SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Monday, 16 June 2014

Prabowo-Hatta Ungguli Jokowi-JK Usai Debat Capres


JAKARTA -- Lembaga pemantau jejaring sosial Katapedia Indonesia menyebutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungguli pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di dunia maya.

"Jumlah berita di portal berita yang membahas pasangan Prabowo-Hatta sebanyak 137, sementara Joko Widodo-Jusuf Kalla sebanyak 127," kata Direktur Katapedia Indonesia, Deddy Rahman, di Jakarta, Senin (16/6).

Media lebih menyukai membahas Prabowo-Hatta karena penampilan Prabowo pada debat yang digelar Ahad (15/6). Prabowo juga mengungguli pasangan lainnya di jejaring sosial Twitter, baik dari segi jumlah sentimen positif, sentimen negatif, dan total pembicaraan.

Sebanyak 1.718 pembicaraan positif membahas tentang pasangan Prabowo-Hatta, sedangkan Jokowi-JK hanya 1.531 pembicaraan positif. Begitu pula dengan sentimen negatif. Hanya 789 pembicaraan negatif tentang Prabowo-Hatta, lebih sedikit dibandingkan 966 pembicaraan negatif mengenai Jokowi.

"Secara total pembicaraan, pasangan Prabowo-Hatta dibicarakan 8.530 kali, lebih banyak dibandingkan 8.078 pembicaraan mengenai pasangan Jokowi-JK."

Isu-isu pembicaraan yang banyak dikaitkan dengan pasangan Prabowo-Hatta adalah unggul, debat, ekonomi, kebocoran, dan TPID. Isu itu muncul karena masyarakat menganggap Prabowo-Hatta mengungguli debat ekonom , dengan kata kunci menekan kebocoran anggaran yang memang diangkat.

"Masyarakat juga mengomentari ketidaktahuan Prabowo mengenai singkatan TPID yang ditanyakan oleh Jokowi", ucap Deddy. Sedangkan isu-isu pembicaraan yang banyak dikaitkan dengan pasangan Jokowi-JK adalah dukung,ide, salam, dan jari.

"Jelas sekali di Twitter, pasangan Prabowo-Hatta mengungguli Jokowi-JK. Bahkan Prabowo menjadi topik yang banyak dibahas pada pagi hari setelah debat capres," kata Deddy. (ROL)

Prabowo Salami dan Peluk Jokowi


Jakarta - Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto menghampiri, menyalami, dan memeluk capres nomor urut 2 Jokowi.

Prabowo setuju dengan pendapat Jokowi soal memajukan ekonomi kreatif di dalam negeri. "Saya sejalan dengan Joko Widodo," ujarnya dalam debat capres di Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Kejadian Prabowo menyalami dan memeluk Jokowi mendapat tepuk tangan hadirin. Prabowo yang mengenakan kemeja putih mendatangi Jokowi di dekat podium.

Prabowo bercerita soal tim penasehat yang memberinya masukan. Ia mengaku tidak bisa mengikuti masukan timnya. "Tim penasehat saya bilang jangan setujui Jokowi, saya tidak mau dengar penasehat saya, saya sejalan dengan joko widodo," tegasnya.

Ia bercerita kembali soal anaknya, yang menjadi desainer di luar negeri. "Anak saya bergerak di ekonomi kreatif sebagai desainer, sudah muncul di mancanegara," imbuhnya bangga. [rok/inilah]

Sandiaga Uno: Program yang Dibawa Prabowo Usung Kemandirian


Jakarta - Beberapa pihak menilai debat capres terbuka tahap kedua soal pembangunan ekonomi dan kesejahteraan dimenangi Prabowo Subianto.

Penilaian ini disampaikan pengusaha nasional, Sandiaga Uno. Menurutnya, Prabowo Subianto lebih detil dan tegas dalam penyampaian visi-misinya.

Penjelasan detil Prabowo tersebut penting untuk memberikan gambaran bagaimana perekonomian Indonesia ke depan.

"Sangat tegas dan jelas dalam memberikan pandangan ke depan. Sangat detil, Pak Prabowo sebutkan berapa kilometer jalan yang akan dibangun. Bagaimana membangun infrastruktur seperti kereta api," kata dia, dalam rilisnya di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Dalam keseluruhan debat semalam, lanjut dia, Prabowo bisa memberi gambaran pembangunan Indonesia secara keseluruhan.

