SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Monday 24 March 2014

"Ini adalah hari-hari yang takkan kembali"




"Ini adalah hari-hari yang takkan kembali"

Kita tak ikut merasakan suasana peperangan di bukit uhud
Atau merasakan kemenangan fenomenal pasukan Yarmuk
Kita tak ikut serta menggali parit ditengah musim dingin yg menusuk
Yerusalem yang takluk
Dan Konstantinopel yang bertekuk lutut

Kita semua tak ada disana
Tak ada nama kita dalam catatan Malaikat sebagai orang yang ikut serta
Faktanya..sekarang kita disini..Indonesia

Inilah hari hari yang takkan kembali
Maka rasakanlah..
Rasakan setiap detail getarannya
Rasakan segala bentuk rintangannya

Ini adalah hari hari yang takkan kembali
Maka nikmatilah
Nikmati setiap lelahnya
Nikmati semua dekap kebersamaannya
Setiap tetes keringat kita
Setiap langkah kaki kita
Setiap ketukan kita dari rumah ke rumah
Setiap malam yang kita gunakan untuk terjaga
Siang hari yang kita habiskan dibawah sang surya
Nikmatilah semuanya kawan

Karena ini adalah hari hari yang takkan kembali
Pastikan kali ini nama kita tak luput dari catatan malaikat


*by @nastarabdullah 

Fahri Hamzah: Banyak Mengaku Pengamat Padahal Konsultan Politik


Wakil SekjenPKS meminta kepada pihak-pihak dari lembaga-lembaga konsultan politik untuk tidak menyebut diri mereka sebagai pengamat jika sedang menjual klien mereka ke media. Media pun diharapkan bisa jeli menilai mana konsultan bayaran dan mana pengamat sesungguhnya dalam meminta komentar.

“Selama ini rancu banyak orang mengaku pengamat, padahal dia konsultan politik yang mendapatkan keuntungan materi dari klien-klien mereka. Mereka sudah tidak boleh menyebut diri pengamat di muka publik kalau membela kepentingan pihak yang membayar. Media juga harus jeli untuk tidak meminta komentar mereka karena pasti membela siapa yang membayar,” ujar Fahri Hamzah kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).

Menurutnya, pengamat memiliki pengamatan yang baik untuk bangsa ini, sementara konsultan yang berkedok pengamat hanya memiliki tujuan ekonomis saja. Mereka sama sekali tidak peduli apakah klien atau calon pemimpin yang mereka usung bagus atau tidak untuk negeri ini. "Yah kepentingan mereka ekonomis saja," tegasnya.

Para konsultan politik itu, kata Fahri selama ini membuat gaduh dengan tampilan diri sebagai pengamat. Mereka yang menerima bayaran tentunya tidak akan independen jika diminta komentarnya sebagai pengamat. Para konsultan politik ini bahkan tidak segan-segan untuk berkreasi dengan menipu masyarakat seolah klien mereka adalah orang yang paling layak menjadi pemimpin di Indonesia.

“Kita tahu lah cara kerja mereka. Mereka bahkan tidak segan-segan membuat survei hasil rekayasa mereka sendiri dan mereka publikasikan seolah itu kehendak rakyat. Mereka juga main di sosial media dan cara-cara apapun. Sudah saatnya media dan masyarakat menilai dengan lebih jernih,” katanya.[tribunnews/PKS PIYUNGAN]

Ini Gubernurku.... mana gubernurmu.....


"Sahabat, sekiranya aku terlena oleh dunia, ingatkan aku tentang pedihnya azab neraka. Namun sekiranya aku lemah tak berdaya menghadapi dunia, kabarkan aku tentang indahnya syurga" ~AHER For President
Sumber :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10201596545024978&set=a.10200614221707509.1073741837.1518745945&type=1&theater

PKS: Antara Pertarungan Politik, Media Framing dan Shifting Sejarah


Oleh Toto Suryawan Aditama
Australia

Tensi politik di Indonesia dalam setahun terakhir menjelang pemilu 2014 meningkat tajam, terutama apa yang dialami oleh PKS. Diawali dengan penangkapan mantan presidennya hingga sampai dijatuhkannya vonis yang kemudian menjadi headline di seluruh media selama periode tahun 2013. Semua opini diarahkan, seolah-olah PKS adalah partai paling korup di Indonesia. Segala hal kecil yang dipandang negative tentang PKS akan diekspose besar-besaran. Seolah-olah ada orchestra dibelakangnya yang mengendalikan gerakan untuk membonsai PKS.

