SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Monday 28 April 2014

Duet Gerindra-PKS Cukup untuk Mengusung Prabowo?



Peluang koalisi Gerindra-PKS terbuka lebar setelah PKS menyatakan penjajakan koalisi mendukung Prabowo sebagai prioritas. Lalu apakah duet Gerindra-PKS cukup untuk mengusung pencapresan Prabowo Subianto?

Undang-undang Pilpres mengatur Presidential Threshold atau ambang batas minimal parpol atau gabungan parpol bisa mengusung pasangan capres-cawapres. Parpol atau gabungan parpol harus memenuhi 25% suara sah nasional atau 20% kursi DPR.

Lalu apakah gabungan suara Gerindra-PKS memenuhi syarat Presidential Threshold? Hitung-hitungan Gerindra dan PKS kurang lebih begini:

Hasil quick count yang digelar di DPP Gerindra pada 9 April lalu menempatkan Gerindra pada nomor urut 3 dengan raihan 12,23% suara. Sementara PKS meraih 7,14% suara. Total suaranya tentu saja baru 19,37%. Dengan jumlah perolehan suara memang belum meraih 25% suara. Namun dari segi kursi di DPR diyakini angkanya sudah cukup.

"Dari kursi kemungkinan cukup tapi mepet," kata Wasekjen PKS Fahri Hamzah, kepada detikcom, Senin (28/4/2014).

Untuk mencapai 'boarding pass' dengan jumlah kursi di DPR paling tidak gabungan Gerindra-PKS harus meraih minimal 112 kursi DPR. Prediksi Indo Barometer, gabungan Gerindra-PKS memang mendekati 112 kursi, tepatnya 107 kursi. Namun angka tersebut masih sangat dinamis tergantung perhitungan akhir KPU.

Namun dengan jumlah kursi yang minim di DPR apakah koalisi ini tak takut limbung nantinya? Sebab berkaca dari pemerintahan SBY yang selalu membangun koalisi yang kuat di DPR, kebijakannya sering terganjal di parlemen. 

Bagi PKS, urusan itu belum dipikirkan saat ini, yang terpenting adalah membangun komitmen dari awal. "Yang terpenting kita harus membangun komitmen dari awal," kata Fahri.

PKS telah membangun tim resmi penjajakan koalisi dengan Gerindra. Gerindra dianggap parpol yang paling serius mengirim proposal koalisi ke PKS.(detik)

"Posisi Strategis PKS Dalam Koalisi Pilpres" by @BroArdy

Momen saat Presiden PKS dan Sekjen wawancara pasca Rapat Majelis Syuro (27/4/14)

Twit @BroArdy 
(28/4/2014)

1) Mau kasih tanggapan thd hasil rapat Majelis Syuro PKS..

2) Beberapa point hasil MS PKS semalam yg saya tangkap adalah sbb: 1. PKS ingin koalisi permanen baik menang/kalah dlm pemilu.

3) Maksud dari koalisi permanen itu spt yg dijelaskan bang @Fahrihamzah, jika kalah-pun PKS siap dlm koalisi utk jadi oposisi.

4) 2. Belajar dr pengalaman, PKS tak ingin koalisi hanya jadi stempel, yg tak dilibatkan saat ambil putusan kebijakan strategis.

5) Info dari MS semalam Gerindra dan Golkar sudah merapat ke PKS dan mengajak koalisi, Prabowo bersurat dan Ical scr lisan.

6) Tindak lanjut dari itu, MS PKS merekomendasikan Tim Lobby yg ditugaskan utk membangun komunikasi intensif membangun koalisi.

7) Dan hasil penjajakan koalisi yg dibangun oleh Tim Lobby ini akan dibahas kemudian dlm Sidang MS selanjutnya pd bulan depan.

8) #PosisiPKS saat ini sudah tepat.. Langkah hati-hati saat mencari mitra koalisi adalah keharusan.. Taruhannnya masa depan bangsa!

9) Logika yg dibangun oleh PKS adalah bhw mitra koalisi bukan hanya utk hadapi Pilpres tapi juga 'as a dream team' dlm kabinet.

10) Bahkan jika kalah dlm Pilpres, mitra koalisi juga harus siap berperan 'as a dream team' dlm oposisi yg kritis thd pemerintah.

11) Dan logika koalisi PKS ini harus disepakati (oleh mitra koalisi -red) didepan.. diawal.. sblm semua komitmen kerjasama pemenangan itu terjadi. Keren!

