“Bukan hanya saat PEMILU kami menyapa, tapi setiap saat kami akan selalu ada”. Sekiranya slogan tersebut pantas disematkan untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taiwan.
Setelah maraton dengan berbagai kegiatan jelang pemilihan umum, hingga jadi saksi saat pencoblosan dan perhitungan suara, PIP-PKS Taiwan mengadakan acara Rihlah dan silaturrahim untuk para kader dan simpatisan.
Alishan, salah satu tempat wisata popular di Taiwan menjadi tempat tujuan Rihlah pada hari Ahad, 4 Mei 2014. Alishan (gunung Ali) adalah berlokasi di Chiayi county, Taiwan. (Shan dalam bahasa china berarti gunung). Butuh waktu 5-6 jam perjalanan dari ibukota Taipei dan sekitar 3-4 jam dari Kota Tainan.
Walaupun perjalanan cukup jauh dan melelahkan tapi semua peserta yang hadir sangat antusias mengikuti jalannya acara. Lebih dari 50 peserta dari berbagai kota di Taiwan yang terdiri dari mahasiswa, pekerja dan keluarga Indonesia di Taiwan, ikut bergabung dalam acara tersebut.
Dengan dipandu MC Galih Nugroho, mahasiswa dari National Pingtung University of Science and Technology kegiatan di mulai sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Setelah pembukaan dan tilawah oleh saudara Yusuf Priyambodo, dilanjutkan tausiyah singkat dari ketua PIP PKS Taiwan, Doni Astoto, yang juga berprofesi sebagai teknisi di salah satu perusahaan penerbangan di Taiwan.
Dalam sambutan singkatnya, Pak Doni, begitu beliau biasa disapa mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader, simpatisan dan semua pihak yang turut membantu kelancaran PEMILU bulan April lalu, juga atas dukungannya kepada Partai Keadilan Sejahtera. PKS bukan sekedar partai politik lima tahunan, tapi PKS akan selalu ada melayani masyarakat Indonesia baik ada maupun tidak ada PEMILU.
Beliau juga menekankan bahwa kita semua adalah keluarga, dan persaudaraan ini yang jauh lebih penting untuk selalu dijaga. Beliau pun berharap ke depan PIP PKS Taiwan bisa lebih banyak membersamai masyarakat Indonesia di Taiwan, khusunya untuk para buruh migran (BMI).
Acara berikutnya Game. Riuh tawa dari peserta tak dapat dihindarkan saat acara game berlangsung. Game sederhana tebak kata mampu menghangatkan suasana di tengah kabut dingin yang menyelimuti gunung. Peserta game terdiri dari 2 kelompok akhwat dan 3 kelompok ikhwan.
Bukan hanya game tetapi juga ada door prize dengan hadiah mulai dari peralatan rumah tangga, head set, power bank, handphone hingga sepeda lipat. Tak pelak lagi teriakan syukur dan takbir terucap saat peserta yang nomornya disebut sebagai penerima hadiah.
Acara kemudian diakhiri dengan tadabur alam. Melihat lebih dekat tanda kebesaranNya dengan naik kereta tua. Pohon pohon dengan usia ribuan tahun masih berdiri tegak di tengah hutan pegunungan Ali (Alishan). Dan pastinya ribuan tahun itu pula mereka senantiasa bertasbih padaNya. Subhanallah.
Indahnya kebersamaan berpadu dengan keindahan panorama pegunungan, andai saja bisa, aku berharap waktu bisa berhenti sesaat.
*by Lilik Suprianti
PhD student di national Taiwan University of Science and Technology
**pkspiyungan