Belum lagi opini negative yang dibangun di social media, baik berupa cacian, hujatan, bullying, framing, dan lain-lain. Apapun yang berkaitan dengan PKS pastilah dinilai buruk. Bahkan ketika ada bencana dan kader-kader PKS secara serta merta terjun langsung untuk membantu dan melayani masyarakat yang terkena dampak bencana, maka berbagai cibiran pun datang, “Lagi cari muka die..”, “PKS riya’, bantu korban kok pake bendera”….dll.

Ditambah lagi hasil-hasil survey yang banyak dilakukan oleh lembaga survey, baik yang diakui integritasnya maupun yang tiba-tiba muncul bak jamur di musim hujan, yang mendowngrade PKS pada posisi terendah. Maka lengkaplah sudah penderitaan yang dialami oleh PKS, tidak ada lagi syarat bagi PKS untuk bisa tetap eksis di panggung perpolitikan Indonesia. Tak heran jika kemudian banyak pengamat yang memprediksi tentang kehancuran PKS pada pemilu 2014 ini.

Maka, adakah upaya yang dilakukan oleh para pimpinan dan kader PKS untuk memanage dan mengembalikan kembali dukungan public kepada PKS?

Upaya Melawan Arus

Pidato Anis Matta yang pertama kali dihadapan publik yang disaksikan oleh seluruh kader PKS sedikit banyak telah berhasil mengobati sedikit luka yang diderita oleh para kader PKS. Sejak saat itu, seluruh pimpinan, pengurus dan kader akar rumput PKS terus melakukan perlawanan baik secara terbuka maupun secara tertutup. Konsolidasi internal, perlawanan terbuka hingga operasi senyap terus dilakukan sejak pidato pertama Sang Presiden baru tersebut.

Alhasil, setelah upaya perlawanan itu digaungkan, kemenangan-kemenangan PKS dalam pilkada-pilkada telah menunjukkan bahwa PKS telah melewati masa kritisnya. Yang sangat fenomenal adalah kemenangan pada pilkada Jawa Barat yang terjadi tiga pekan setelah peristiwa tersebut dan pilkada Sumatra Utara, dua minggu kemudian. Dan yang terakhir adalah kemenangan pada pilkada Maluku Utara dan Kota Padang yang mengawali “come back”nya PKS di tahun 2014.

Lengkap sudah recovery yang dilakukan oleh PKS. Dan puncaknya adalah konsolidasi massa besar-besaran yang menandai dimulainya kampanye akbar perdananya di Gelora Bung Karno pada hari minggu, 16 Maret 2014. Ratusan ribu massa yang hadir, tumpah ruah di setiap sudut GBK yang hanya menyisakan lapangan hijaunya saja. Massa kader dan simpatisan PKS bahkan juga memenuhi bagian luar stadion yang konon berkapasitas 90.000 orang tersebut. Sempurna sudah “come back”nya PKS di pentas politik nasional dan hal ini mampu dikapitalisasikan menjadi energy luar biasa bagi setiap kader dan struktur untuk memenangkan PKS di pemilu 2014 ini.

Serangan Kembali

Fenomena kebangkitan dan konsolidasi PKS yang luar biasa ini tentu menjadi pertimbangan baru bagi para elit politik di negeri ini. Alih-alih dukungan kepada PKS merosot, tetapi setiap hari public bahkan para elit politik menyaksikan fenomena luar biasa pada setiap kampanye PKS. Massa yang besar, kreatif, tertib dan teratur menjadi fenomena mencengangkan sekaligus mengkhawatirkan bagi sebagian elit.
Lautan massa hadiri kampanye Fahri Hamzah di NTB (19/3/2014)

Terakhir kitapun menyaksikan, Fahri Hamzah yang selama ini digadang bahwa popularitasnya akan turun dan merosot akibat perlawanannya yang keras terhadap setiap upaya untuk melemahkan PKS, terutama atas sikap kerasnya terhadap KPK, justru menjadi sumber magnet tersendiri di Dapilnya.

