SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Wednesday, 4 November 2015

Kabut Asap, PKS Ajak Parpol Lain Perjuangkan Pembentukan Pansus Asap

PKS Ajak Parpol Lain Perjuangkan Pembentukan Pansus Asap
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman (kanan) bersama Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini (kiri) menyampaikan konferensi pers terkait Pencanangan Gerakan Nasional Tanggap Asap PKS di Kantor DPP PKS, Jumat (23/10/2015). Dalam aksinya #GentaPKS akan menyediakan ruangan penyelamatan darurat, evakuasi warga, serta bantuan dana dari kenaikan tunjangan Anggota DPR RI dari Fraksi PKS untuk bantuan bencana asap. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengajak pimpinan partai politik untuk memperjuangkan pembentukan Pansus Asap.
Pembentukan pansus tersebut sempat tertunda pada rapat paripurna penutupan masa sidang pekan lalu.
"Pansus diputuskan ditunda dan dibahas masa sidang berikut pertengahan November, tetap perjuangkan pansus, misalnya hujan turun dan kebakaran berhenti, pansus untuk upaya mitigasi bencana di masa mendatang," kata Sohibul di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Selasa (3/11/2015).
PKS, kata Sohibul, sejak awal melakukan kerja-kerja membantu korban bencana asap.
Dimulai dengan pembagian masker serta pelayanan kesehatan kepada korban bencana terkait pertolongan pertama.
Tetapi, bencana asap itu ternyata memiliki eskalasi yang meningkat dengan menimbulkan banyak korban.
"Kami kemudian secara nasional, meluncurkan program Genta PKS, Gerakan Nasional Tanpa Asap," ujarnya.
PKS juga menggelar salat istisqo meminta hujan diseluruh Indonesia. Kemudian, lanjut Sohibul, kenaikan tunjangan anggota dewan disumbangkan kepada Genta PKS.
"Kami putusan sumbangan kepada Genta PKS. Insya Allah bekerja untuk masyarakat kita sekarang hujan lumayan banyak turun, bencana asap berkurang tetap saja, bencana menyusahkan saudara kita, karena itu marilah kita terus doakan tabah menghadapi cobaan berupa bencana asap, jangan berhenti memberikan bantuan," imbuhnya.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM

Seru! Ini Selfie Pertama Sohibul Iman Sejak Jadi Presiden PKS



DEPOK (3/11) – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman tampak menikmati keseruan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I Bidang Humas PKS yang digelar di Hotel Santika, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11). 

Keseruan ini ditandai dengan aksi foto selfie yang dilakukan Sohibul Iman bersama para Ketua Bidang (Kabid) Humas DPW PKS se-Indonesia.

Dihadapan para pegiat humas PKS ini, Sohibul Iman mengaku baru pertama kali dirinya foto bersama dengan bergaya selfie.

"Ini pertama kali sejak saya jadi Presiden PKS," ujarnya disambut gelak tawa para peserta Rakornas.

Sebelumnya, Sohibul Iman berpesan kepada para Kabid Humas agar terus belajar meningkatkan skill kehumasan agar dapat mengemas produk kehumasan yang lebih baik lagi.

"Jangan ragu untuk belajar dari pihak lain, karena teknik kehumasan saya kira universal, kita bisa belajar dari siapapun," tutur Sohibul Iman.

Selain itu, Sohibul Iman juga mengemukakan, PKS memiliki nilai-nilai karakter dasar yang membutuhkan sebuah pola komunikasi ke publik yang bagus.

"Kita secara konten punya produk tapi bagaimana disampaikan ke orang lain, nah ini perlu dikelola dan dikemas dengan sebaik-baiknya," imbuh Sohibul Iman.
Keterangan Foto: Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman ber-selfie bersama para Ketua Bidang (Kabid) Humas DPW PKS se-Indonesia pada acara Rakornas I Bidang Humas PKS yang digelar di Hotel Santika, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11). 
Sumber : pks.or.id

Pakar: Caleg Perempuan PKS Harus Diberi Peran Lebih



DEPOK (3/11) – Akademisi Universitas Indonesia (UI) Chusnul Mar’iyah menilai kader perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harus diberi peran lebih.

Menurut Chusnul kiprah calon legislatif (caleg) perempuan dari PKS masih sekadar untuk memenuhi ketentuan kuota 30 persen, sebagaimana ketentuan dari UU Pemilu. 

