الحمد لله كثيراً، والله أكبر كبيراً وسبحان الله بكرة وأصيلاً.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر،
الله أكبر، الله أكبر، وأشهد أن لا إله إلا الله وحدَه لا شريك له تعظيمًا لشأنه،
وأشهد أنّ سيّدنا ونبيّنا محمّدًا عبده ورسوله الدّاعي إلى رضوانه، اللهمّ صلّ
وسلّم وبارك عليه، وعلى آله وأصحابِه وإخوانه.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin yang berbahagia…
Saat
adzan Maghrib pertama di hilal bulan Syawwal kemarin berkumandang, berkumandang
pula takbir, tahmid, dan tahlil dari jutaan umat Islam di seluruh jagad raya.
Pertanda bulan Ramadhan telah berlalu dan ini adalah hari raya kalian.
وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبّرُواْ اللَّهَ عَلَى مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan agar kalian sempurnakan bilangan (puasa)
dan kalian membesarkan Allah karena Dia telah memberi petunjuk kepada kalian
dan agar kalian bersyukur.” (Al-Baqarah:
185)
Maka
berbahagialah di hari ini setelah sebulan melakukan ibadah Ramadhan, dengan
shiyam, qiyam, dan Quran. Berbahagialah kalian atas kemenangan ini, di hari
raya ini. Dan kelak kalian akan dipanggil untuk memasuki surga dengan pintu
Arrayyan yang telah disediakan. Berbahagialah atas kemenangan melawan hawa
nafsu dan syetan yang menjadi musuh abadi kita, anak Adam. Dia adalah musuh
kalian di bulan Ramadhan, dan dia juga musuh kalian di bulan-bulan pasca
Ramadhan. Maka berhati-hatilah, jangan sampai kalian lengah terhadap musuh yang
satu ini, yang selalu mengintai kelemahan dan kelengahan manusia untuk disergap
dan dikuasai, selebihnya dijadikan ia sebagai budaknya.
Maka
berbahagialah kalian di hari ini tanpa kemaksiatan. Makan dan minumlah tanpa
kemubadziran. Pakailah pakaian terbaik kalian sebagai bentuk syukur kepada Dzat
Pemberi rezeki tanpa berlebihan berbangga-bangga apalagi kesombongan.
Bersilaturahimlah tanpa meninggalkan aturan Islam hingga melalaikan kewajiban,
menjaga adab dan akhlak. Saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Nikmat
terbesar dan teragung yang Allah karuniakan kepada kita adalah Islam. Agama
yang diridhai Allah dan dengannya jalan kita menjadi terang benderang, seterang
matahari di siang bolong. Agama yang terbukti telah memberikan keamanan,
kedamaian, keadilan, kejayaan, kesejahteraan, dan kemakmuran kepada manusia
pada abad-abad yang lalu. Saat ia menjadi pedoman hidup bagi individu,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Agama
yang terbukti telah mengeluarkan manusia dari kegelapan, kezaliman, dan
ketidakadilan. Agama yang telah membebaskan manusia dari perbudakan,
kemunduran, dan kebodohan. Agama yang telah terbukti mengangkat derajat manusia
dan kehinaan, penindasan, dan keterpurukan di sudut zaman hingga ia menjadi
mangsa bagi sesamanya, terbelenggu dalam kungkungan budaya hedonisme,
permisifme, dan paganisme yang mengagungkan benda-benda dan segala yang
dianggap berdaya padahal ia lemah adanya karena statusnya sebagai makhluk,
ciptaan Sang Kuasa.
Karena
Islam diturunkan oleh Dzat Pencipta alam semesta sebagai rahmat bagi
ciptaan-Nya. Yang dengan univerlitas syariahnya telah menjadi jawaban bagi
semua persoalan. Tidak hanya menjadi penenang bagi pengikutnya, bahkan oleh
orang-orang yang memusuhinya. Maka berbanggalah saudaraku karena anda telah
menjadi Muslim. Dengan keislaman itu anda sungguh mulia di dunia ini dan
akhirat nanti. Seperti ungkapan jujur Umar Al-Faruq atas kemuliaannya bergabung
dalam barisan besar umat Muhammad.
