SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Saturday 12 April 2014

Ironi PKS di Kelurahan Menteng Atas TPS 48


Kisah Nyata di Kelurahan Menteng Atas TPS 48 Jakarta...

A: Gimana PKS di situ?
B: Wah, kalah telak pak. PKS hancur beneran di TPS itu.

A: Hah, beneran?
B: Beneran pak. PKS gak ada suaranya.

A: Terus siapa yang menang di situ?
B: Hidayat Nur Wahid

A: !?!?!?!?

#mlipir


*Sumber: Panji Nur Setia/pkspiyungan

Fahri: PKS Fokus Perhitungan Suara, Tak Ikut-ikutan Koalisi


JAKARTA -- Usai pemilu legislatif, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan tak akan ikut-ikutan partai lain untuk mencari pasangan koalisi. Menurut Wakil Sekjen PKS, Fahri Hamzah, partainya mendapat pelajaran dari pengalaman sebelumnya yang menemui kegagalan dalam praktik koalisi.

"Kami tidak mau ikut-ikutan mencari partner koalisi sebelum jelas konsep koalisinya,” ujar Fahri dalam pernyataannya, Sabtu (12/4). Oleh karena itu, partainya belum menggalang pertemuan dengan partai manapun. ”Saat ini kami masih fokus untuk perhitungan suara saja dan menjaga suara kami tetap utuh,” tambahnya.

Dikatakannya, PKS saat ini sedang menyiapkan konsep koalisi yang baik dan benar dan sesuai dengan sistem pemerintahan yang ada. Pentingnya konsep koalisi ini, menurut Fahri, adalah untuk mendapatkan arah yang jelas tentang rencana pembangunan.

Koalisi menurutnya harus bisa mensiasati masalah yang secara teoritis akan selalu menghantui pembentukan pemerintahan koalisi yaitu anomali sistem presidensial dan multi partai.

PKS sendiri memikirkan dua opsi yaitu memimpin koalisi atau menjadi oposisi sekalian. Langkah ini dilakukan, karena PKS, menurut Fahri, tidak mau menjadi korban lagi. ”Kami selalu dituduh menjadi biang kerok dalam koalisi, padahal kami ini korban dari sistem koalisi yang tidak dipimpin secara baik,” tegasnya.

PKS tidak mau lagi menjadi bagian koalisi terutama, kata dia, jika presidennya hanya punya modal ngotot tanpa konsep. ”Membangun pemerintahan itu harus serius dan jangan direduksi dengan pertemuan-pertemuan saja tanpa konsep apalagi dengan modal pencitraan saja." (ROL)

Waspadai Kecurangan Formulir C-1 Untuk Katrol Suara



SEMARANG – Jelang masa penetapan suara Pemilihan Umum (Pemilu), para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diminta untuk tetap fokus dalam mengawal suara partai yang hingga saat ini masih etrus berlangsung. Selain menjaga stabilitas dan kondusivitas Pemilu, proses pengawalan suara itu sebagai upaya untuk terus menjaga hasil suara yang diperoleh oleh PKS.

Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng, Hadi Santoso, proses penjagaan yang terus dilakukan kader dan struktur akan terus dilakukan hingga tahap akhir Pemilu, yakni penetapa suara oleh Komisi Pemlihan Umum (KPU).

“Hingga hari ini, para caleg, saksi, kader pendamping TPS, tim tabulasi di berbagai kota seantero nusantara belum istirahat, karena ada tugas yang masih penting, yakni terus menjaga suara,” terangnya Sabtu (12/4/2014), di Semarang, Jawa Tengah.

Lebih lanjut, Hadi yang juga caleg PKS untuk DPRD Provinsi Dapil IV (Sragen, Wonogiri dan Karanganyar) ini menghimbau kader untuk tetap fokus dan tidak terpancing segala isu dan berita miring seputar PKS yang hingga kini masih terus terjadi. “Sekarang tugas utama kita adalah menjaga suara rakyat yang diberikan atas dasar kepercayaan,” tandasnya.

Penggelembungan Suara Sistemik di Jateng

Hadi juga menyoroti banyaknya aksi penggelembungan suara di beberapa tempat di Jateng. Menurut pria yang duduk sebagai Aleg DPRD Provinsi, jika benar aksi tersebut dilakukan untuk menaikkan suara partai tertentu, tentu tidak bisa dibenarkan dan harus ada tindakan tegas.