Di sisi yang lain, Sandiaga menyebutkan bahwa ada sisi yang diperjuangkan Prabowo tentang kemandirian bangsa termasuk soal pangan.

"Kita punya SDM yang bagus, persoalaanya bagaimana keberpihakan terhadap masyarakat tersebut, dan itu terungkap jelas dalam visi yang disebutkan Pak Prabowo," katanya.

Hal senada disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ziyad Falahi.
Menurutnya, penampilan berbeda ditampilkan Jokowi yang dianggap terlalu sibuk pada persoalan teknis permukaan seperti penataan pasar tradisional.

"Padahal yang lebih penting adalah bagaimana pemimpin bisa memberikan perlindungan bagi para pedagang tradisonal dari persaingan bisnis melawan ritel besar," kata Ziyad.

Apalagi 2015 Indonesia menghadapi pasar bebas Asean. "Bukan hanya ritel besar, tapi para pedagang luar juga akan langsung head to head dengan pedagang tradisional kita, ini yang seharusnya dipikirkan," kata Ziyad.[yeh/inilah]

Kubu Prabowo-Hatta Dukung Dolly Ditutup


JAKARTA -- Ketua Tim Pemenangan capres-cawapres, Prabowo-Hatta, Mahfud MD mengatakan setuju dengan keputusan Wali kKota Surabaya, Tri Rismaharini yang ingin menutup lokalisasi Dolly dan minuman keras. Apapun alasannya, lokalisasi itu tidak bagus.

"Itu kehinaan. Negara terhina membiarkan hal-hal seperti itu," ujar Mahfud MD kepada wartawan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Sabtu (14/6).

Mantan ketua MK itu menuturkan, lokalisasi yang dibiarkan di masyarakat itu sangat murahan. "Kan malu kita. Rumah seperti itu diisi anak-anak SMP-SMA. Bukan kelas mencari kehidupan ekonomi," katanya.

Karena itu, ia mendukung penuh agar Dolly dibubarkan dan dicari alternatif lain oleh negara terkait dampak sosial akibat penutupan itu. "Hal-hal yang sudah jelas kayak gitu kok malah dilokalisasi," katanya.

*http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/06/14/n75yjw-kubu-prabowohatta-dukung-dolly-ditutup

Survei Puskaptis: Elektabilitas Prabowo-Hatta Sudah Diatas Jokowi-JK


Jakarta - Hasil survei dari Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menjelang Pilpres 9 Juli menunjukkan, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa mencapai 44,64 persen, sedangkan duet Joko Widodo-Jusuf Kalla 42,79 persen.

"Prabowo-Hatta unggul sekitar 1,67 persen. Data ini menunjukkan duet Prabowo-Hatta memasuki fase tren positif (naik) sekitar 5,36 persen. Sedangkan Jokowi-JK mulai stagnan dan cenderung masuk fase tren negatif (turun) sekitar 1,75 persen," kata Direktur Puskaptis, Husin Yazid di Jakarta, Minggu.

Husin menyebutkan, dari hari ke hari, tingkat elektabilitas Prabowo-Hatta terus meningkat, sementara pasangan Jokowi-JK cenderung menurun.

Menurut hasil survei yang diadakan sejak 6-12 Juni, Prabowo unggul di Jawa, Sumatera, Bali dan NTT. Sedangkan Jokowi-JK unggul di Sulawesi, Kalimantan dan Papua-Maluku.

Survei juga memperlihatkan Prabowo unggul di tiga daerah yakni Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan Jokowi unggul di Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta

"Kita mengerti, pemilih terbanyak itu di Jawa di mana elektabilitas Prabowo-Hatta terus mengalami kenaikkan alias tren positif yakni 5,65 persen. Sebaliknya, elektabilitas Jokowo-JK di Jawa menurun alias tren negatif sebesar 2,75 persen. Tim Prabowo mesti mewaspadai pemilih di Jawa Barat yang terbanyak," tambah Husin.

Soal alasan warga memilih Prabowo, menurut survei, publik menilai sosok Prabowo adalah figur pemimpin berkarakter tegas, berwibawa, berani, pekerja keras, berpengalaman, dan figur militer masih menjadi harapan ke depan untuk membawa Indonesia maju.