نَحْنُ قَوْمٌ أَغَزَّنَا اللهُ بِالاِسْلاَمِ فَمَنِ ابْتَغَى
الْعِزَّةَ بِغَيْىرِهِ أَذَلَّهَ اللهُ
“Kita adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam, maka
barang siapa yang mencari kemuliaan selainnya, Allah pasti menghinakannya.”
Maka
berbahagialah kalian di hari raya ini bersama Islam, Iman, dan Ketakwaan.
Berbahagialah kalian dengan ibadah, akhlak, dan ketaatan. Berbahagialah kalian
bersama Ar-Rahman. Meski demikian, kalian tidak boleh melupakan air mata bahkan
darah yang tertumpah di bumi Anbiya’, Gaza dan Palestina. Saat kalian membeli
pakaian baru untuk lebaran mereka membeli kain baru untuk kafan, bagi anak-anak
mereka yang menjadi korban kebiadaban tentara Israel, la’natullah alaihim.
Kekejaman yang terus mereka pertontonkan kepada dunia dan Bangsa Arab yang
sedang asyik menikmati suguhan Piala Dunia atau menikmati kemewahan dari fosil
nenek moyang mereka yang atas kehendak-Nya ladang minyak di bawah hamparan
tanah gersang mereka.
Kini
penduduk Palestina dan Gaza berjuang sendirian mempertahankan hak-hak dan
kehormatan mereka. Bahkan, mereka berjuang sendirian mempertaruhkan nyawa demi
harga diri kalian dan miliaran umat Islam di seluruh dunia. Palestina adalah
termasuk negeri pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Palestina termasuk
yang mengirimkan putra-putra terbaiknya menjadi dai dalam barisan Walisongo di
Nusantara dan Tanah Jawa khususnya. Palestina adalah tempat kelahiran Imam
Syafi’i yang madzhabnya menjadi panutan banyak umat termasuk di negeri ini. Dan
di Palestina ada Masjidil Aqsha, kiblat pertama dan tempat suci ketiga bagi kaum
Muslimin sedunia.
Saat
hujan menimpa negeri ini lalu kalian panik karena masih berada di tengah
perjalanan, atau karena atap yang bocor, atau selokan dan got yang mampat
karena sampah atau sungai yang meluap, dan ibu-ibu gelisah menunggu belahan
jiwanya belum pulang dari sekolah. Ketahuilah bahwa anak-anak di Gaza dan
Palestina juga diguyur oleh hujan roket hingga meluluhlantakkan rumah-rumah
mereka, masjid-masjid mereka, sekolah-sekolah mereka, bahkan camp tempat mereka
mengungsi. Senjata Israel yang dibeli dari uang yang sebagiannya adalah
sumbangan kalian melalui produk-produk Amerika dan Eropa.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum
Muslimin yang berbahagia…
Kalian
juga tidak boleh melupakan nasib sebagian kaum Muslimin di belahan negeri lain
yang mengalami penindasan oleh anak-anak bangsanya sendiri, di Mesir dengan
tercedarainya demokrasi oleh penguasa militer dan tangan besi. Di Suriah yang
luka-luka akibat perang saudara belum juga mengering. Di Rohingya yang hingga
kini masih berada di tenda-tenda pengungsi. Juga di negeri ini, yang kemiskinan
masih menyeruak menohok hidung kita. Yang korupsi masih merajalela, uang negara
dilalap oleh penyelenggaranya sendiri, baik oleh mereka yang sudah meringkuk di
balik jeruji besi atau yang masih bebas merdeka menghirup udara dan memeragakan
polesan citra di media massa seolah dia adalah pembela rakyat jelata, pelindung
wong cilik, pengawal undang-undang dan demokrasi.
Di
negeri ini kemaksiatan masih biasa diselenggarakan, baik secara tersembunyi
maupun terang-terangan, baik oleh pribadi-pribadi maupun kelompok. Kemaksiatan
yang kadang terbungkus oleh indahnya kata-kata dan kilauan retorika. Atas nama
kebebasan berekspresi aurat yang seharusnya ditutupi dibuka hingga mengundang
kejahatan susila. Atas nama penegakan hukum privasi orang dipublish
hingga dengan itu yang baik dihinakan yang hina dimuliakan. Kejahatan ada di
mana-mana, baik oleh yang berdasi maupun oleh kelas teri. Tiada tempat aman
bahkan di lembaga-lembaga pendidikan. Tiada tempat berlindung bahkan di
tempat-tempat ibadah.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum
Muslimin yang berbahagia…
Tiada
tempat kembali selain Islam dan tiada cara meraih kejayaan kecuali bersama
Islam.