“Ada laporan dari tim tabulasi wilayah menscan LJK C1 dan memvalidasi, hampir smua suara perincian sebuah partai berbeda jumlahnya dengan jumlah keseluruhan, rata – rata terjadi penggelembungan antara 10-50% atau hingga 500 suara. Awalnya kami kira ini kesalahan KPPS salah hitung, namun akhirnya kami berkesimpulan hal ini sengaja dilakukan KPPS, untuk kasus tersebut terjadi di Kecamatan Gunungpati dan Tembalang di Kota Semarang,” paparnya.

Selain di kota Semarang, aksi kecurangan juga terjadi di beberapa tempat di Jateng, seperti di Temanggung, Cilacap dan Pati. Dikatakan Hadi, sebuah partai mengalami kenaikan suara dan tidak sinkron data antara 10 hingga 50 suara per TPS.

“Di Kabupaten Cilacap, modus yang digunakan adalah aksi beli Form – C1 saksi oleh oknum kepada para saksi parpol,” tegas pria yang juga koordinator tabulasi wilayah PKS Jateng ini.

Untuk itu, Hadi meminta kepada KPU Jateng dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) tidak tutup mata atas aksi ini dan segera melakukan langkah tindak lanjut. “Kami mencium adanya aroma operasi massif penggelembungan suara secara sistemik di Jateng,” kata pria asal Wonogiri ini.

Seperti diketahui, menurut UU No. 2 dan No. 8 Tahun 2013 dan Peraturan KPU (PKPU) 26 – 27 tentang kecurangan Pemilu, jika terjadi penggelembungan suara secara sengaja maka akan diancam dengan hukuman pidana selama 1 tahun penjara. Berdasar payung hukum ini, Hadi meminta agar semua elemen masyarakat bergerak dan tetap memantau proses hingga penetapan suara oleh KPU.

“Hingga saat ini, PKS telah memiliki hampir 85 % Form-C1, dan kami mengajak kepada para saksi dari semua parpol peserta pemilu untuk bersama – sama memperhatikan dan mengamati, serta menindak jika ditemukan bukti atas kasus ini,” pungkasnya. (DWI/tajuk.co)
*pkspiyungan

Peduli TKI, PKS Panen Dukungan


Bagi kader PKS, berdakwah adalah panggilan hidup. Keinginan agar hidayah Allah terpancar ke sebanyak-banyaknya manusia di muka bumi merupakan motivasi terbesar di balik setiap langkah mereka. Bukannya mendapatkan bayaran, mereka seringkali justru harus merogoh kantong sendiri. Hal ini juga dilakukan oleh kader-kader PKS yang berada di negeri jiran, Malaysia.

Dakwah ke pabrik-pabrik (Melayu: kilang-kilang) dan ladang-ladang sawit sebenarnya sudah sejak lama digeluti oleh kader-kader PKS. Daerah kerja mereka bukan hanya di wilayah Semenanjung Malaysia melainkan juga wilayah Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak).

Kendati terus berjalan, pola dakwah saat itu dirasakan kurang optimal, terutama karena terbatasnya sumber daya kader dan dukungan keuangan. Namun beberapa tahun belakangan, upaya dakwah ini mendapatkan prioritas khusus. Dakwah kilang dan ladang pun semakin digencarkan. Hal ini juga didorong oleh masih terbatasnya da’i-da’i warga Indonesia yang bersedia menangani mereka, sementara di sisi yang lain, tuntutan dari para TKI dan TKW agar mendapatkan bimbingan keagamaan pun semakin meningkat. Para TKI dan TKW tersebut sangat berbahagia apabila ada sesama warga Indonesia yang tinggal di perantauan yang peduli dengan kehidupan mereka.

“Kami seringkali terharu melihat besarnya antusiasme dan sambutan para TKI beserta keluarga mereka setiap kali kami mendatangi mereka,” ujar Ust. AM. Yusuf. Beliau bersama anggota halaqohnya secara bergantian memberikan pengajian rutin kepada para pekerja di daerah Sungai Buloh dan Shah Alam yang berada di wilayah Selangor.

Setiap kelompok halaqoh PKS di Malaysia memang diberi amanah untuk membina beberapa kilang dan ladang yang tersebar di wilayah Kuala Lumpur, Selangor, Melaka, Johor, Pahang, Kelantan, Kedah sampai Sabah dan Sarawak.