Kali ini yang menjadi “AKTOR” politik untuk membonsai PKS adalah giliran BAWASLU. Tak tanggung-tanggung, yang dipanggil adalah Presiden PKSnya secara langsung, Anis Matta. Kemudian media ramai menyoroti dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PKS tentang pelibatan anak-anak pada saat pelaksanaan kampanye akbar perdana di GBK.

Logika sederhana, padahal yang punya gawean (Kampanye PKS di GBK -red) adalah DPW PKS DKI Jakarta, bukan pengurus pusat DPP PKS. Seandainya ingin memanggilpun, maka seharusnya yang pertama kali dipanggil adalah ketua panitia atau ketua DPW PKS DKI Jakarta untuk dimintai keterangan. Selain itu, panitiapun juga sudah mengeluarkan himbauan untuk tidak melibatkan anak-anak dalam kampanye tersebut. Berbagai upaya untuk meminimalisir keterlibatan anakpun sudah dilakukan, salah satunya dengan cara menyediakan arena bermain untuk anak-anak selama acara kampanye perdana PKS di Gelora Bung Karno berlangsung. Oleh karena itu bisa disimpulkan, pemanggilan Presiden PKS Anis Matta tersebut tidak lebih dari sekedarframing yang sengaja di bentuk untuk mengarahkan opini masyarakat. BAWASLU yang memberi umpan, dan media yang mengeksekusinya.

Sedangkan pada saat yang sama, BAWASLU tidak melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap ketua-ketua umum partai lain yang bahkan sangat jelas keterlibatan anak-anak dalam kampanye mereka. Tidak hanya hadir pada acara kampanye partai-partai lainnya, bahkan anak-anakpun turut menikmati dan menyaksikan goyangan dangdut koplo di tempat kampanye yang tidak layak disaksikan oleh mereka. Tidak hanya itu, bahkan banyak ditemukan fakta tentang adanya upaya money politik yang dilakukan oleh mereka tetapi tidak ditindak. Jadi kita semua bisa memahami apa tugas BAWASLU sesungguhnya yaitu hanya untuk memelototi kampanye PKS dan mencari kekurangannya. Bahkan BAWASLU pun telah memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menghentikan segala macam aktivitas kampanye PKS.

Tidak hanya itu, ingatan public kepada kasus impor sapi pun juga coba dibangkitkan kembali oleh media sejak hari kamis 20 Maret 2014 lalu. Maka sempurna sudah drama politik untuk membonsai PKS yang melibatkan banyak pihak termasuk media sebagai salah satu actor utamanya.

Membaca Realitas

Melihat realita yang terjadi dan dalam mensikapi serangan yang bertubi-tubi terhadap PKS akhir-akhir ini, setidaknya ada beberapa hal yang bisa membawa dampak positif untuk PKS di masa yang akan datang sebagai tulang punggung negara modern seandainya bisa dikapitalisasikan, yaitu:

1. Situasi ini bisa digunakan oleh PKS maupun kadernya untuk melakukan mappingterhadap setiap individu, elit politik, pengamat politik, ormas, media, institusi bisnis dan institusi-institusi lainnya untuk mengukur tingkat relasi mereka terhadap PKS.

Dari mapping ini, setiap kader PKS bisa mengukur dan mengetahui sikap orang-orang yang berada di sekitarnya terhadap PKS. Dari mapping ini, kita juga bisa melihat motivasi dasar yang melatar belakangi sikap mereka terhadap PKS dan merumuskantreatment terbaik apa yang akan diberikan kepada mereka di masa yang akan datang yang bisa dikapitalisasikan menjadi modal besar bagi PKS. Puzzle-puzzle yang berserakan tersebut, kemudian bisa dikumpulkan dan disatukan untuk memahami setiap motif yang melatar belakanginya.

Dari sekian banyak motif yang nampak di permukaan, kami melihat, motif ideologi menjadi salah satu hal yang mendominasi latar belakang sikap sinisme sebagian pihak terhadap PKS. Jika diamati pergerakan orang-orang yang ada di social media, maka bisa didapati secara umum bahwa mereka yang selama ini melakukan kritik baik rasional maupun irrasional, bullying dan pembentukan opini negative terhadap PKS selama setahun terakhir adalah pihak yang sama, yang juga memberikan dukungan penuh atas pencalonan Jokowi sebagai Presiden RI.