Tiada
harapan kecuali kepada Islam.
Setidaknya
kita telah merasakan hal itu selama sebulan penuh dalam aktivitas Ramadhan
kita. Damainya sungguh terasa meski beriring haus dan dahaga. Keamanannya
sungguh nyata karena shiyam di siang harinya dan qiyam di malam harinya.
Kebersamaan tercipta dan bukan sekedar kata saat kita ruku’ dan sujud bersama,
menghamba dan taat kepada Sang Pencipta, satu gerakan, satu komando, dan satu
kata dalam ibadah Tarawih dan shalat berjamaah kita. Keindahannya sungguh tak
terlupakan saat adzan Maghrib berkumandang, lalu dengan bahagia tangan-tangan
kita menjamah hidangan buka di rumah, di masjid, di kantor, bahkan di jalan
raya.
Saat
itu rumah menjadi basis pembinaan pribadi dan keluarga; ibu membangunkan anak
balitanya untuk makan sahur belajar berpuasa setengah hari, ayah masih dalam
sujudnya berurai air mata larut dalam munajat atau sedang mengalunkan ayat-ayat
suci. Lalu masjid menjadi basis konsolidasi untuk membangun keshalihan sosial
dan menciptakan suasana kesejukan dalam Islam melalui pencerahan-pencerahannya,
program-programnya, dan rencana-rencananya.
Ramadhan
harus menjadi titik-tolak untuk bangkit meraih kejayaan. Berangkat dari pribadi
dan diri sendiri yang telah dilatih dalam diklat Ramadhan agar seorang muslim
dapat mengelola dirinya hingga menjadi pribadi yang optimis dan sukses.
Menghalau potensi jahat dalam dirinya dan memicu potensi takwanya. Memimalisir
potensi negatif dan melejitkan potensi positif hingga berhasil membangun
prestasi amal.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا*فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا
وَتَقْوَاهَا*قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا*وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Dan demi jiwa serta penyempurnaannya ciptaannya, maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya. Beruntunglah
orang yang mensucikannya dan merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 7-9)
Alah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا
مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (Ar-Ra’du: 11)
Sebab
persoalan terbesar manusia adalah menghadapi dirinya sendiri. Tak ada panglima
perang yang berhasil menaklukkan sebuah negeri kecuali ia telah menaklukkan
dirinya sendiri, ketakutannya, egonya, dan kekerdilannya. Tak ada maestro yang
telah mencatatkan karya besarnya kecuali telah mencatatkan kemenangan atas
dirinya sendiri, keputus-asaannya, kemalasannya, dan keterbatasannya. Dan tidak
ada ulama besar yang telah memberikan karya dengan dakwah dan ilmunya kecuali
ia telah memberikan asupan nilai kepada dirinya hingga kelemahannya terhasung
dan kekuatannya spiritualnya terusung.
Sufyan
Tsauri berkata,
مَا عَالَجْتُ أَمْرًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ نَفْسِي
“Tidaklah aku mengatasi masalah yang lebih sulit ketimbang
diriku sendiri.”
Imam Bashri berkata
مَا الدَّابَّةُ الْجَمُوْحُ بِأَحْوَجَ إِلَى اللِّجَامِ مِنْ
نَفْسِكَ
“Tidaklah binatang liar itu lebih membutuhkan tali kekang
ketimbang dirimu sendiri.”
Sebab fakta tentang diri dan jiwa kita telah dibeberkan oleh
Allah dalam Al-Quran,
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ
بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”(Yusuf: 53)
Seseorang
boleh menguasai sekitarnya, lingkungannya, bahkan negaranya. Menjadi pemimpin
hingga semua orang dan barang berada dalam kendali dan perintahnya. Tiap ia
melintas orang menunduk dan tiap kali ia berujar kepala mengangguk. Dengan
memencet tombol remote control ia membuka assetnya lalu berselancar di dunia
nyata dan dunia maya. Namun demikian acap kali ia tak berkutik di bawah tekanan
nafsunya, amarahnya, dan egonya. Sering kali ia terkapar oleh amukan syahwatnya
dan desakan emosinya.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum
Muslimin yang berbahagia…
Pasca
puasa Ramadhan ini Nabimu telah menganjurkan agar anda berpuasa enam hari di
bulan Syawwal, sebagai kelengkapan ibadah satu tahun bersama puasa Ramadhan.