Di setiap negara bagian (Melayu: negeri) ini, PKS mempunyai kader-kader yang siap diterjunkan untuk melakukan pembinaan. Pembinaan yang dimaksudkan disini tentu saja tidak hanya yang bernuansa keagamaan seperti pengajian atau yasinan semata, tetapi juga dengan memberikan pelatihan keahlian praktis, bimbingan kesehatan maupun olahraga bersama. 

Di samping itu, PKS setiap tahun juga mengadakan penyembelihan hewan qurban pada setiap Idul Adha di kilang dan ladang yang mereka bina.



Hewan-hewan qurban tersebut berasal dari kantong para kader PKS yang berada di Malaysia. Setiap kilang atau ladang rata-rata mendapatkan satu ekor sapi. Mengingat jarak yang jauh, pengadaan hewan qurban tersebut diserahkan kepada para TKI sendiri sementara dananya ditransfer beberapa hari sebelumnya. Para kader PKS hadir pada saat penyembelihan umumnya dengan disertai anak-anak mereka.

Dengan kiprah dan pengorbanan di atas, kiranya tidaklah berlebihan jika para TKI dan TKW tersebut pada akhirnya memberikan dukungannya kepada PKS dan caleg yang diusungnya, yaitu Dr. H. Taufik Ramlan Wijaya. Bahkan sebagian justru bersedia menjadi relawan-relawan PKS di tempatnya masing-masing. Mereka tampaknya sudah cukup cerdas membedakan antara bukti nyata dengan sekadar janji ataupun pemberian instan dari pihak-pihak tertentu menjelang pemilu.

Hingga Sabtu dini hari (12/4), PKS masih memimpin perolehan suara di PPLN Kuala Lumpur dengan persentase 26,96% diiringi dengan PDIP sebesar 18,03% dan Nasdem sebesar 15,08%. Perhitungan suara akan dilanjutkan pada hari Senin yang akan datang (tabel).


*pkspiyungan

PKS Berjaya di Purwokerto Utara


Alhamdulillah.. perolehan total PKS Kabupaten di Purwokerto Utara (Grendeng, Karang Wangkal, Pabuwaran, Bancar Kembar, Sumampir, Purwonegoro, Bobosan), berdasar data C1 Asli sebesar 2.443 suara (data 4 TPS belum masuk).

Khusus untuk Grendeng, subhanallah PKS menjadi 1 besar dengan total suara 1292. Jazakumullah atas kepercayaan kepada PKS, doakan kami untuk dapat mengawal amanah suara ini dan melayani konstituen.

Atas nama DPC Purwokerto Utara, saya mengucapkan Jazakumullah Khairan untuk setiap kader, simpatisan yang telah berjibaku dengan harta dan tenaganya, yang sampai saat ini terus ber-ribath, berjaga dan terus bersiaga.

Terimakasih juga kepada ormas dan komunitas yang telah mempercayakan suara jamaah serta anggota nya kepada PKS. Perjuangan belum usai, bantu kami mengawal suara ini..Allahu Akbar!
*pkspiyungan
*by Indra Budi Legowo

Menang 42%, PKS Juarai Pemilu di Qatar 3 Kali Berturut


Mengacu pada hasil perhitungan suara yang dilakukan PPLN Qatar Jumat 11 April,  di pemilu 2014 kali ini PKS berada di urutan pertama dengan 42.1% suara, disusul PDIP 17.0% dan PKB 16.5%. Pemilu di Qatar kali ini diikuti oleh 3301 pemilih dengan total 3165 surat suara sah.

PKS menang di TPS-TPS Al Khor, Messaid-Wakra dan KBRI Doha

TPS Al Khor, kawasan Industri yang dihuni warga Indonesia yang bekerja di perusahaan Oil dan Gas di Qatar, PKS unggul dengan 48,3%. Di Messaid-Wakra, PKS juga unggul signifikan dengan perolehan 53.9% suara. Sementara di TPS KBRI Doha, PKS memimpin dengan 36.2%.

Proses pemilu sendiri berjalan lancar dan tidak ditemukan adanya kecurangan. Untuk mengawal suara PKS menyiapkan 14 orang saksi. Saat perhitungan suara di KBRI, juga turut hadir saksi lain dari PKB dan partai Gerindra.