Sementara warga yang menyatakan mendukung Jokowi dengan alasan kepribadian Jokowi-JK yang merakyat, bijaksana, sederhana, rendah hati, punya prestasi, didukung visi-misi yang dianggap jelas.

"Tidak bisa dibantah, sentuhan pribadi capres/cawapres ikut memengaruhi warga memilih," kata Husni.

Survei Puskaptis bersumber dari pendapat masyarakat. Populasi survei yakni WNI di 33 Provinsi, 115 kabupaten-kota yang punya hak pilih pada 9 Juli 2014, yang diambil secara proporsional pada tingkat provinsi.

Penentuan responden dilakukan secara random sistematis dengan sampel 2.400 responden. Sampling error  kurang lebih 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Penarikan sampel dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Setiap pewawancara bertugas untuk satu kelurahan yang hanya terdiri dari 10 responden. Kendali kualitas terhadap hasil survei dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor. (ANTARA News)

90 Ribu Kader PKS Jateng Turun Gunung Menangkan Prabowo-Hatta


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah memastikan seluruh elemen partai bergerak massif untuk memenangkan pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta di Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang. Selain mengoptimalkan relawan digital dan saksi militan, PKS Jateng juga menyiapkan para kader senior untuk menggembleng para kader dilapangan untuk optimal memenangkan pasangan yang diusung PKS, Gerindra, PPP, PAN, Golkar dan PBB itu.

Ketua Bidang Kaderisasi Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng, Jasiman mengungkapkan bahwa semua kader senior PKS di Jateng dikerahkan sebagai bentuk keseriusan PKS memenangkan Prabowo-Hatta.

“Kita memiliki 352 kader senior PKS yang tersebar di 35 Kabupaten/kota se-Jateng, mereka membawahi  90 ribu kader PKS se-Jateng, mereka akan kita libatkan penuh dalam pemenangan Prabowo-Hatta,” jelas Jasiman, Ahad (15/6/2014) di sela – sela agenda pembekalan 350 kader pembina PKS Jateng, di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jateng.

Dikatakan Jasiman, para pembina utama tersebut digembleng selama dua hari untuk dibekali tools pemenangan Prabowo-Hatta yang akan segera dieksekusi usai agenda tersebut. “Sejak sabtu, kami bidang kaderisasi melakukan konsolidasi, dan tentunya adalah mengharapkan pasangan Prabowo-Hatta menjadi presiden yang anti korupsi,” ungkap pria yang terpilih menjadi anggota legislatif Provinsi dari daerah pemilihan (dapil) 8 Jateng ini.

Dalam konsolidasi para pembina tersebut, imbuh Jasiman, 350 kader pembina utama tersebut akan turun gunung untuk mendorong 90 ribu kader PKS Jateng menjadi penggerak dalam pemenangan Prabowo-Hatta. “Intinya para pembina tersebut siap lahir batin memenangkan capres nomor satu,” pungkasnya.

Debat Capres Head to Head Prabowo Unggul

Debat Capres Prabowo vs Jokowi (Minggu, 15/6/2014)
Beberapa pendapat dari facebooker terkait Debat Capres:

Mohammad Nasih

Malam ini, Prabowo lebih unggul. Kita tunggu debat berikutnya. Apakah Jokowi akan mampu memberikan keyakinan yang lebih mantap? Kita tunggu saja. Saya pun belum menentukan akan pilih siapa. Kalkulasi masih harus dilakukan.

Prabowo lebih nampak memiliki pemikiran yang berdasarkan konstitusi negara. Datanya juga makin nampak. Dan paradigma ttg bahwa negara tidak bisa hanya jadi wasit, merupakan ungkapan yang berani. Ini adalah ungkapan perlawanan terhadap paradigma Barat yang liberal. Jokowi bercerita ttg pengalaman mengelola Kota Solo dan Prov. DKI. Memperlihatkan kartu sehat dan kartu pintar. Paradigma ttg relasi dg Barat blm nampak.

***

Yuliantara Rahmat

Pak Prabowo 'bikin geregetan' alih-alih berupaya memenangkan debat, malahan bergaya dosen pembimbing yang mengarahkan mahasiswanya agar menjawab dengan benar. Jadi selalu memberi clue2, sehingga JKW bisa menjawab dg baik; Namun closing statement menunjukkan siapa emas siapa loyang... Prabowo mampu menunjukkan kenegarawanan nya dengan menerima masukan dari siapa saja, merangkum diskusi untuk kemajuan bangsa.