Selain itu, analisa salah seorang tokoh agama Kristen yang mengatakan akan terjadinya kerusuhan jika Jokowi gagal terpilih sebagai Presiden RI dan sinisme Yunarto Wijaya, seorang pengamat politik yang beragama katholik terhadap kampanye perdana PKS yang seharusnya bisa bersikap netral, seolah mengkonfirmasi akan kebenaran adanya motif ideologi dibalik serangan terhadap PKS selama ini.

Walaupun berkali-kali para petinggi PKS telah menunjukkan sikapnya yang menghormati pluralitas dan keberagaman yang ada di Indonesia dan salah satu buktinya dengan melibatkan paduan suara Gereja pada kampanye PKS. Namun nampaknya sebagian dari saudara sebangsa kita yang berasal dari kaum minoritas masih memiliki prejudice terhadap PKS. Tentu hal ini akan menjadi pekerjaan rumah PKS untuk mengelola dan membangun komunikasi yang baik dengan berbagai pihak dan golongan guna mencapai sikap kesepahaman terhadap sesama anak bangsa.

2. Situasi ini juga bisa digunakan untuk melihat efektifitas dari mesin politik PKS itu sendiri. Adanya serangan bertubi-tubi dari berbagai pihak dengan berbagai resources yang dimilikinya serta kampanye negative yang dilakukan oleh media (media framing), maka apabila PKS berhasil meraih kemenangan, hal ini akan mampu meningkatkan moralitas kadernya dalam jangka panjang.

Akan muncul keyakinan bahwa PKS besar bukan karena media tetapi karena kerja keras kader-kadernya. Kemenangan PKS menunjukan akan adanya dukungan besar masyarakat terhadap PKS yang tidak bisa diragukan lagi. Dukungan yang lahir yang didasari atas adanya kontribusi yang nyata kader-kader PKS selama ini di masyarakat.

Maka jika dukungan massif masyarakat benar-benar terjadi terhadap PKS, ini menunjukan adanya fase peralihan rasionalitas masyarakat terhadap media dan pencitraan. Bukan lagi masanya pencitraan yang berbasis media dan pembentukan opini, tetapi beralih menjadi pencitraan yang berbasis reputasi. Reputasi yang dibangun oleh kerja keras, profesionalitas dan pelayanan yang paripurna terhadap semua elemen dan golongan bangsa ini.

Sebagaimana Rasulullah SAW; secara pencitraan, beliau dirusak nama baik dan reputasinya di Mekah. Akan tetapi masyarakat Mekah tidak akan pernah bisa melupakan fakta bahwa beliau adalah seseorang yang bergelar Al Amin (terpercaya).

Apa bila point kedua itu benar-benar terwujud, maka bersiap-siaplah akan adanya peralihan sejarah baru masyarakat Indonesia, sebagaimana ciri-ciri Gelombang Ketiga yang sudah diperkenalkan Presiden PKS pada setiap kesempatan pidatonya.

Wallahu álam Bishshowab

Melbourne, 21 Maret 2014

*Toto Suryawan Aditama
Ketua Bappilu PIP PKS ANZ untuk wilayah Victoria


(sumber: Kompasiana)

Wow! Kampanye di Australia Barat, PKS Gelar Autumn Festival


PERTH - Tak ingin ketinggalan gegap gempita pesta demokrasi di tanah air, para kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bermukim di Perth, Australia Barat, membuat acara meriah tentang partai ini versi mereka. Bertepatan dengan memudarnya hawa panas dan hadirnya semilir angin musim gugur, tajuk acara ini pun disesuaikan dengan nama musim yang sedang mereka nikmati itu yaitu "Autumn Festival".

Sabtu (22/3/2014) jam 10 pagi, panitia sudah tampak sibuk hilir mudik mengatur setting ruangan Harry Turner Hall di area Queens Park. Mereka mendekorasi ruangan dengan beberapa atribut partai berwarna hitam, kuning dan putih. Meja-meja yang diperuntukkan untuk peserta bazaar makanan dan baju ditata sedemikian rupa agar memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.