Bagi kader PKS di Qatar, kemenangan di pemilu 2014 kali ini terasa berbeda, karena meskipun selama lebih dari setahun terakhir PKS terus diserang dengan berita negatif oleh media-media mainstream tanah air, ternyata masyarakat Indonesia di Qatar tidak banyak terpengaruh, buktinya mereka masih mempercayakan suara dan menitipkan harapannya kepada calon-calon anggota DPR Pusat dari PKS.

Ini diyakini buah dari ‘kader dan simpatisan effect’. Salah seorang saksi PKS saat perhitungan suara menyatakan,

“Ini adalah hasil dari kerja-kerja pelayanan kader dan simpatisan yang berkelanjutan, dimana mereka aktif menjadi penggerak kegiatan-kegiatan sosial dan pengajian. Rutin membangun silaturrahim dan berbaur dengan seluruh lapisan masyarakat, baik yang bekerja di Industri perminyakan, petrokimia, konstruksi dan lainnya. Hal yang sama pula yang dilakukan kader perempuan PKS dalam beinteraksi dengan ibu-ibu di Qatar."  

Bapak Deddy Saiful Hadi, Duta Besar LBBP RI untuk Qatar, yang turut menyaksikan perhitungan suara, secara pribadi turut mengapresiasi keberhasilan ini. Kepada saksi dari PKS di KBRI beliau mengucapkan: “Selamat ya… Mantap PKS.”

Ini berarti sudah tiga dubes berganti di Qatar dan semua menyaksikan PKS selalu menang di pemilu.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP PKS, DR Taufiq RW, yang juga caleg no urut 4 untuk Dapil LN menegaskan bahwa hal ini menjadi indikator peran dan kerja para kader dan simpatisan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Alhamdulillah. Ijinkan kami menghaturkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Indonesia di Qatar yang telah memberikan kepercayaannya kepada PKS, serta mohon doa nya agar bisa lebih amanah dan istiqomah” ujar beliau.

*pkspiyungan

(Tim Media – PKS Qatar)

BRAVO PKS !


"BRAVO PKS"

saya bukan kader PKS bahkan bukan pengurus PKS di tingkat manapun, tapi saya akui simpati kepada perjuangan PKS

berapa banyak anak muda di social media yang berkata hal yang sama dengan saya

puluhan? ratusan? jutaan?

tengoklah dengan kejujuran, berapa banyak wall (dinding) para anak muda di social media yang dihiasi dengan hal berbau PKS

baik itu di facebook maupun di twitterland

apakah mereka lakukan itu karena ada yang meminta? apa karena ada yang memerintahkan?

nama yang mereka buat di dalam akun socmed; adalah memakai nama asli bukan nama bohongan alias bukan seperti nama akun anonim bayaran yang hama demokrasi

jadi mereka memang 'diperintahkan' hati mereka untuk PKS

hati mereka lah yang telah memilih PKS dan itu tiada ada orang atau pihak yang meminta atau memetintahkan

kalau hati yang berbicara; maka militansi adalah hal yang pasti ada

tanpa dibayar dan tanpa diperintah

mereka para hati serta jantung PKS; bersedia siap siaga, siang dan malam dalam menjaga dan mengawal surat suara yang diperoleh PKS di TPS TPS sampai ke KPU pusat

ini sama persis ketika mereka tanpa dibayar dan diperintah; melakukan advokasi serta direct selling terhadap PKS di social media

generasi macam apakah itu?

ketika demokrasi memberi tontonan ketidakdewasaan lewat kecurangan kecurangan pemilu, serta praktek politik uang

fenomena anak muda simpatisan PKS bisa dijadikan sebuah patron pendidikan politik yang baik dan benar

bersama bersatu dalam jamaah untuk sebuah nama; PKS

dan ini urusan hati

panggilan hati menyebabkan mereka ikhlas melakukan apapun juga untuk PKS

karena mereka percaya masih memiliki harapan atas nasib bangsa ke depan

toh; yang mereka bela bukan partai paling korup di indonesia

toh; yang mereka perjuangkan bukan partai yang mengkhianati rakyatnya

bagi mereka; PKS adalah solusi kebangsaan

dan saya menganggap apa yang mereka perbuat dan lakukan adalah hal yang wajar dalam sebuah pilihan kehidupan