***

Agus Hermawan

Jokowi nanya "pak prabowo...bagaimana menurut bapak meningkatkan kinerja TPID?"

Prabowo "TPID, opo kui jok....?"

Jokowi "team pengendali inflasi daerah pak."

Prabowo: "ohh...lha kui tergantung perform dan managemen kepala daerah dung. namanya juga team pengendali inflasi daerah!"

Komentar: kena pak jokowi. saya cuman bingung ini debar capres apa debat calon gubernur jakarta....pake TPID masuk list yg ditanyakan...

***

Kiagus Ismail Hamzah

Sangat disayangkan jokowi maju ke debat capres tanpa data dan kalau pun ada data, data nya sangat lemah.... Sehingga kebanyakan jawaban pertanyaan dari moderator dan dari prabowo gak nyambung. ... kasihan jokowi dipaksa menjadi capres walaupun belum cukup kompetensinya. ...

***

Andy Rhapsody

Didebat capres ketauan banget kalau jokowi ga punya konsep.
Mencanangkan Kartu Indonesia Sehat padahal udah ada BPJS yg sudah berjalan
Mencanangkan Kartu Indonesia Pintar padahal Sekolah gratis sedang diproses oleh pemerintah pusat.
Dan Lain-Lain... Dia hanya bisa meniru apa yg sudah berjalan atau ingin berjalan... Manusia Copy Paste.
Orang yg tdk punya konsep jika ditanya pasti jawabnya plitat-plitut karna berfikir apa yg harus dikatakan sebagai alasan...
Beginikah sosok presiden Indonesia selanjutnya??
Negara yg kaya akan hasil tambang
Negara yg pernah berjaya dibidang pertanian...
Semoga saja tidak!!
bukan dia yg jadi presiden Indonesia selanjutnya

***

Indra Js

Sesi 2, head to head Prabowo Vs Jokowi : (Maaf sesi 2 Prabowo yang menang sepertinya)

Prabowo bicara konsep besar pembangunan ekonomi bahwa dasar ekonomi kerakyatan adalah ekonomi untuk rakyat dan melindungi rakyat. Untuk itu kedaulatan ekonomi rakyat harus di tegakkan, Prabowo tidak alergi dengan investasi asing tapi tidak boleh asing berinvestasi kalau hanya untuk memberikan kekayaan pada diri mereka sendiri. Kedua, alokasi anggaran untuk program program kerakyatan harus diperbesar contoh program pemberdayaan ekonomi yang dimasa SBY hanya 5 T, dan bisa menghidupi sekian juta orang. Bayangkan jika dinaikkan 4 kali lipatnya. Anggaran desa 1 M pertahun, dan uang kita cukup. Dan konsep besar lainnya.

Jokowi bicara tentang bagaimana ngurus PKL, Membuat pasar tradisional...wis pokoknya teknis sekali. Yang lain hampir sama dengan sebelumnya.

Monggo pilih presiden seperti apa.... Btw ini ukuran nasional loh, dan nanti akan berinteraksi dengan dunia internasional loh. Ayolah yang logis...

***

Marwan Greenpress

Jokowi terlihat ragu ketika menjawab pertanyaan Prabowo soal renegosiasi kontrak karya asing yg merugikan kepentingan nasional kita, Jokowi malah ngeles, belum baca kontrak karya perusahaan asing, padahal sudah ramai diberitakan media dlm sebulan terakhir ini, terkait kontrak karya PT Freeport telah diperpanjang lagi, dari seharusnya berakhir pada 2021, menjadi lebih panjang lagi, yakni tahun 2041. Sepertinya Jokowi takut bakal nggak dpt restu dari Paman Sam kalau mempersoalkan isu aktual seperti kontrak karya Freeport. Keraguan Jokowi soal renegosiasi kontrak karya perusaahan asing seakan menegaskan kalau kebijakan Jokowi tdk akan berbeda jauh ibu Megawati, termasuk SBY dlm soal investasi asing di Indonesia

***

Abdul Wahid

Dua hal yg tdk konsisten pd jkw: "menghormati kontrak" tp nyatanya menyalahi kontrak 5 tahun memimpin jakarta; "anggaran ada... anggaran ada..." tp nanya ke Prabowo ttg defisit anggaran...