Beliau bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ،
كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan lalu melanjutkan
(puasa) enam hari di bulan Syawwal, maka seolah-olah ia berpuasa selama satu
tahun.” (Shahih Muslim, no.1164)
Begitu
pentingnya puasa ini, nabimu juga menganjurkanmu berpuasa sunnah di hari-hari
lain; Senin dan Kamis, puasa Arafah, Asyura, puasa Dawud, puasa Ayyamul-bidh,
tanggal 13 sampai 15 setiap bulan Hijriyah, juga syariat tentang puasa Nadzar
dll. Tunaikan shalatmu di awal waktunya dengan berjamaah di masjid. Jangan
biarkan masjid yang kau bangun itu menangis merana karena sepi dari sujud dan
ruku’, jadilah hamba Rabbani jangan sekedar menjadi hamba Ramadhani. Ajak
anak-anak dan keluargamu untuk memakmurkan masjid dengan ibadah. Seperti
hari-hari kemarin kau selalu dekat dengan masjid, kau rindu dan selalu terikat
dengan masjid.
Tunaikan
zakat hartamu jika telah memenuhi nishabnya, bersihkan harta dan jiwamu dari
kedengkian dengannya dan dengan infaq dan sedekah, tiada berkurang harta karena
sedekah, justru ia akan bertambah dan berkembang. Allah memberkahinya. Tunaikan
kewajiban haji jika kau termasuk yang mampu, berkunjung ke Baitullah untuk
mengikat dirimu dengan perjuangan Nabimu serta melengkapi rukun Islam-mu.
Jauhkan
tauhid dan akidahmu dari segala bentuk kesyirikan, sekecil apapun. Lepaskan
semua bentuk ketergantungan selain tergantung kepada Allah, karena Dialah yang
Mahakaya, Maha Kuasa, Maha Mampu memenuhi segala kebutuhan makhluk-Nya. Rizkimu
telah ditentukan tinggal kau gerakkan diri berusaha menjemputnya. Maka
tempuhlah jalan halal yang telah dibentangkan Nabimu di hadapanmu. Jangan
sampai ada daging yang tumbuh dari makanan yang haram dalam tubuhmu dan tubuh
anak-anakmu.
Berbaktilah
kepada kedua orang tuamu. Jangan bersikap dan berkata kasar kepada keduanya.
Karena jika bukan lantaran mereka, kau tidak pernah ada di muka bumi ini. Jika
beliau berdua sudah tiada, selipkan doa untuk keduanya di antara doa yang kau
lantunkan untuk dirimu, keluargamu, dan umatmu. Jalinlah silaturahim kepada
keluarga besarmu. Berbuat baiklah pada tetanggamu dan bersabarlah atas ulah
mereka. Karena itu merupakan pilar-pilar masyarakat madani. Berkata santun dan
tidak menyakiti. Berprasangka baik kepada sesama. Bersihkan hati dari dengki,
iri, sombong, bangga diri, su’uzhan, kikir, dan tamak. Karena ia adalah
pintu-pintu syetan yang siap merusakmu, merusak hatimu, dan merusak akhiratmu.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum
Muslimin yang berbahagia…
Tunaikan
amanah sekecil apapun dan pelihara janji dengan siapapun. Tepatlah datang ke
tempat kerjamu dan tunaikan tugas dengan penuh amanah. Jangan curang atau
menipu dalam usahamu atau culas dalam timbangan, ukuran, dan takaran, katakan
yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk dan jangan memanipulasi. Taati lalu
lintas dan utamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
Lalu
ajak dan ciptakan keshalihan pribadi itu dalam keluargamu, masyarakat, dan
lingkunganmu. Berkontribusilah dalam menciptakan perbaikan dan kebaikan sosial
semampumu. Jika anda menjadi pribadi shalih, keluarga shalih, masyarakat
shalih, Allah akan memberi hadiah kepadamu pemimpin yang shalih sepertimu.