memilih sesuatu dengan logika mana pilihan terbaik buat bangsa ke depannya

yang justru ironis adalah adanya pihak pihak yang tidak suka dengan kebersamaan dan kesolidan mereka terhadap PKS

ironis; karena terkadang memakai logika berpikir negatif; dengan membawa kalimat kalimat kasar dan nama binatang

bukankah itu justru semakin memberi tanda yang jelas sebagai pemisah

yang satu adalah kubu memperjuangkan hati nuraninya atas pilihan ke PKS dan pantas lalu mereka bersama dan mensolidkan barisan

dan kubu yang lain adalah kubu yang benci dan dengki atas kebersamaan dan kesolidan para anak muda itu kepada PKS

harusnya publik bisa melihat dengan jelas; kubu mana yang benar dan kubu yang mana yang selalu termotivasi untuk menghancurkan

bravo PKS

"membangun barisan kuat itu kunci nya terletak pada hati, dan hati lah yang memanggil dan menyatukan pemikiran dan genggaman tangan mereka menjadi satu dalam barisan yang kuat dan kokoh; saling melengkapi satu sama lain dan tidak mudah terpisahkan"

-bang dw-
*pkspiyungan
-bang dw-

"PKS Lega...." | Wawancara Hidayat Nurwahid


Jakarta – Partai Keadilan Sejatera (PKS) mendapatkan suara yang cukup mengejutkan di dalam hitung cepat pemilihan umum (Pemilu) legislatif 2014. PKS mendapat perolehan suara sebesar 7 persen.

Bekas Presiden PKS yang saat ini menjadi Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid mengaku lega dengan perolehan itu. Sebab selama ini survei menyebutkan suara PKS akan terpuruk.

Bagaimana rencana selanjutnya tentang perolehan suara PKS? Berikut wawancara Hidayat Nur Wahid dalam program Sarapan Pagi:

Anda kelihatannya agak lega ya?

Justru yang tidak lega itu rekan-rekan dari lembaga survei. Karena mereka semuanya memprediksi PKS tidak akan lebih dari 4 persen. Berkali-kali kami mengatakan bahwa kami sudah hafal dengan lembaga survei selalu salah memprediksi PKS terkait dengan pemilu dari 2004, 2009, 2014 terbukti salah lagi.

Memprediksi yang lain agak betul cuma memprediksi PKS yang susah diprediksi ya?

Saya berani mengatakan kalau mereka prediksi PKS selalu salah tapi kami enjoy saja. Tapi yang Anda sebutkan bahwa kami mengusulkan parliamentary threshold 3,5 persen sesungguhnya tidak begitu. Usulan kami rentang antara 3,5 persen sampai 4 persen kami siap saja tapi partai-partai lain menginginkan 3,5 persen. 

Buat kami yang menarik adalah bahwa perolehan 6,7 persen dan kalau saja sisa suara ini kita bagi rata masih ada peluang PKS akan mendapatkan 8,5 persen dari hitung cepat ini. Sebetulnya apa yang terjadi di dalam partai? karena kita tahu pemberitaan media (seolah) banyak kasus yang menimpa kami.

Tidak banyak kasus, hanya ada satu kasus. Kalau Anda menyebut tentang kasus korupsi Anda akan tahu bahwa ternyata partai yang korupsinya paling banyak 1-3 bukan PKS, PKS adalah partai yang korupsinya paling sedikit. Kalau Anda kaitkan dengan data dari KPK yang terkait gratifikasi ternyata PKS adalah partai yang paling besar mengembalikan gratifikasi Rp 1,9 miliar dan ada partai-partai yang tidak pernah mengembalikan gratifikasi sama sekali padahal pasti mereka pernah menerima gratifikasi.

Jadi apa yang terjadi inilah sekali lagi saya katakan bahwa realita media, realita survei itu tidak sama dengan realita rakyat. Apa yang dihembuskan oleh media, diopinikan oleh media kemudian dibombardir oleh lembaga survei saya dari dulu selalu mengatakan bahwa realita yang memilih nanti adalah rakyat Indonesia bukan media dan lembaga survei.

Kembali terbukti bahwa rakyat telah memberikan kedaulatan, dari dulu saya selalu menyanggah bahwa seolah-olah PKS sudah terpuruk. Buktinya ada tiga kader PKS yang dimajukan sebagai calon gubernur 100 persen menang yaitu kader kami di Jawa Barat, Sumatera Utara, Maluku Utara menang.

