

Ketidaksetujuan PKS disebabkan Hatta Radjasa adalah Ketum PAN, partai yang berbasis warga Muhammadiyah. Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan tujuan adanya koalisi adalah merancang strategi kemenangan di Pemilu Presiden. Dia pun mengingatkan kalau PDIP serta Joko Widodo sudah mendapatkan suara NU.

"Mitra koalisi ini kan untuk menang ya. Kita akan menyampaikan bahwa Pak Hatta adalah suara Muhammadiyah juga harus diingatkan kalau NU di Pak Jokowi saja sudah ada, yaitu PKB di sana. Tentu karenanya memaksimalkan persoalan besar. Makanya musyawarah ini penting agar bisa diterima NU dan juga Muhammadiyah," ujar Hidayat saat dihubungi detik.com, Jumat (16/5).

Hidayat yang juga Anggota Majelis Syuro PKS ini menambahkan Prabowo Subianto perlu sosok cawapres yang mendapat kepercayaan Indonesia dari lintas ormas, budaya, dan agama. Penetapan nama cawapres menurutnya mesti ditetapkan lagi dalam musyawarah rapat antar mitra koalisi.

"Ini kan penting yang akhirnya nanti menghadirkan kepercayaan publik yang kuat tentunya. Untuk publik kemudian realisasi program pemerintah ke depan," sebutnya.

Hidayat juga menegaskan dalam waktu dekat, rapat antar mitra koalisi yakni Gerindra, PAN, PPP, dan PKS bakal dilakukan. Sementara, dukungan PKS untuk pencalonan Prabowo sebagai Presiden bakal dilakukan dalam satu atau dua hari ini.

"Paling lambat Minggu kami deklarasikan dukungan ke Pak Prabowo sebagai Presiden," ujarnya.

Adapun sejauh ini PKS sudah mengusung tiga kandidat nama sebagai cawapres untuk Prabowo Subianto yaitu Hidayat Nurwahid, Presiden PKS Anis Matta, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Sementara, isu Hatta Rajasa sebagai bakal cawapres Prabowo di Pilpres nanti makin menguat setelah Ketua Umum PAN itu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menko Perekonomian. (hat/trq/detik)

Fahri Hamzah Nilai Keliru Pihak yang Berkoalisi Tanpa Syarat


Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menilai keliru pihak yang melakukan koalisi tanpa syarat dengan mengistilahkan kerjasama atau kerjasama politik. Padahal, Undang-Undang nomor 42/2008 Tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden jelas menyebutkan adanya koalisi bersyarat bukan tanpa syarat. "Saya melihat secara jelas kekeliruan konsepsi di pihak Koalisi Tanpa Syarat. Salah dari awal," ujar Fahri pada akun Twitternya @Fahrihamzah, Kamis (15/5) malam. "Saya heran kok tidak ada yang melihatnya keliru," imbuhnya. Sebagai rujukan lanjut Fahri, adalah Undang-Undang nomor 42/2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dalam hal ini Fahri menyoroti pasal 11 ayat 1 yang menyebutkan: Kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) terdiri atas: (a) kesepakatan antar-Partai Politik; (b) kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan Pasangan Calon. Sementara pada pasal 11 ayat 2 menyebutkan: Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara tertulis dengan bermeterai cukup yang ditandatangani oleh pimpinan Partai Politik atau para pimpinan Gabungan Partai Politik dan Pasangan Calon. "Pasal sebelumnya (pasal 10-red) menyebutkan koalisi harus bersyarat," terang Fahri. 
Selain itu, lanjut pria yang meraih suara terbanyak pada Pemilu 9 April 2014 lalu diantara calon anggota DPR dari PKS lainnya ini menjelaskan bahwa dua alinea pada bagian PENJELASAN mengatur soal "loyalitas" dan "koalisi". "Sementara itu, istilah "kerjasama" atau "kerjasama politik" tidak ada," tegasnya. Namun menurut Fahri, PDIP dan kawan-kawan tidak mau memakai istilah "koalisi" padahal istilah itu ada dalam Undang-Undang Pilpres/Wapres tersebut. Baca juga, Fahri Hamzah Peraih Suara Terbanyak untuk PKS "Mereka menggunakan kata "kerjasama politik" padahal istilah itu tidak ada dalam Undang-Undang Pilpres/Wapres," katanya. "Inilah masalah utama mereka, mereka menyangka kata "koalisi" telah cemar dan mereka cari yang lain," imbuh Fahri. Padahal itu semua eufimisme, kata kasarnya adalah tipu daya dan kata halusnya adalah pencitraan. "Kalau kalian mulai memproduksi eufimisme maka aku mulai sadar bahwa ini semua tipu daya. Sesungguhnya masih banyak kekeliruan. Sembari menunggu perubahan. Mari pantau keadaan," pungkasnya.[dm/pksnongsa.org/pksciktim]