Pemimpin yang mengayomi, yang lebih mementingkan bangsanya ketimbang dirinya
sendiri. Pemimpin yang komitmen terhadap janji dan sumpahnya. Pemimpin yang
menjadikan siangnya untuk rakyatnya dan malamnya untuk Tuhannya.
Jadikan
taubat dan istighfar sebagai hiasan pribadimu, habbitmu. Tidak saja saat kau
merasa bersalah atau berdosa. Sebab jika kau merasa terbebas dari dosa, kau
tidak terbebas dari bisikan hati untuk melakukan dosa. Ataupun jika kau
terbebas dan bisikan itu, kau tak terbebas dari bisikan syetan yang selalu
mengintai. Ataupun jika kau bebas dari hal itu, ada kalanya kau kosong dari
zikir dan mengagungkan kebesaran-Nya. Dan semua itu adalah kekurangan manusia.
Malulah kepada Nabimu yang berkata,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا
إِلَى اللهِ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai
manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat setiap
harinya sebanyak 100 kali.” (Muslim)
Lalu,
nikmatilah kejayaan bangsa dan negerimu. Hanya keshalihan pribadi, keluarga,
masyarakat dan pemimpin yang menjamin keadilan dan kemakmuran. Hanya dengan
Islam kau akan jaya. Tidak hanya di dunia, namun berlanjut hingga ke alam baka.
Dan jika kau ragu, tengoklah sejarah. Zaman mana dunia ini mengalami
kemakmurannya selain zaman keemasan agamamu. Aturan mana yang telah terbukti
memberi keuniversalan rahmat selain aturan Islam.
Akhirnya,
segala upaya dan usaha marilah kita sandarkan kepada Rabb kita, agar
langkah-langkah kita dimudahkan dan diberkahi. Agar dosa-dosa diampuni. Agar
masa depan negeri ini dan negeri-negeri Muslim gemilang dengan cahaya-Nya.
اللهم اغـفـر للمسلمين والمسلمات ..
والمؤمنين والمؤمنات …الأحـياء منهم والأموات برحـمتك ياأرحم الراحمين
اللـهم اغـفر لنا خطيئاتنا وجهـلنا وإسرافـنا في أمرنا اللهم اغـفر لنا جـِدنا وهـزلنا وخطـأنا
وعمدنا وكـل ذلك عـندنا برحمتك يا أرحم الراحمين
اللهم آتِ أنفسـنا تـقـواهـا ..
وزكّـها أنت خـيرُ من زكّاها .. أنت ولـيّها ومـولاها
اللهم إنا نعـوذ بك من عـلمٍ لا ينفع .. ومن قلبٍ لا يخشع .. ومن نفس لا تشبع .. ومن دعـوة لا يُستجاب لهـا. اللهم إنا نسألك الهـدى والتُـقى .. والعـفاف والغـنى
اللـهم إنا نسألك العـفـو والعـافية .. في الدين والدنيا والآخـرة
يا حي يا قـيوم لا إله إلا أنت سبحانك.. اٍنّـا كُـنا من الظـالمين
اللهم إنا نعـوذ بك من عـلمٍ لا ينفع .. ومن قلبٍ لا يخشع .. ومن نفس لا تشبع .. ومن دعـوة لا يُستجاب لهـا. اللهم إنا نسألك الهـدى والتُـقى .. والعـفاف والغـنى
اللـهم إنا نسألك العـفـو والعـافية .. في الدين والدنيا والآخـرة
يا حي يا قـيوم لا إله إلا أنت سبحانك.. اٍنّـا كُـنا من الظـالمين
اللهم إنا نعـوذ بمعافاتك من عـقـوبتك
ونعـوذ برضاك من سخـَطِــك ونعـوذ بك منك اللهم لا نـُحصي ثناءً عـليك – ولو حرصنا
– أنت كما أثنيتَ عـلى نفسك.