Peserta pilgub pasti lebih banyak daripada mereka yang menjadi sample dalam survei dan itu bagian dari realita sepanjang Februari 2013 sampai Maret 2014 itu ada tiga peristiwa pilgub dan ternyata PKS melalui kader-kadernya tetap dipercaya dan akhirnya dimenangkan. Jadi saya sepakat dengan Anda bahwa mungkin bisa sampai angka 9-10 persen. Jadi kalau kemudian ternyata capaian PKS adalah jauh di atas dari yang diperkirakan media dan lembaga survei, karena memang media dan lembaga survei salah membaca realita publik.

Strateginya apa?

Kita tidak perlu strategi yang aneh-aneh kok, itu karena kesalahan membaca media dan lembaga survei.

Kita melihat banyak aktivis PKS yang sangat agresif terutama di media sosial ya?

Kalau itu dari dulu kita sudah biasa. Anda tahu bahwa Cak Nur tahun 1998 ketika beliau menjadi ketua seleksi partai-partai beliau sangat kaget dengan fenomena hadirnya komunitas politik baru di Indonesia, anak-anak muda yang kemudian berhimpun dalam Partai Keadilan dan mereka sangat menguasai bidang teknologi dan informasi. Karena mereka tamatan dari universitas terkemuka di Eropa, Amerika, dan Australia. Tapi kemudian kenapa jadi begini sekali lagi menurut saya itu hanya karena media dan lembaga survei salah membaca tentang realita publik dan PKS.

Bagaimana kemudian langkah PKS untuk Pak Anis Matta?

Siapapun tahu bahwa Undang-undang Dasar menegaskan syarat untuk ikut dalam pencapresan syaratnya sangat jelas. Kita semua paham hal itu dan karenanya keputusan akhir daripada partai akan diputuskan oleh Majelis Syura PKS, Majelis Syura PKS pasti akan bersidang setelah definitif hasil pileg diketahui. Karena sejak dulu kami sangat realistis kalau misalnya PKS tidak mencapai di atas 10 persen ya tentu tidak mudah mencapreskan kadernya, tapi kalau kami bisa mendapatkan 13 persen pasti kader kami dicapreskan.

Jatah menteri pun tidak apa-apa ya?

Bukan masalah jatah menteri tidak apa-apa oposisi pun juga bisa. Karena Anda harus ingat bahwa PKS itu punya pengalaman di seluruh kelompok politik, pernah kami sendirian di luar kabinet menjadi oposisi ketika Ibu  Megawati sebagai presiden. Kami sendiri di luar kabinet sementara seluruh partai berada di dalam kabinet dan enjoy saja tidak ada masalah.

Kami juga pernah diajak berkoalisi atau mendukung dari kelompok partai Islam ketika kami mendukung Pak Amien Rais sebagai capres tahun 2004. Kami juga pernah diajak koalisi oleh Pak SBY-JK, jadi apapun posisinya kami pernah berada dalam posisi itu.

Soal perolehan suara, sebenarnya kalau dibandingkan tahun 2009 tidak ada perkembangan atau pertambahan cukup signifikan dalam perolehan suara PKS. Artinya sebenarnya stagnan atau berkurang?

Iya tapi Anda harus perhatikan dulu riil suara sah pemilih berapa. Kan beda antara DPT dengan pemilih sah yang berapa golput, tidak sah bandingkan juga dengan 2009 setelah itu baru bisa kita bandingkan. Sekarang pun kita belum tahu persis perolehan suara PKS, berapa pula sesungguhnya suara yang sah pada tingkat nasional. Masih terlalu dini untuk bicarakan itu, bahkan di luar negeri yang tadinya DPT diperkirakan ada 2,2 juta suara, di Malaysia sekitar 212 ribu suara ternyata yang memilih tidak lebih dari 20 persen.