12) Wajar saja jika semua poros capres memperhatikan sikap politik PKS, saat ini kondisi internal PKS dlm fase paling solid.

13) Jadi kalo ada poros capres yg mengabaikan sikap politik PKS dan mengabaikannya, mk harus di periksa mental-nya! :))

14) Disaat PPP 'terguncang' dan PKB diancam gerbong si-Raja Dandut. Bersyukur.. kondisi PKS dlm kondisi paling sehat.

15) PKS sdh teruji dan terbukti punya imunitas menghadapi gempuran pemberitaan negatif, ini nilai tambah!

16) Perolehan suara PKS relatif stabil dan merata disetiap daerah pemilihan, ini juga nilai tambah!

17) Petugas Saksi PKS paling militan dan sangat paham aturan main pemilu. Ini aset mahal bro!

18) Berkoalisi dgn PKS bukan hanya dapatkan dukungan suara 7% nasional, tapi juga mendapatkan semua nilai tambah tadi.

19) Jadi wajar jika Prabowo dan Ical butuh dukungan PKS, mrk pasti perhatikan betul semua nilai tambah tadi.

20) Dan nilai tambah lainnya, menurut Kompas, tim Sosial Media PKS dianggap yg paling solid! Dan pastinya bukan 'PaNasBung' (pasukan nasi bungkus) :)

21) Dgn segala nilai tambah itu, wajar jika Prabowo dan Ical jauh-jauh hari sudah merapat ke PKS.

22) Bahkan info-nya tingkat keseriusan Gerindra utk bangun koalisi dgn PKS sdh merambah ke setiap level pengurus. #kode :))

23) Tapi kematangan PKS dlm politik sudah teruji, hasil MS PKS semalam buktinya.. PKS ingin mendalami keseriusan Gerindra.

24) Menyamakan persepsi, menyelaraskan visi-misi dan tujuan dlm mengelola negara akan menjadi fokus bahasan utama Tim Lobby.

25) Yg dibutuhkan setiap mitra koalisi saat ini adalah komunikasi yg harmonis, pembagian tugas dan peran dlm mengelola negara.

26) Sedangkan 'Revolusi Mental' itu utk mereka yg terbelakang mental-nya.. Dan saya yakin, kita lebih baik dari itu..

27) Pilpres satu putaran walau sulit mungkin saja terjadi, apalagi jika Gerindra, Golkar, PD, PKS, PPP, PAN, Hanura gabung.

28) Dan jika harus memilih, saya lebih suka membangun optimisme dgn#KoalisiSaveRI dari gabungan semua parpol tadi.

29) Yg butuh diperhatikan dari setiap poros capres adalah bukan sekedar kandidat-nya. Tapi 'siapa' penyokong dibelakang mereka.

30) Jangan mudah terkesima dgn kemasan media, krn yg kita butuhkan adalah Pemimpin BUKAN Aktor bertopeng! [end]

Do'akan Kami Semakin dekat & Melayani.



Kami Ucapkan Terima kasih kepada segenap warga Tuban yg telah mempercayakan suara Anda kepada Kami..
Suara Anda adalah Amanah Bagi Kami...!!!

Anggota DPRD Tuban 2014 - 2019 dari Pks Tuban : 
1. Rakhmad dapil Tuban 1
2. Warsito dapil Tuban 3
3. Siti Rofiqoh dapil Tuban 4

do'akan Kami Semakin dekat & Melayani.


*fb

Anis Matta: PKS Bentuk Tim Komunikasi Resmi dengan Prabowo


Jakarta - Gelagat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk berkoalisi dengan Gerindra perlahan kian jelas terbaca. Meski belum menyatakan secara gamblang, namun Presiden PKS Anis Matta mengatakan pihaknya sejauh ini menjalin komunikasi yang intens.

"Dengan mempertimbangkan seluruh komunikasi politik dengan Golkar, Gerindera, Hanura dan partai politik lainnya, maka pada malam hari ini Majelis Syuro telah membentuk satu tim komunikasi yang official untuk menjajaki komunikasi dengan Pak Prabowo. Karena dengan beliau komunikasinya paling resmi, melalui surat dan bertemu langsung," ujar Anis Matta di kantornya, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (27/4/2014).

Lalu sudah sejauh mana pembicaraan dengan Gerindra?

"Kita akan lakukan pembicaraan serius dulu (dengan Gerindra) setelah itu ambil kesimpulan selanjutnya. Format koalisinya, ada 3 hal utama yang harus diperhatikan. Pertama karcisnya, how to win dan how to govern (mengelola pemerintahan). Kalaupun kita kalah seperti apa koalisi yang akan kita lakukan juga mau dibicarakan. Ini baru mau masuk ke tahap detailnya," lanjut Anis.