اللهم اغـفـر لنا ذنـبنا .. واخسِيء
شيطـاننا .. وفـُـك رهـاننا .. وثـقـّـل ميزاننا .. واجعـلنا في النديّ الأعـلى
اللهم إنك تعـلم سرنا وعلانيتنا .. فأقـبل معـذرتنا وتعـلم حاجتنا .. فاعـطِـنا سؤالنا ..وتعـلم ما في في نفـوسنا .. فاغـفِـر لنا ذنوبنا.
اللهم إنك تعـلم سرنا وعلانيتنا .. فأقـبل معـذرتنا وتعـلم حاجتنا .. فاعـطِـنا سؤالنا ..وتعـلم ما في في نفـوسنا .. فاغـفِـر لنا ذنوبنا.
اللهم إنا نسألك اٍيمانا يباشر
قـلوبَـنا .. ويـقـينـًا صادقـاً حتى نعـلم وأنه لن يصيبنا إلا ماكتبته عـلينا
والرضا بما قسمته لنا يا ذا الجـلال والاكـرام
اللهم إن هذا خلق جديد .. فافتحه
عـلينا بطاعـتك .. واختمه لنا بمغـفـرتك ورضوانك .. وارزقنا فيه حسنة تقـبلها منا
.. وزكـها وضّـعـفها لنا وما عـملنا فيه من سيئات فاغـفر لنا إنك غـفـور رحيم ..
ودود كريم
اللهم إنا نعـوذ بك اليوم فأعِـذنا .. ونستجيرك اليوم من جهد البلاء فأجرنا .. ونستغـيث بك اليوم .. فأغـثنا .. ونستصرخك اليوم عـلى عـدوك وعـدونا فأصرخنا .. ونستنصرك اليوم فانصرنا .. ونستعـين بك اليوم على أمرنا فأعِــنـا .. ونتوكل عليك فاكـفـِنا .. ونعـتصم بك فاعـصمنا .. وآمنا بك فأمِّـنا .. ونسألك فاعـطـنا .. ونسترزقك فارزقـنـا .. ونستغـفـرك فاغـفـر لنا .. وندعـوك فاذكرنا .. ونسترحمك فارحمـنا
اللهم إنا نعـوذ بك اليوم فأعِـذنا .. ونستجيرك اليوم من جهد البلاء فأجرنا .. ونستغـيث بك اليوم .. فأغـثنا .. ونستصرخك اليوم عـلى عـدوك وعـدونا فأصرخنا .. ونستنصرك اليوم فانصرنا .. ونستعـين بك اليوم على أمرنا فأعِــنـا .. ونتوكل عليك فاكـفـِنا .. ونعـتصم بك فاعـصمنا .. وآمنا بك فأمِّـنا .. ونسألك فاعـطـنا .. ونسترزقك فارزقـنـا .. ونستغـفـرك فاغـفـر لنا .. وندعـوك فاذكرنا .. ونسترحمك فارحمـنا
اللهم أعـز الاسلام والمسلمين ، اللهم
أعـز الاسلام والمسلمين ، اللهم أعـز الاسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين ..
ودمـّر أعـداء الدين .. واحمِ حَـوزة الاسلام .. يـارب العالمين
اللهم انصر اخواننا المجاهدين في
سبيلك في كل مكان .. اللهم وحِّـد صفـوفهم .. واربط عـلى قـلوبهم .. وسدد سهامهم
وآراءهم. اللهم انصر إخواننا في فـلسطين على اليهود الغاصبين ، اللهم انصرهم على إخوان
القردة والخنازير. اللهم عليك باليهود ومن هاودهم .. وبالنصارى ومن ناصرهم …
وبالشيوعـيين ومن شايعهم
اللهم أنزل عليهم رجزك وعذابك إليهم. اللهم
أنزل بأسك الذي لايـُرد عن القـوم المجرمين
اللهم انصر اخواننا المستضعـفين
والمضطهدين في دينهم وأعـراضهم وحُـرُماتهم .. يارب العالمين
اللهم أصـلِح أحوال المسلمين .. اللـهم أصلح قادتهم وعلماءهم وشبابهم ونساءهم
اللهم أصـلِح أحوال المسلمين .. اللـهم أصلح قادتهم وعلماءهم وشبابهم ونساءهم
اللهم أقـِـر أعيننا باستقـرار أوضاع
المسلمين في كل مكان. اللهم أصـلح أحوال المسلمين في كل مكان
*Dakwatuna