Jadi masih terlalu dini untuk menyebut suara PKS kali ini lebih rendah atau lebih tinggi. Karena kita harus melihat data riil tentang DPT berapa, suara sahnya berapa, kemudian dari suara sah itu PKS dapat berapa baru setelah itu kita bisa bicara apakah suara PKS naik atau turun. Tapi ada varian baru yang dicoba untuk kemudian PKS rontok yaitu kasusnya Pak Luthfi, pemberitaan media massa, dan survei yang begitu dahsyat itu tidak terjadi pada tahun 2004 dan 2009 tapi 2014 ini ada pengaruh atau tidak nanti kita lihat secara konkret dalam hasil pemilu akhir. Tapi yang jelas kalau quick count ini dijadikan rujukan ternyata upaya untuk membonsai PKS dengan kasus itu ternyata gagal.

Kawan yang kira-kira sehati dengan PKS kalau partai Islam sepertinya tidak cukup untuk menuju Juli misalnya menggandeng PPP dan PKB, kelihatannya yang paling mungkin adalah dengan partai nasionalis. Apakah itu dimungkinkan oleh PKS?

Pertama definisi partai Islam ini harus disepakati. Kalau dengan PKB berarti lebih dari 20 persen, karena kalau Anda lihat dari quick count sekarang ini PKB hampir 9 persen, PAN 7 persen, PKS 6 persen itu sudah lebih dari cukup. Jadi kalau Anda pakai logika quick count dan formula yang Anda tawarkan itu ternyata bisa gagal, ternyata partai Islam kalau mau berkoalisi bersama-sama melebihi 20 persen.

Kalau partai Islam yang sejalan dengan PKS bagaimana?

Kami dengan PAN, PKB, PPP semuanya sejalan. Kemudian tentang partai nasionalis dengan Golkar dan Demokrat tahun 2004 pada putaran kedua kami mendukung SBY-JK. Jadi apakah dengan kelompok mana kami punya latar belakang yang pernah kami kerjakan, bahkan kalau kami diputuskan untuk oposisi kami juga punya pengalaman itu. Jadi PKS mempunyai pengalaman yang lengkap karena partai politik yang punya pengalaman di dalam kekuasaan pernah dan selalu ingin berkoallisi bagi kami tidak masalah.

Jadi kalau di luar kekuasaan lagi siap ya?
Iya.

*pkspiyungan
*http://portalkbr.com/berita/perbincangan/3205465_4215.html

Membaca Modus "Pertemuan Dubes Amerika dengan KPK"



KPK PROJO DI BACK UP USA

duta besar amerika robert o blake jr datangi kantor KPK sore ini (Jumat, 11/4/2014)

informasi yang diberikan oleh jubir johan budi; kedatangan dubes amerika untuk mengenalkan diri kepada pimpinan KPK

saya jadi ingat peristiwa ketika dubes sebelumnya scot marcier yang tahun lalu datang ke KPK dan setelah kedatangan itu, LHI di tahan KPK

kedatangan robert blake kali ini di dampingi oleh beberapa agen FBI

alasannya robert blake bahwa akan adanya hubungan kerjasama dan saling belajar antara KPK dan pemerintah amerika

tapi mengapa otak saya selalu menangkap kepentingan politis di balik kedatangan dubes amerika

seperti dubes amerika scott marcier tahun lalu yang datang ke KPK

alasannya sama pulak; mengenalkan diri

padahal robert o blake itu sudah sejak januari 2014 bertugas di indonesia

lalu untuk kepentingan apa? sang dubes blake datangi KPK

informasi bawah tanah mengatakan bahwa dubes blake membawa pesan mendukung tindakan KPK untuk memeriksa keluarga cikeas sebagai bagian mendukung jalan suksesi buat sang presiden dukungan amerika yaitu joko widodo

publik paham; cikeas sedang menyiapkan alat tempurnya seperti kejaksaan sebagai posisi bargain kepada jokowi

kejaksaan akan memeriksa jokowi dan keluarga besarnya yang terciprat bau kasus busway odong odong

dan itu taktik cikeas; demi penerimaan koalisi dengan harga posisi wapres pendamping jokowi

kalau KPK projo berani serang balik dengan bongkar kasus hambalang dengan diperiksanya ibas dengan bukti bukti baru bawaan dubes amerika plus FBI (seperti kasus LHI tahun lalu)

maka 'habislah' posisi tawar cikeas untuk masuk lingkar kekuasaan

tapi selain isu di atas

kedatangan dubes amerika; terkait pemeriksaan kasus emir moeis politisi PDIP yang menyeret alstom perusahaan milik mason

serta ada indikasi desakan publik untuk memeriksa kementerian ESDM terkait kontrak karya baru freeport; amerika melakukan balas budi tukar guling kasus