Meski saat ini lebih intens jalin komunikasi dengan partai berlambang kepala garuda pimpinan Prabowo Subianto, pihaknya tidak menutup komunikasi dengan partai lain.

"Kita fokuskan dulu sama Gerindra. Tapi nggak menutup dengan yang lain. Karena yang paling maju saat ini dengan Gerindra," sambungnya.

Didampingi Sekjen PKS Taufik Ridho, Anis Matta mengumumkan tim komunikasi yang dibentuknya itu beranggotakan lima orang. Mereka adalah Taufik Ridho, Hidayat Nur Wahid, Maudi Abdurahman, Sohibul Iman dan Muzamil Yusuf.

Rencananya, malam ini pihaknya masih melanjutkan pembicaraan internal partai. Hal ini dilakukan guna mencatat poin-poin penting hasil rapat dengan majelis dewan syuro.

"Sekarang kita mau langsung rapat lagi merumuskan masukan-masukan yang perlu direkap karena itu masukan dari anggota majelis syuro. Hal ini untuk dijadikan rumusan dari bagian yang tidak lepas dari pertimbangan-pertimbangan komunikasi dengan pihak Pak Prabowo sehingga bisa ambil keputusan secepatnya," pungkas Taufik. (detik)

Ternyata, Sang Raksasa pun Bisa Jatuh

Ada dua hal yang dapat membuat raksasa itu jatuh.

Pertama adalah bahwa mempertahankan kedigdayaan ternyata bukan hal yang mudah. Kejayaan yang bisa terus dipertahankan itu ternyata bukan taken for granted. Itulah kenapa kita mesti memberikan applaus kepada organisasi yang selama puluhan tahun tetap bisa menjadi leader seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan lain-lainnya.

Kedua adalah munculnya apa yang bisa disebut sebagai innovator dilemma (tema ini diuraikan dengan amat mendalam oleh Clayton Christensen dalam buku best seller berjudul : The Innovator’s Dilemma: The Revolutionary Book that Will Change the Way You Do Business). Inti dari innovator dilemma adalah ini : para penguasa itu ragu melakukan inovasi lantaran takut program inovasinya itu akan meng-kanibal atau menghantam balik program utamanya yang masih laku di pasaran.

Innovator dilemma terjadi, bukan lantaran para penguasa tidak bisa melihat arah pasar. Atau juga bukan karena mereka tidak mampu melakukan inovasi. Mereka tahu persis arah pasar dan sangat kapabel dalam melakukan inovasi, tetapi satu hal mereka penakut.

Dan saat mereka sadar bahwa ketakutan itu tidak beralasan, segalanya telah terlambat. Kompetitor yang sigap dan nothing to lose dengan segera mengambil kesempatan itu. Lalu meninggalkan sang incumbent (penguasa saat itu) yang terpelanting ke pinggir arena.

Kita juga pasti pernah mendengar tentang takluknya dua negara raksasa waktu itu, yaitu Romawi dan Persia yang takluk di tangan kaum muslimin.

Begitu juga saat pembebasan Jerussalem, Amirul Mu'minin Umar ibn Khattab bersama sejumlah pembantu dekatnya - Khalid ibn Walid, Amr ibn Ash, Abdur Rahman ibn Auf, Mu'awiyah ibn Abi Sufyan - menandatangani perjanjian damai dengan kaum Nasrani Jerusalem. Pihak Nasrani dipimpin Uskup Sophronius, penguasa Jerusalem.

"Bismillahirrahmanir rahim, ini adalah jaminan yang diberikan kepada penduduk Aelia (nama Jerusalem waktu itu) oleh hamba Allah Amirul Mu'minin Umar ibn Khattab. Dia memberi mereka kepastian dan keamanan untuk diri mereka, segala milik mereka, gereja-gereja mereka, salib-salib mereka – baik yang kondisinya masih baik maupun yang sudah buruk - dan peribadatan mereka secara umum... Tidak ada larangan apapun yang akan diterapkan dalam soal agama. Tak seorang pun akan diganggu...."

Umar dan penguasa-penguasa muslim selanjutnya tidak hanya memberi kebebasan kepada kaum Nasrani setempat, tapi juga kepada orang Yahudi. Perjanjian itu merupakan tonggak bersejarah, tak cuma bagi kaum muslim, tapi juga bagi kaum Yahudi. Betapa tidak, semenjak itu, kaum Yahudi yang selama 500 tahun dilarang masuk Aelia (Jerusalem), kini mulai mengenyam kebebasan di kota suci mereka. Bahkan mereka diperbolehkan beribadah di bukit Temple Mount, yang terletak di bagian timur kota itu.