Politisi dan Kader PDIP Puji PKS yang "Adem Ayem"


Pemilu legislatif telah usai. Sejumlah nama caleg telah ditetapkan oleh KPUD Kabupaten Bekasi sebagai penghuni 50 kursi dewan yang tersedia. Namun sejumlah masalah bermunculan, dengan maraknya aksi gugat-menggugat. Hal ini tidak hanya terjadi antar partai peserta pemilu, tetapi juga antar caleg di satu partai.

"Kalo di PKS kayaknya adem-ayem aja," ucap politisi PDIP Kabupaten Bekasi pada suatu ketika sambil mengacungkan jempolnya.

Memang Tersiar kabar, bahwa di internal PDIP Kabupaten Bekasi terjadi konflik elektoral terkait perolehan suara untuk DPR-RI antara kubu Tono Bahtiar dan Daniel Lumban Tobing. Dan sebagaimana diketahui, kubu pendukung Tono Bahtiar sempat menggelar demonstrasi di depan kantor KPUD Kabupaten Bekasi saat pleno rekapitulasi suara digelar.

"Pemilu boleh usai, tapi di partai kami (PDIP), ini belum selesai. Bahkan bisa jadi berdarah-darah!" ungkap seorang pengurus PDIP Kabupaten Bekasi saat berbincang disela-sela acara rapat pleno rekapitulasi suara di aula KPUD Kabupaten Bekasi (20/04) lalu.

Selain itu, di tubuh PDIP Kabupaten Bekasi masih mencuat juga infomasi seputar perseteruan antara Tata Saputra dengan Tarsono didaerah pemilihan dua kabupaten Bekasi. Dimana kubu Tarsono mensinyalir adanya pengelembungan perolehan suara Tata Saputra dibeberapa TPS didesa Gandamekar dan Cibuntu yang merupakan basis konstituennya.

Dihubungi ditempat terpisah, Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi, H. Muhammad Nuh, mengungkapkan bahwa diinternal PKS relatif tanpa konflik terkait penetapan kursi. Kalaupun ada riak-riak kecil, itu merupakan dinamika demokrasi dan lebih disebabkan karena luapan emosi dan suasana kebatinan saja.

"Keduanya sudah selesai,"ujar Muhammad Nuh singkat saat disinggung soal adanya sedikit masalah internal di daerah pemilihan satu dan empat.[hs/rsd/pksciktim.org/pksnongsa.org] 

"Jangan Klaim Kerja Kader Kunci Perolehan Suara PKS"


PKS Nongsa - Ketua Bidang Kaderisasi DPP PKS Musyafa Ahmad Rahim, Lc., MA. mengingatkan semua kader untuk bersyukur menyikapi perolehan suara PKS dalam pemilu kali ini. Setiap perkataannya adalah pancaran keimanan, sehingga apabila suatu proyek besar telah selesai dilaksanakan, ia tidak mengatakan inilah hasil kerja saya, namun mengatakan keberhasilan ini adalah atas Rahmat Allah Swt.