Contact person Pusat Pelayanan dan Informasi PKS Western Australia, Anton Faizal, dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan acara ini bukan hanya untuk memperkenalkan PKS kepada masyarakat Indonesia, namun lebih dimaksudkan sebagai ajakan untuk selalu peduli pada situasi tanah air lewat partisipasi warga Indonesia di luar negeri.

Salah satu bentuk kepedulian itu tentunya adalah melalui peran serta mereka dalam memilih wakil rakyat di ajang Pemilihan Umum. Peran serta ini penting, sebab meski tinggal jauh di ranah perantauan, masih ada kebijakan pemerintah Indonesia yang berpengaruh pada rakyat Indonesia di luar negeri, misalny atentang status kewarganegaraan, jaminan perlindungan buruh migran serta solusi bagi berbagai permasalahan mahasiswa.

Selain itu, acara seperti ini dimaksudkan juga untuk melakukan sosialisasi tentang pemilu bagi warga negara Indonesia di Perth. Misalnya, informasi tentang tanggal pemungutan suara. Berbeda dengan di Indonesia, pemungutan suara di luar negeri dilaksanakan lebih awal. Pemungutan suara di Perth dilaksanakan tanggal 6 April. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) tentu perlu dibantu dalam sosialisasi tentang pemilu ini, agar warga Indonesia di Australia Barat makin antusias dalam menggunakan hak pilihnya.
Acara ini dimeriahkan sekitar 200 pengunjung. Sebagian besar pengunjung datang bersama pasangan atau keluarga. Di antara mereka tampak beberapa warga Aussie yang didampingi pasangan Indonesianya. Karena bazaar memang menjadi acara utama, maka pantaslah jika seluruh meja yang menjual masakan khas Indonesia paling laris manis diserbu. Beberapa menu jajanan lezat seperti bubur ayam, mie ayam, lontong sayur, bakwan Malang, soto Banjar, nasi pecel, nasi liwet, pempek, serta aneka gorengan, selain disantap langsung, banyak juga yang memesan makanan itu untuk dibawa pulang.
Gerai baju-baju muslim, buku, asesoris serta suplemen kesehatan herbal tak kalah meriahnya. Bahkan meja yang menjual barang-barang bekas berkualitas yang dipajang di dekat pintu masuk sempat menjadi perhatian beberapa pengunjung. Usaha panitia menyediakan jasa face painting buat anak-anak patut diacungi jempol. Karena para bocah jadi bisa duduk tenang sementara orangtua mereka bersosialisasi sambil berwisata kuliner.

Sepanjang acara yang berdurasi sekitar lima jam itu, panitia beberapa kali memutar video tentang PKS, baik kiprah partai di masyarakat, himbauan untuk mengikuti pemilu, rekaman aktivitas kampanye PKS di Indonesia, serta profil salah satu calon legislatif yang diusung PKS untuk daerah pemilihan luar negeri yakni Dr. Taufiq Ramlan Wijaya. Bang Opick, panggilan akrab beliau, sebenarnya tidak terlalu asing bagi sebagian warga muslim Perth karena sudah dua kali berkunjung ke kota ini dalam rangka safari dakwah serta sosialisasi PKS di tahun-tahun lalu. Beliau juga ternyata sangat familiar dengan Australia karena menyelesaikan studi masternya di University of New South Wales. Profil bang Opick sempat dibahas di sebuah koran Indonesia yang terbit di Sydney, Indo Buletin.
Respon pengunjung terhadap kegiatan ini pada umumnya cukup positif. Beberapa ibu-ibu, seperti ibu Ertha dan ibu Yuan yang mengaku kurang memperoleh informasi tentang PEMILU jadi tercerahkan setelah mengikuti acara ini. Mereka pun bertekad untuk menyalurkan aspirasi politiknya dengan ikut memilih wakil-wakil rakyat yang muslim dan amanah.

Marco, seorang warga Australia muslim yang menikah dengan wanita Indonesia, begitu antusias menceritakan kesannya, "Acaranya bagus, keren, meriah dan sangat menyenangkan bagi orang Indonesia maupun bagi non-Indonesia. Acara ini cukup mencerminkan budaya Indonesia secara umum, dan budaya Islam Indonesia pada khususnya."

