SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Thursday 29 October 2015

F-PKS: Pansus Asap Tidak Ingin Jatuhkan Pemerintahan Jokowi


JAKARTA - Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini menegaskan, tujuan pembentukan Panitia Khusus Bencana Asap bukan ingin menjatuhkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, tetapi ingin mencari akar permasalahan agar ditangani secara intensif.
"Fraksi PKS menginisiasi pembentukan Pansus Asap, ini belum tentu mau menjatuhkan pemerintahan. Namun, ingin mencari akar permasalahan secara intensif agar tidak terulang," kata Jazuli di Gedung Nusantara III DPR Jakarta, Rabu (28/10/2015), seperti dikutip Antara.
Dia menilai, penanganan bencana asap yang dilakukan pemerintah tidak lengkap sehingga DPR akan mendukung dengan mendorong penegakan hukum.
Selain itu, menurut dia, Pansus Asap akan mengundang kepala daerah yang di wilayahnya memiliki ijin kewenangan pengelolaan hutan dan lahan.
"Tujuannya bukan untuk 'mengobok-obok', namun agar kedepan tidak terjadi lagi," ujarnya.
Menurut dia, kinerja pemerintah jangan terganggu dengan adanya pansus tersebut, misalnya evakuasi korban, memadamkan api, dan menyiapkan sanksi oleh penegak hukum.
Jazuli menegaskan, jumlah minimal pembentukan Pansus Asap itu sudah mencukupi, antara lain PKS, Gerindra, PPP, Golkar, Demokrat, dan PAN.
"Dalam waktu yang sama, Komisi IV membuat Pansus, nanti diujung PKS akan komunikasi dengan Komisi IV. Bisa saja kami limpahkam ke Komisi IV untuk tanda tangan karena sudah mewakili fraksi-fraksi," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya tidak mempermasalahkan rencana DPR RI membentuk Pansus soal bencana asap.
Hanya, ia berharap pembentukan pansus itu tidak mengganggu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap.
Wakil Presiden Jusuf Kalla khawatir pembentukan pansus terkait bencana asap hanya akan menghabiskan waktu para menteri dengan memenuhi panggilan DPR.
Padahal, menurut Kalla, banyak pekerjaan yang harus dilakukan para menteri terkait penanganan bencana.
"Ya kalau hanya untuk menanyakan ya tentu bisa saja, asal jangan berkepanjangan nanti habis waktunya menteri itu hanya untuk jawab pertanyaan, padahal banyak pekerjaan lain," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (26/10/2015).

Sumber : KOMPAS.com

Ini Cara Politikus PKS Bela RJ Lino

Dirut Pelindo II RJ Lino. FOTO: DOK.JPNN.com
JAKARTA – Anggota Panitia Khusus (Pansus) Pelindo II DPR RI, Refrizal mengatakan, wajib hukumnya bagi manusia untuk tetap berlaku adil sekalipun itu musuh.
“Saya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan mau ingatkan, sama musuh pun harus berlaku adil. Apalagi Pelindo itu bukan musuh kita. Jadi harus adil," kata Refrizal, kepada wartawan, di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Rabu (28/10).
Oleh karena itu, anggota Komisi VI DPR RI meminta seluruh pimpinan dan anggota Pansus Pelindo II objektif saja dan jernih melihatnya.
“Yang baik bilang-lah baik. Apalagi PT Pelindo II ini tiga tahun beturut-turut dapat penghargaan untuk tingkat Asia. Dirut-nya siapa, kok tidak disebutkan, kenapa tidak disebutkan? Emang ada yang lain dapat penghargaan? Yang baik bilang lah baik, yang menyimpang masukan ke penjara. Coba saling menghargailah kita," ujar Refrizal.
Selain itu, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat II ini menyatakan bingung melihat cara kerja Pansus Pelindo II yang sesukanya membatalkan rapat-rapat Pansus disaat ada pihak dari luar DPR yang dihadirkan.
"Sebagai anggota Pansus kita bingung, kok tiba-tiba rapat Pansus sudah dua kali mendadak dibatalkan. Siapa ini yang disain?,” tanya Refrizal.
Mestinya ujar dia, sebelum rapat dibatalkan, Pansus ini rapat internal terlebih dahulu. "Sama halnya ketika batal rapat dengan Jaksa Agung. Ini sudah ada undangan rapat secara tertulis, dengan menghadirkan menteri BUMN. Saya tanya kemaren sudah siap. Ternyata batal. Apa mungkin senjata untuk menyerang Menteri BUMN masih kurang kali," imbuh Refrizal.(fas/jpnn)
 

Yuk Kenalan dengan Lima Karakter Kartun Anak Muda PKS

             