Dalam acara tausiah bersama kader PKS Demak, Semarang dan Kendal di Balaikota Semarang Kamis (15/5) Ustadz begitu pria ini biasa disapa menyampaikan, seorang kader harus memiliki prinsip bahwa hasil kerja dakwah bukanlah semata-mata karena kerja kerasnya, namun, hasil kerja dakwah merupakan Rahmat dari Allah Swt. 

Sehingga tidak boleh masing-masing individu membanggakan dirinya karena kerja kerasnya. "Seorang kader dakwah tentu tidak akan mengatakan ini kerja saya, saya telah mendapat suara sekian dan lain sebagainya, sesunguhnya kontribusi kerja kader dalam pemenangan pemilu adalah sedikit, namun yang besar adalah Rahmat Allah," jelasnya.

Ustadz Musyafa mengajak para hadirin untuk mencontoh beberapa kisah dari para Nabi tentang sikap mereka setelah menyelesaikan proyek besar. 

"Nabi Zulqornain setelah menyelesaikan proyek besar pembangunan tembok yang tinggi dan kokoh untuk melindungi kaumnya dari gangguan Ya'juj dan Ma'juj, apa yang di katakan oleh Zulqornain?. Ia mengatakan, ini adalah berkat rahmat Allah, bukan mengatakan ini kerja saya, padahal Zulqornainlah yang memiliki kontribusi besar dalam pembangunan itu, namun Zulqornain tidak membanggakan dirinya," paparnya.

Ustadz Musyafa juga mencontohkan bagaimana sikap Nabi Sulaiman setelah singgasana Bilqis berpindah dengan sangat cepat hanya dalam kedipan mata. 

"Saat singgasana itu tiba-tiba ada di samping Nabi Sulaiman, Beliau mengatakan, Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmatnya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan ) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia, itulah yang di katakan Nabi Sulaiman dan di abadikan dalam surat An Naml ayat 38-40," lanjutnya.

Menurutnya, kerja kader adalah penting saat berikhtiar agar di berikan kemenangan, namun Allahlah penentu apakah ikhtiar yang dilakukan membuahkan hasil. Ustadz Musyafa menekankan bahwa intervensi Allah dalam mengubah hati para pemilih mengubah pilihan hatinya untuk memilih PKS sangat besar, sehingga kita harus mensyukuri suara PKS dengan mengatakan semua hasil ini adalah karena Rahmat Allah bukan semata-mata hasil kerja kita.[pkssemarang.org/pksnongsa] 


Mensyukuri Nikmat Waktu


Oleh Aa Gym

Segala puji milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Saw.

"Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran." (QS. AI ‘Ashr [103]:1-3).

Saudaraku, waktu adalah karunia yang sangat berharga. Betapa pentingnya waktu hingga Allah Swt. bersumpah dalam AI Quran, “Wal 'Ashri (Demi waktu)", “Wadh Dhuha (Demi waktu dhuha)", "Wal Lail (Demi waktu malam)".

Waktu adalah modal yang sangat besar untuk hidup kita. Setiap orang di dunia ini mendapatkan modal yang sama yaitu 24 jam sehari, 168 jam seminggu, 672 jam sebulan, dan seterusnya. Akan tetapi, mengapa kemudian ada orang yang sukses dan ada yang tertinggal, ada yang beruntung ada dan ada yang merugi?

Mari kita simak keteladanan yang ditunjukkan oleh suri teladan kita Rasulullah Saw., para sahabat dan generasi setelahnya. Rasulullah Saw. dalam tempo 23 tahun mampu membawa Islam menjadi peradaban besar di dunia, hingga sekarang dan masa yang akan datang. Insya Allah.

Beliau juga mengikuti 80 peperangan dalam kurun waktu 10 tahun dalam rangka membela Islam. Dalam waktu-waktu tersebut beliau juga sukses memberikan contoh bagaimana menyayangi sesama dan menjadi pemimpin yang adil lagi bijaksana.