Yang mengejutkan adalah ketika ia mengutarakan kesannya tentang PKS. "Saya berpindah ke agama Islam di usia remaja,” papar Marco, “lalu banyak belajar Islam secara otodidak dari teman-teman muslim di disekitar saya. Terus terang saya belajar Islam lebih dalam dengan bentuk yang moderat,ramah dan inklusif melalui para ustadz di PKS. Karena saya pernah bekerja selama beberapa tahun di Indonesia dan berinteraksi dengan orang-orang shalih di PKS. Saya harap dan percaya PKS kelak dapat mempresentasikan ajaran Islam ke seluruh masyarakat Indonesia yang heterogen melalui cara dakwahnya yang fleksibel."
Foto Marco (paling kiri), istrinya dan panitia (suami-istri)

Di akhir acara, tanpa sungkan Marco pun mengajak panitia untuk berfoto bersama sambil mengacungkan tiga jarinya. [Vienna Alifa, Perth]
Sumber :
PKS PIYUNGAN

Kampanye Gerindra, Pedagang GBK: Massa PKS lebih tertib dan membeli dagangan


Puluhan pedagang asongan yang berjualan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan mengalami kerugian besar. Pasalnya, barang dagangan mereka tidak dibayar lunas oleh panitia kampanye akbar Partai Gerindra.

Begitu dirasakan Suyoto (41) dan istrinya Kustiaty (35) ketika berjualan di area tribun stadion. Dia menceritakan, setelah capres Gerindra Prabowo Subianto memerintahkan ribuan simpatisan untuk jajan, dagangannya berupa minuman ringan langsung diserbu secara membabi buta.

"Setelah pernyataan itu, dagangan saya langsung dijarah sama simpatisan dan kader," kata Suyoto kepada wartawan di kawasan stadion GBK, Minggu (23/3).

Sementara, barang dagangan istrinya berupa kopi dan rokok hingga saat ini belum dibayar oleh pihak DPD Gerindra DKI Jakarta. Dari minuman es teh manis seharga Rp 5.000 yang dijualnya baru diganti sebesar Rp 100 ribu.

"Yang sampai sekarang belum dibayar barang dagangan istri saya. Kalau ditotal bisa mencapai Rp 1.200.000. Saya mau ke DPD Gerindra untuk menuntut ganti rugi karena belum dibayar," jelas Suyoto.

Dia tampak jengkel karena belum terpilih saja Gerindra dan Prabowo sudah menyengsarakan rakyat kecil dengan belum melunasi barang dagangan.

"Bagaimana mau dipilih kalau sekarang sudah nyusahin rakyat kecil, seharusnya terkoordinir dengan benar dong. Kita bukan hanya rugi harta, tapi waktu juga," jelas Suyoto.

Sesama pedagang lain bernama Udin (34) juga mengalami hal senada. Penjual minuman ringan seperti es teh manis ini mengaku belum dibayar oleh panitia penyelenggara kampanye. Padahal, dia ikut mengantri untuk mendapatkan uang pengganti barang dagangannya yang ludes diserbu kader dan simpatisan Gerindra.

"Saya belum dibayar. Binggung saya harus bagaimana soalnya saya harus setoran juga," keluhnya.

Udin mengungkapkan, barang dagangannya yang harus diganti sebesar Rp 300 ribu, dengan rincian 30 gelas es teh manis, 30 gelas es jeruk, satu dus Mizone, dan satu dus Aqua.

Menurut Udin, massa pendukung Gerindra ini amat berbeda dengan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berkampanye pada 16 Maret lalu. Para simpatisan dan kader PKS lebih tertib dalam berkampanye dan membeli barang dagangan.

Saat berorasi di podium siang tadi, capres Gerindra Prabowo Subianto menginstruksikan simpatisan dan para pendukung untuk mengambil barang dagangan para pedagang yang berjualan di area stadion. Prabowo mengatakan bahwa sekali-kali pedagang kecil harus bisa senyum karena dagangan laris manis. Dia juga menjanjikan semua barang dagangan itu diganti oleh panitia kampanye. [ian]

sumber: rmol.co

"Kenapa Kita Dukung PKS" by ustadz @amirfath


Oleh Ustadz DR Amir Faishol Fath
Pakar Tafsir Al-Quran

1. Banyak org bertanya ttg #PKS. Sebagai partai Dakwah kok dihadiri oleh orang Non muslim? Jawabannya itu bukti bahwa PKS mampu memimpin.