tapi yang menarik; selintingan isu lain muncul terkait rencana penahanan politisi partai islam terkait kasus SKRT anggoro widjoyo yaitu MS Kaban dan tamsil linrung

semua itu akan terjawab dalam waktu dekat; kita tunggu saja apa yang akan dikerjakan KPK setelah kedatangan dubes amerika

menarik kita tunggu

-bang dw-
*pkspiyungan

*sumber: fb

Anis Matta: Real Count, Suara PKS Akan Lebih Tinggi Dibanding 2009



Jakarta, GATRAnews - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta optimistis perolehan suara partainya bisa melebihi 10% pada pemilihan legislatif kali ini. Hal tersebut mengacu kepada perhitungan real count yang dilakukan tim internal dimana untuk sementara angkanya mendekati 10%. "Angkanya masih fluktuatif dan belum stabil. Tapi kami optimis Insya Allah perolehan suara dan kursi PKS Akan lebih tinggi dibanding pemilu 2009," ungkapnya dalam pesan singkat yang diterima wartawan Jumat, (11/4).

Dari hasil perhitungan cepat (quick count) yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei, PKS hanya mampu memperoleh 7% suara. Namun hal itu tidak membuat Anis goyah. Menurutnya semua hal bisa terjadi hingga pengitungan Real Count selesai nantinya.

Dirinya pun tidak lupa memberikan sanjungan kepada kader dan simpatisan partai yang selalu mendukung visi dan misi dari PKS yang menjadikan partai ini tetap bisa eksis di dunia pilitik Indonesia. Maklum saja, belum lama ini partai Islam itu mendapatkan sorotan tajam lantaran mantan petingginya terkena kasus korupsi. "Kami sudah terbiasa dengan prediksi semacam itu. Hal itu bukan melemahkan, namun malah melecut kami untuk bekerja lebih keras," katanya. (*/WN/Gatra)


Presiden, Tidak Harus dari Parpol Pemenang


Arya Sandhiyudha
Mahasiswa Doktoral Turki

Di luar konteks Pemilu Indonesia atau Demokrasi secara umum...

Secara teoritik, sebuah pemerintah eksekutif sebenarnya tidak harus dipimpin oleh Presiden dari partai pemenang, alias tidak harus berbentuk "surplus majority government"... terutama sekali ketika...

1. Negara tidak sedang menghadapi krisis apapun, baik politik, ekonomi, pun militer...

2. Di list anggota legislatif hasil Pemilu diisi banyak politisi pemburu jabatan, jadi legislatif yang diisi mayoritas berkarakter "office-seeking politician" ini meskipun akan jadi oposisi terhadap Presiden asal capres "menengah", tidak akan bertenaga atau berstamina; 

3. Tidak ada UU strategis yang perlu di'goal'kan... 

4. Apalagi negara dengan sistem presidensil, tidak ada kesempatan terlalu besar bagi parlemen untuk mengajukan "Vote of No Confidence" yang bisa menurunkan eksekutif...

Artinya bisa kok negara (akan) maju dengan bentuk "minority government" alias dukungan parlemen minim...

Syaratnya, Presiden & pemerintahan ekskutifnya harus...

1. Bangun kekuatan partai politik yang kuat dengan kualitas aleg yang canggih...

2. Aleg yang berkualitas canggih dimaksud, punya karakter "leader", berperilaku sebagai minoritas kreatif di legislatif, sedikit tapi pengaruh besar karena gigih berfaedah...

3. Pandai membangun hubungan dengan kelompok kepentingan (corporatist interest group relations), baik aktor ekonomi, buruh, pebisnis, pelaku pertanian, serta melibatkan mereka dalam proses kebijakan..

4. Tetap memberi ruang perbedaan untuk kompetisi antar kelompok kepentingan... (pluralist interest group relations) di luar proses formal pembuatan kebijakan

Jadi secara teoritik, hal ini bisa dipraktikan.... negara bisa maju dengan Presiden yang berasal dari parpol "menengah", asalkan di legislatif ia punya "minoritas kreatif" dan berkarakter "policy-seeking politician" alias politisi pemburu perubahan kebijakan yang selalu kreatif, gigih, spartan, & berstamina utk menghasilkan kebijakan berfaedah...

*pkspiyungan

bi-idznillah :)