SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Tuesday, 27 October 2015

Sambut Hari Sumpah Pemuda, PKS Ingin Peran Santri Diperkuat

Jakarta - Hari Sumpah Pemuda jatuh pada Rabu 28 Oktober 2015 besok. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan memanfaatkan momen itu untuk menaikkan peran santri di kalangan pemuda.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyambut baik keputusan pemerintah yang menjadikan tanggal 22 Oktober 2015 sebagai Hari Santri Nasional. Dia pun meminta pemerintah agar bisa menggunakan kesempatan Sumpah Pemuda dan Hari santri sebagai momentum untuk semakin memperhatikan dunia santri.

"Dunia santri harus mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Bukan hanya secara formal diperingati sebagai Hari Santri Nasional," ujar Jazuli di Ruang Eks-Banggar, Gedung DPR, Jakarta, Senin 26 Oktober 2015.

Politikus PKS itu menegaskan, partainya cinta santri karena memang PKS lahir dari para santri. "PKS mencintai para santri. PKS juga hadir dipelopori santri, di antaranya santri dari Gontor yaitu senior kami Hidayat Nur Wahid," jelas Jazuli.

Pesantren, lanjut Anggota Komisi III DPR ini, telah banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa. Oleh karena itu, proses pendidikannya harus berjalan dengan baik.

"Tokoh-tokoh bangsa ini kebanyakan berasal dari pesantren. Mereka yang membawa berkah bagi bangsa yang kita cintai ini," tegas Jazuli.

Karena itu, lanjut dia, dengan diperhatikan oleh pemerintah, para santri bisa memperoleh kesempatan pendidikan yang lebih baik. "Dapat menghasilkan santri yang baik karena selama ini sudah teruji," pungkas Jazuli. (Sun/Ali)

Sumber : Liputan6.com

Pemuda Tangguh Lahir dari Keluarga yang Tangguh



JAKARTA (27/10) - Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan  dan Keluarga (BPKK) DPP PKS Wirianingsih, mengungkapkan keluarga  memegang peran utama dan pertama dalam upaya mencetak pemuda yang tangguh.
Hal ini diungkapkan Wirianingsih menjelang momentum peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015.
Wanita yang akrab disapa Wiwi ini menjelaskan, sejarah membuktikan, pemuda pemudi yang tangguh lahir dari keluarga yang tangguh.
Ia mencontohkan Bung Hatta, tokoh proklamator kemerdekaan negara RI, lahir dan dididik dalam keluarga yang taat menjalankan agama Islam, di daerah Bukit Tinggi Sumatera Barat. "Ayah beliau Mohammad Djamil adalah seorang ulama, Ibunya, Siti Saleha lahir dari keluarga pedagang," papar Wiwi.
Demikian juga Cut Nyak Meutia seorang pejuang wanita dari Aceh yang tangguh, lahir dari keluarga pejuang yang harmonis. Ayah Cut Nyak Meutia adalah Teuku Ben Daud Pirak dan Ibu bernama Cut Jah, keduanya adalah tokoh pejuang masyarakat Aceh yang menduduki posisi sebagai Uleebalalang.
Lebih lanjut Wiwi mengungkapkan, jika kita ingin menghadirkan pemuda pemudi yang tangguh, sehingga bangsa dan negara ini tanggguh, maka kita harus memperjuangkan agar keluarga Indonesia tidak rapuh.
Keluarga yang tidak rapuh akan menjadi perisai yang kokoh terhadap segala gangguan dan pengaruh buruk terhadap perkembangan jiwa seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak yang kelak akan menjadi pemuda.
"Untuk itu perlu dukungan dari berbagai pihak dalam memperjuangkan ketahanan keluarga Indonesia," sebut Wiwi.
Wiwi meyakini,  tidak ada lembaga lain yang mampu memberikan pendidikan yang komprehensif seperti dalam  keluarga. "Kita sama sama merindukan hadirnya pemuda tangguh, yang selalu hadir dengan ide dan karya bermutu," tutur Ibu dari 10 anak penghafal Al Qur'an ini.
Wiwi pun tak lupa mengucapkan selamat Hari Sumpah Pemuda bagi segenap pemuda pemudi Tanah Air. "Satu nusa satu bangsa satu bahasa, pemuda satukan keluarga Indonesia. Selamat Hari Sumpah Pemuda."
Keterangan Foto: Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS, Wirianingsih.

Sumber : pks.or.id