2. Itu Bukti bahwa orang2 non muslim merasa aman dengan PKS, seperti dulu ketika Islam memimpin kaum non muslim merasa aman.

3. Dalam sejarah kepemimpinan Islam, belum pernah ada kaum non muslim disakiti dan belum pernah ada tempat ibadah mereka dirusak.

4. Banyak juga non muslim yg mengatakan, kami merasa aman dg PKS karena kejujurannya, kalau orang Islam tidak mau dukung biar kami dukung.

5. Itulah cerita mengapa sampai ada grup non muslim mau menyanyikan mars Indonesia dan mars PKS dalam acara di GBK 16 Maret lalu.

6. Jika anda sebagai muslim masih sensitif dg itu, berarti anda masih berpikir dalam level individual, sementara PKS dalm level negara.

7. Bukankah Rasulullah saw bermuamalah dg orang Yahudi di Madinah, ada sebagian dari mereka yg diberi makan, ini level berpikir pemimpin.

8. Salah anda melihat PKS sebagai pmimpin dengan kacamata individual. Pemimpin harus mengayomi semuanya apapaun agamanya.

9. Jika ada tuduhan bahwa PKS anti maulid itu tuduhan bukan pada tempatnya, karena PKS levelnya ngurus negara bukn ngurus khilafiyah.

10. Jadi setiap umat Islam seharusnya melihat PKS dg kacamata yg luas, karena PKS sdg berjuang untuk memperbaiki negara.

11. Jika suatu saat anda melihat sebagian pemimpin PKS bertemu dg non muslim, itu sebagai pemimpin mengayomi rakyatnya.

12. PKS bukan ormas tetapi sarana untuk umat Islam supaya bisa menyalurkan suara dan dukungannya dalam peroses perbaikan negara.

13. Maka jangan sibukkan PKS dg urusan-urusan khilafiyah yg itu sudah ada yg ngurus. Biarkan PKS Fokus membantu bangsa ini agar sejahtera.

14. Maslah acara PKS yg diiringi musik, setahu saya lagu2 PKS bukan erotis, tapi membangkitkan semangat. Dalam hal ini juga khilafiyah.

15. Setiap yg khilafiyah sudah ada jawabannya dalam fikih, sekarang yg paling penting Fokus bagaimana urusan negara diperjuangkan oleh PKS.

16. Jika anda merasa khawatir karena kecewa dg partai2 yg ada, jangan golput, tapi pilih yg paling ringan bahayanya. #PKS

17. Dlm Kaidah usul Fikih dikatakan: jika ada dua bahaya didepan anda, anda harus tetap memilih yg paling ringan bahayanya.

18. Anda Lihat hasil survey ttg partai terkorup di negeri ini, resmi KPK dan laporan Metro TV misalnya, lalu pilihlah yg paling bersih.

19. Lalu Lihat pendukung PKS mereka orang2 lemah yg rindu perbaikan negeri ini, kalau ada tuduhan dari mana dananya itu murni iuran mereka.

20. Saya Ingat dalam Al Qur'an Allah bercerita bahwa para nabi didukung oleh orang2 lemah. Karenanya jangan minta uang ke PKS, kasihan deh.

21. Jadi mulai sekarang hindari menjelekkan PKS, siapa tahu nanti PKS memimpin dan membuat negeri berdaya, anda menyesal sendiri.

22. Cara terbaik, dukung, jika tidak Simpati saja, minimal tidak menjelekkan, karena setahu saya mereka orang2 baik. #PKS

23. Kalau suatu saat dukungan anda berkurang, dan PKS berkoalisi, itu juga koalisi untuk memperjuangkan hak Rakyat bukan semata kekuasaan.

24. Selamat mendukung #PKS. Dan saya separti anda hanya bisa mendukung & doakan smg PKS ttp istiqamah & menjadi titik berkah bagi negeri ini.


*sumber: https://twitter.com/amirfath
follow @amirfath on twitter
Via PKS PIYUNGAN