Zaid bin Tsabit ra. bisa menguasai bahasa Parsi hanya dalam waktu dua bulan saja. Kemudian beliau dipercaya sebagai sekretaris Rasulullah Saw. dan penghimpun ayat-ayat Al Quran dalam sebuah mushaf. Sedangkan Abu Hurairah ra. masuk Islam dalam usia 60 tahun, dan ketika wafat di usia 80 tahun beliau telah menghafal 5.374 hadits secara akurat. Beliau adalah sahabat yang paling banyak menghafal hadits.

Masih banyak contoh-contoh lainnya selain ketiga contoh tersebut di atas, contoh-contoh yang memperlihatkan bagaimana seseorang memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Sehingga tak heran jika dalam kehidupan sehari-hari kita melihat ada orang yang sukses dalam bisnisnya, ada juga yang tidak. Ada yang berprestasi di sekolahnya, ada juga yang tidak. Ada yang mampu menambah hafalan surat-surat dalam Al Quran, dan ada yang tetap saja malah berkurang karena lupa.

Mengapa hal itu terjadi? Tiada lain adalah karena waktu yang dimiliki manusia itu sama, namun cara menggunakannya yang berbeda. Ada yang menggunakannya sebaik mungkin. Ini adalah wujud rasa syukur atas nikmat waktu yang diberikan Allah Swt. Ada juga yang menggunakan waktu seenaknya saja, dan ini adalah wujud dari mengkufuri nikmat waktu. Sedangkan barangsiapa yang mengkufuri nikmat Allah, maka ia sama saja dengan mencelakai dirinya sendiri.

Karena Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepada kalian. Dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku amat pedih." (QS. Ibrahim [14]: 7).

Sedangkan Rasulullah Saw sudah mengingatkan kita bahwa nikmat waktu ini seringkali dilupakan oleh manusia. Dalam haditsnya beliau bersabda, “Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia adalah nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

Orang yang memanfaatkan waktu sebaik mungkin akan beruntung baik di dunia maupun di akhirat. Mengapa? Bayangkan, jika dalam perlombaan balap sepeda, si X berhasil mengayuh dua putaran setiap detik, sedangkan si Y satu putaran setiap detik. Maka, dengan meyakinkan si X yang akan menjadi juara, karena pada detik yang sama ia dapat berbuat lebih banyak daripada si Y. Ini baru dalam urusan dunia.

Bayangkan juga jika si X senantiasa menunaikan shalat di awal waktu, tidak ketinggalan ia menunaikan juga shalat sunnah dan tilawah. Ia juga menyempatkan diri menunaikan dhuha di waktu pagi dan tahajud di malam hari. Ia pun tetap bekerja normal sebagaimana manusia lainnya. Sedangkan si Y berleha-leha. Lebih banyak santai, belanja, nonton dan ngobrol tak karuan. Manakah yang akan beruntung di akhirat kelak? Tentulah si X.

Kerugian orang-orang yang lalai akan semakin bertambah karena waktu yang telah ia lewati tidak akan pernah kembali. Orang yang beruntung akan sangat bersyukur, dan orang yang rugi akan sangat menyesal. Sedangkan penyesalan tak akan mengubah keadaan.

Oleh karena itulah Rasulullah Saw. bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara, [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim).

Saudaraku,mari kita tafakuri hal ini. Renungkanlah bagaimana waktu yang sudah kita lalui. Sudahkah kita mengisinya dengan hal-hal bermanfaat sebagai wujud syukur kita kepada Allah Swt.? Ataukah malah sebaliknya, berlalu begitu saja secara sia-sia?

Renungkanlah dan waktu saat ini dan yang akan datang dengan mengkuatkan tekad bahwa kita akan mengisinya dengan hal-hal yang akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Semoga kita tergolong orang-orang yang beruntung di dunia, juga di akhirat. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.[*]

*sumber: inilah