*dpcpancoran

PKS Ajukan Cawapres ke Gerindra

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  Anis Matta
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan poros koalisi antara Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memasuki babak menentukan dalam beberapa hari ke depan. Presiden PKS Anis Matta mengumumkan hasil rapat Majelis Syuro PKS yang mengamanatkan penjajakan lebih serius dengan Gerindra termasuk soal pengajuan wakil presiden.
"Ini (pengajunan cawapres) akan menjadi bagian yang dibicarakan, tapi keseluruhannya dulu yang lebih penting. Karena kita tidak ingin masyarakat memahami bahwa koalisi ini tujuannya hanya bagi-bagi kursi," kata Anis di Jakarta, Ahad (27/4) malam. 
Ditanya soal nama kandidat cawapres yang akan diajukan, Anis menjelaskan hal tersebut akan dirundingkan dengan pihak Gerindra dalam waktu dekat ini. "Ini (cawapres) akan masuk di dalam pembicaraan bagaimana kita memenangkan karena mentepatkan orang itu kan untuk menang. Sehingga orang yang ditetapkan harus ada dalam kerangka meningkatkan elektabilitas dan dia memiliki kapasitas memadai untuk memimpin," katanya.
Sebelumnya, pemilihan raya (Pemira) yang digelar PKS untuk menentukan calon presiden pada November tahun lalu memunculkan tiga nama, yakni Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nurwahid, Anis Matta dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. (ROL)

PKS Optimistis Koalisi dengan Prabowo Bisa Kalahkan Jokowi


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera memutuskan membentuk tim khusus untuk merealisasikan koalisi dengan Partai Gerindra. Koalisi PKS dan Gerindra diyakini akan meningkatkan peluang kemenangan Prabowo Subianto di Pemilu Presiden 2014.

"Optimistis dong, di dalam hidup ini harus optimistis. Buat apa hidup kalau pesimistis," kata Sekretaris Jendral Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufik Ridho, usai rapat Majelis Syuro, Minggu (27/4/2014) malam, ketika ditanya soal peluang Prabowo dan pasangannya mengalahkan bakal calon presiden yang diusung PDI-P, Joko Widodo.

Rapat Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Minggu, memutuskan membentuk tim untuk lebih serius menjajaki koalisi bersama Partai Gerakan Indonesia Raya dan mendukung pengusungan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden. Partai ini menyatakan keinginan kuat untuk dapat berkoalisi dengan Gerindra.

PKS memilih berkoalisi dengan Gerindra karena baru partai tersebut yang telah mengirimkan surat resmi kepada PKS soal koalisi, sementara partai lain sekadar melakukan komunikasi informal. 

Tim tersebut akan dipimpin Taufik, beranggotakan Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid; Wakil Ketua DPR Shohibul Iman; Wakil Ketua Komisi III DPR Muzzamil Yusuf; dan Bendahara PKS Mahfudz Abdurrahman.

Dalam komunikasi intensif tersebut, kata Taufik, akan dibahas bagaimana strategi koalisi untuk memenangkan pemilihan presiden kedepan. Namun menurutnya, pertemuan dan komunikasi politik dengan Gerindra akan lebih banyak berlangsung secara tertutup.

Taufik menolak menyebutkan waktu pertemuan perdana timnya dengan Gerindra. "Kalau tidak perlu diekspos kenapa harus diekspos? Kami sampaikan tidak ada yang ditutupi. Hanya kami tidak ingin ada hiruk-pikuk dalam koalisi seolah-olah nanti terlihatnya bagaimana," kilah dia. (KOMPAS)

PKS Pilih Jadi Cawapres Prabowo


JAKARTA - Pertemuan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera  (PKS) sudah semakin mengerucut. Pertemuan yang digelar sejak pagi tadi semakin mengarah ke kata sepakat, jika PKS akan berkoalisi dan siap menjadi cawapres.

"Dari pertemuan di dalam kita semakin mengerucut. Kita sepakat untuk koalisi, bukan oposisi. Melihat dari suara di dalam, kita lebih baik berkoalisi untuk dapatkan posisi wapres ketimbang tidak," kata anggota Majelis Syuro Ahmad Heryawan kepada wartawan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (27/4)

Soal koalisi, lanjut Aher, Majelis Syuro menyarankan agar PKS berkoalisi dengan pihak atau partai yang sudah secara resmi mengajukan surat untuk berkoalisi. Dalam hal ini, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto merupakan capres yang pertama kali mengajukan surat resmi koalisi ke DPP PKS.