“Caleg perempuan PKS cukup banyak. Tapi, dia ditaruh di daerah pemilihan yang disitu tidak ada konstituen PKS nya. Itu yang masih diperjuangkan. Jadi, jangan cuma caleg asal, supaya memenuhi kuota,” papar Chusnul saat menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-IV PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11).

Pengajar mata kuliah Perempuan dan Politik ini berharap pada pemilu mendatang, PKS serius menempatkan kader-kader perempuannya, khususnya di daerah yang menjadi basis konstituennya.

“PKS juga harus mulai berpikir caleg perempuan yang ditempatkan adalah di daerah basisnya PKS (hardline). Saat ini, cukup banyak perempuan untuk masuk menjadi anggota dewan. Tapi, sistemnya yang masih Patriarki,” tegas Chusnul.

Mukernas PKS yang berlangsung dua hari hingga Rabu (4/11) esok dihadiri tokoh-tokoh perempuan Indonesia. Selain Chusnul yang jug hadir dalam pembukaan Mukernas PKS adalah Pengamat Politik LIPI, Prof Siti Zuhro, Anggota DPD Fahira Fahmi Idris, Ketua KOWANI, Dr. Ir. Giwo, Fungsionaris PAN Euis Fatayati, Anggota MPR Endang S Thahari, Ketua KPPI Ratu Dian Hatifah, S.Ag, Fungsionaris Golkar Dr Hj. Ulla Nuchrawaty , Kabid PP PPP Siti Nurmila, Perempuan PKB Umi Zahrah dan beberapa tokoh perempuan lainnya.

Sumber : pks.or.id

Pengamat LIPI: Kader-Kader PKS Sudah Waktunya Pimpin Indonesia



DEPOK (3/11) - Partai Islam didirikan bukan untuk menjadi pelengkap. PKS yang menjadikan Islam sebagai ideologi politik, memiliki kader-kader muda, berpendidikan, dan seharusnya siap dimajukan menjadi pemimpin bangsa.
Peneliti senior LIPI Bachtiar Effendi mengatakan hal ini dalam Diskusi Panel Mukernas IV PKS di Hotel Bumi Wiyata Depok, Selasa (3/11). Bachtiar menyampaikan materi terkait partai politik Islam di Indonesia.
"PKS pernah mengalami lompatan besar perolehan suara, yaitu 1,4 juta suara (1998) menjadi 8 juta lebih (2004). Partai ini dikenal sebagai public service party. Identitas ini yang harus segera diangkat lebih tinggi. Pilkada merupakan momen mengembalikan harga diri PKS," kata Bachtiar.
Menurut Bachtiar, PKS perlu membangkitkan kader-kader spesialis, bukan sekedar generalis. Kader-kader vokal yang dibutuhkan publik ialah yang bersuara lantang memperjuangkan kepentingan rakyat.
"Mari kita perkuat identitas partai yang melayani rakyat. Identitas ini yang menjadi ciri khas dan menarik banyak suara untuk PKS. Publik memang punya sentimen politik sendiri. Namun, bukan tidak mungkin PKS bisa melakukan lompatan-lompatan," jelasnya.
Bachtiar pun memaparkan tiga hal yang perlu diperhatikan sebagai masukan untuk kemajuan PKS. Pertama, ujarnya, ideologi Islam. 
"Bagi saya PKS harus memperkuat ideologi Islam, harus dicarikan relevansinya dalam konteks Indonesia. Kalau dulu ideologi Islam jadi stigma, buatlah sekarang stigmanya berkurang," tegasnya.
Kedua ialah aspirasi Islam. Bachtiar berharap PKS dapat memenuhi tuntutan publik saat ini, baik aspirasi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sedangkan ketiga, tambahnya, tentang kepemimpinan.
"Orang Islam masih susah mencari pemimpin yang solidarity maker maupun administrator. Ini yang harus segera ditumbuhkan oleh PKS. Cetak kader-kader yang berkarakter ideal sesuai tuntunan kita Rasulullah SAW," tukasnya.
Karakter pemimpin ideal yang disampaikan Bachtiar, ialah sosok yang siddiq (terpercaya), amanah (menyampaikan), tabligh (transparan atas kebijakan yang dibuat), juga fatanah (berkompeten).

"Kalau PKS memajuka kader-kader berkualitas seperti itu, insya Allah kemenangan pada Pemilu 2019 bukan hal yang mustahil dapat dicapai," pungkas Bachtiar.
Keterangan Foto: Peneliti senior LIPI Bachtiar Effendi saat mengisi diskusi panel di Mukernas ke-4 PKS yang diadakan di Hotel Bumi Wiyata, Depok (3/11).

Sumber : pks.or.id