JAKARTA (28/10) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menciptakan lima karakter kartun sebagai media yang dekat dengan anak muda. Kelima karakter tersebut juga PKS tujukan sebagai media pendidikan politik agar anak muda tidak risih dengan dunia perpolitikan.
“Kami sengaja membuat karakter kartun karena kami perhatikan anak muda sekarang sedang menggandrungi media dalam bentuk gambar seperti meme atau stiker. Ini juga bisa sebagai ajang pendidikan politik bagi anak muda sehingga mereka tidak menilai politik sebagai hal yang berat dan membosankan,” terang Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi di kantor DPP PKS, MD Building, Jl TB Simatupang, Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Dedi juga menambahkan kelima karakter tersebut diberi nama Kea, Adi, Dilan, Eja, dan Tera yang terinspirasi dari susunan kata nama partai bersimbol padi dan bulan sabit kembar tersebut.
“Kelima karakter tersebut juga memiliki ciri khasnya masing-masing, yang juga menggambarkan karakter dari kebanyakan anak muda. Namun perbedaan karakter tersebut malah semakin mengeratkan persahabatan mereka, sehingga bisa diteladani oleh anak muda agar memiliki semangat persatuan,” lanjut Dedi.
Lebih lanjut Dedi juga menambahkan kelima karakter yang dibuat oleh relawan PKSArt tersebut akan segera diluncurkan dalam bentuk stiker Line dan juga akan dibuat lomba cerpennya. Lomba cerpen dengan karakter kartun tersebut juga diluncurkan guna menyambut Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS yang akan digelar 3-4 November 2015 di Depok, Jawa Barat.
“Kita akan segera meluncurkan kelima karakter tersebut dalam bentuk stiker Line dan juga lomba cerpen supaya terasa lebih menyatu dengan khalayak,” tambah Dedi.
Kelima karakter tersebut juga lanjut Dedi, dibuat dengan semangat mengajak pada kebaikan sesuai dengan tagline yang sedang dicanangkan para pemuda PKS yakni #AyoLebihBaik.
“Di Hari Sumpah Pemuda ini maka kami nilai adalah momen yang pas untuk meluncurkan kelima karakter ini karena membawa semangat kepada para pemuda Indonesia untuk lebih baik lagi setiap harinya,” kata Dedi.
Berikut kelima karakter kartun anak muda PKS
Kea: Care, penyayang, suka menolong, suka menasehati, mudah ngambek, pecinta buku, mojang Sunda.
Adi: Gaul, sporty, humoris, asyik, mudah galau, baru mendalami Islam sejak dekat dengan Dilan.
Dilan: Rajin, suka menolong, pemberi solusi, punya jiwa leadership, kadang moody. Dilan anak kos, berasal dari Sumatera tapi suku Jawa.
Tera: Manja, galak, lucu, gaul, anak orang kaya, gadget freak & socmed freak.Mendalami Islam sejak dekat dengan Kea.Tera anak kos.
Eja: Pintar, kutu buku, agak gaptek, tidak banyak interaksi dengan media sosial,kadang kurang nyambung karena kudet, sifatnya kebalikan dengan Tera. Lebih mendalami Islam sejak dekat dengan Kea.

PKS Bentuk Tim Telusuri Rekam Jejak Capim KPK



JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPR akan membentuk tim guna menelusuri rekam jejak Calon pemimpin (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019.Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyatakan, yang harus diingat adalah seleksi terhadap Capim KPK tidak hanya dihitung delapan orang yang diseleksi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).Menurut Jazuli, tapi harus dihitung 10 orang termasuk dua Capim KPK yang diseleksi pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pernah ikut uji kepatutan dan kelayakan di DPR, yakni M Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata.Dia menyatakan, untuk delapan selain Busyro proses fit and proper test-nya masih menunggu surat dari Pemimpin DPR. Meski begitu, Fraksi PKS sudah siap mengambil ancang-ancang dengan membentuk tim yang diutus guna menelusuri rekam jejak capim."Nanti kita bicara, nanti kita akan bicara banyak setelah ada fit and proper test. Ya itu teknislah nanti. Fit and proper test dulu baru kita turun," kata Jazuli di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 28 Oktober 2015.Anggota Komisi III DPR ini memastikan belum ada lobi dari Fraksi PKS ke capim KPK atau sebaliknya sebelum pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan, selepas rapat paripurna 30 Oktober nanti.Lebih lanjut Jazuli seolah tidak percaya begitu saja dengan profiling capim yang terungkap di media selama dileksi Pansel. Pasalnya kata dia, DPR ingin mendengar langsung dari capim."Media itu memang alat untuk men-tes KPK? Bukan kan? Ya kita dengar langsung. Dia (capim) ini kan kalimatnya bisa berubah-rubah. Kita nggak boleh (berdasarkan media). Dalam undang-undang seleksi itu tidak lewat media, tapi seleksinya diumumkan oleh media," bebernya.Dari 10 nama termasuk Busyro dan Robby, Fraksi PKS belum bersikap siapa yang bakal dijagokan atau paling potensial menjadi pimpinan defenitif. Pasalnya hingga kemarin belum ada pembahasan internal.Di sisi lain, Komisi III juga belum mengundang 10 capim guna mengikuti uji kepatutan dan kelayakan. "Nanti kalau kita belum undang mereka sudah kita putuskan berarti PKS rekayasa dong,"  ungkapnya."Di fit and proper test itu kan nanti sendiri-sendiri kita tanya-tanya, dari 10 orang. Nanti dari situ kita melihat siapa yang layak, siapa yang terbaik. Saya yakin semuanya baik, tapi kita lihat siapa yang terbaik di antara mereka," imbuhnya.Lebih dari itu, Jazuli berpandangan, Fraksi PKS akan menilai capim dari sisi gagasan dan langkah apa yang akan dilakukan terkait kelembagaan ke depan bila terpilih.Fraksi PKS menginginkan KPK menjadi instrumen yang memperkokoh lembaga hukum yang ada. KPK juga diharapkan punya peran besar dam pemberantasan korupsi di Republik ini. Oleh karenanya Pemimpin KPK ke depan harus seperti itu."Ya iya lah. Kalau enggak ngapain ada KPK. (Siapa capim yang potensial). Ya nanti kita cek dulu. Jadi kalau sekarang saya kasih nilai, saya bohong sama anda. Yang baru menilai itu kan pansel dan kita belum panggil. Kita belum nilai," tandasnya.
Sumber berita : http://nasional.sindonews.com
Sumber Foto  : http://jazulijuwaini.com