Maka dari itu, masih kata Aher, PKS menempatkan Prabowo dan Gerindra di tempat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Aburizal Bakrie (Ical) yang hanya mengajukan koalisi secara lisan.

"Kalau dibuat tahapan, Prabowo dan Gerindra sudah lebih tinggi karena sudah ada surat tertulis. Antara yang tertulis dengan yang lisan, kita utamakan yang tertulis," pungkas Gubernur Jawa Barat itu. [ian/rmol]

"Koalisi PKS Hasil Musyawarah Majlis Syuro" by @Fahrihamzah


Twit @Fahrihamzah
(Ahad, 27/4/2014)

Kalau MS (Majlis Syuro) memutuskan Koalisi PKS artinya koalisi ini untuk bertarung dalam Pilpres.

Perlu diingat bahwa tidak ada satu partaipun yang menggapai presidential treshold (PT). Termasuk PKS.

PT adalah syarat mengajukan sepasang capres yaitu 25% suara dan 20% kursi setara 112 kursi DPR.

Kalau tak ada partai yang mencapai itu maka dia wajib cari pasangan. Inilah yg memaksanya 'berbagi' sejak awal.

Sayangnya, setiap partai yang ajukan capres ingin juga wapresnya dari partai yang sama tapi tidak bisa.

Inilah anomali pertama presidensialisme dalam multi partai. Jokowi bilang mau dimurnikan. Piye mas?

Maka, ada 3 tahapan yang dilalui: 1. Dengan siapa cukupkan PT 20%, 2. Bagaimana menang dan 3. Bagaimana berkuasa.

Ada yang mengatakan bahwa 3 tahap ini dipisah saja. Menurut saya tahap ini sulit dipisah.

Secara teknis, memperoleh tiket dan memenangkan pertarungan dan mengelola kabinet bisa dipisah.

Tetapi jika kita mulai pisahkan 3 proses yg berkelanjutan ini maka rohnya akan hilang sejak awal.

Semangat membangun Tim untuk menyelenggarakan pemerintahan yang solid harus diutamakan dari yang lain.

Sebab jika semangatnya adalah yang penting menang nanti berkuasa urusan belakang bisa bahaya.

Jika semangatnya yang penting berkuasa maka nanti partai2 akan berpikir yang penting dapat jatah kekuasaan.

Inilah akar dari munculnya pemerintahan yang tidak solid dan tidak bisa selesaikan masalah dalam diri sendiri.

Jika memutuskan 'Koalisi PKS' maka PKS juga memikirkan masalah itu sebagai masalah dasar.

Alangkah baiknya koalisi itu bahkan juga berkomitmen bahwa kalau menang berkuasa dan kalau kalah oposisi.

Jadi koalisi yang akan diputuskan ini adalah koalisi bertarung. Bukan koalisi berkuasa.

Selayaknya semua partai sekarang mulai berpikir demikian agar Dialektika makin tajam. pilihan publik tegas.

Akan sangat baik kalau partai Demokrat juga berpikir demikian, menawarkan tiga tahapan ini pada mitra sejak awal.

Akan menarik kalau ada 4 pilihan bagi rakyat dan sama sama jago sejak awal tawarkan program.

Akan seru kalau ada 4 pasang pemimpin yang berlomba tawarkan program dan berusaha menang.

Memang ada persoalan rumit karena UU Pilpres yang ada tidak berhasil mencegah uang masuk pertandingan.

Maka dapat dimengerti sejak sekarang bahwa yang akan bertarung adalah kandidat yang punya uang besar.

Sayangnya UU tidak membatasi spending dan juga tidak mengatur secara tegas sumber uang.

Maka koalisi untuk pertarungan Pilpres ini juga harus menyelamatkan martabat dan legitimasi.

Jangan sampai yang terpilih adalah yang paling penuh rekeningnya tapi paling kosong otaknya.

Btw, media salah artikan statemen Pak @aheryawan seolah PKS gak mau oposisi. Padahal ini baru mau tarung.

Maksud statement itu adalah kita koalisi perang dulu. Kalau menang koalisi Pemerintah. Kalah ya koalisi oposisi.

Koalisi PKS akan intensifkan komunikasi dengan Gerindra dan Prabowo. Itu salah satu keputusan MS.

*pkspiyungan