***

Heri Purnomo

Kalau kita mencermati debat calon presiden tadi, jelas terlihat bahwa jokowi mengajak masyarakat untuk memilih TIM yang dibelakang jokowi, bukan memilih jokowi... karena semua ide, visi dan misi yang disampaikan jokowi adalah ide, visi dan misi mereka... bila jokowi yang terpilih sebagai presiden, sesungguhnya mereka lah the real president.. mereka presiden sebenarnya... masyarakat Indonesia harus tahu siapa TIM yang berada dibelakang jokowi...

wajar bila ada yang mengatakan jokowi itu capres boneka, karena jangankan ide, visi dan misi, bahkan gestur dan cara berbicara jokowi pun mereka yg atur...

mau dibawa kemana negeri bila presidennya nanti keputusan dan kebijakannya adalah keputusan dan kebijakan orang lain????

***

Ridho Hamka

Pingin update status tentang debat tadi.....

Ibarat pertandingan Belanda Vs Spanyol kemarin yg berakhir 5:1

Dimana Prabowo ibarat tim Belanda yg menguasai jalannya pertandingan.

Bahkan ketika Prabowo terdesak skalipun, dia bisa menciptakan situasi yg menguntungkan dirinya. Yg membuat masyarakat menilai dirinya sebagai seorang yg berjiwa besar dan menghargai lawannya.
 
*pkspiyungan

Debat Capres Prabowo-Jokowi Seperti Belanda vs Spanyol


Ketua Tim Pemenangan kampanye pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD mengatakan bahwa pada debat kedua kali ini mutlak dimenangkan oleh Prabowo Subianto.

Bahkan, kata Mahfud, kemenangan Prabowo seperti kemenangan Belanda vs Spanyol pada pertandingan Piala Dunia 2014 kemarin.

"Saya lihat keseluruhan mutlak skornya 5-1 untuk Prabowo. Soalnya, visi dan programnya Prabowo itu satu, visinya dijelaskan dengan konsep, dan programnya yang pasti akan dilakukan," kata Mahfud di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Minggu malam, 15 Juni 2014

Mahfud mengatakan, terlihat dari sesi pertama, kedua, dan ketiga, jawaban dari Prabowo lebih terkonsep, "Jadi, kalau lihat pada debat kali ini, jawaban Prabowo dapat terlayani dengan apa yang diingini oleh rakyat," ujarnya.

Menurut mantan ketua MK itu, untuk sesi keempat, diakuinya dimenangkan oleh Joko Widodo, karena Prabwo menjawabnya terlalu pendek.

"Waktu sesi ke empat, jawaban dari Prabowo terlalu sedikit, belum bisa memberikan solusi. Tapi untuk keseluruhan sudah bagus, dan saya berharap ini bisa juga diharapkan oleh rakyat," ujarnya. (asp/vivanews)

Elektabilitas Prabowo Melompat, Jokowi Melorot

Jokowi vs Prabowo
JAKARTA -- Hasil riset terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan kurang dari sebulan pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli 2014, selisih keunggulan elektabilitas (dukungan publik) Capres Joko Widodo (Jokowi) terhadap Capres Prabowo Subianto sekitar 6 persen. Hasil survei ini menunjukkan terjadinya lompatan elektablitas kepada Prabowo. Sebaliknya dukungan kepada Jokowi terus melorot.

"Sehingga pertarungan kedua capres makin ketat. Kedua capres masih punya peluang yang sama untuk menang dan saling mengalahkan," kata peneliti senior LSI Adjie Alfaraby kepada pers di Jakarta, Ahad (15/6).

Adjie mengatakan, jika Pilpres dilaksanakan pada waktu survei dilakukan (awal Juni 2014) maka dukungan terhadap Jokowi mencapai 45,0 persen publik (responden),  sementara dukungan terhadap Prabowo sebesar 38,7 persen, sedangkan yang belum memutuskan (undecided voters) sebesar 16,3 persen.

Survei yang dibiayai LSI sendiri dilakukan pada 1-9 Juni 2014 dengan menggunakan 2.400 responden di seluruh propinsi di Indonesia. Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2 persen. Survei dilengkapi dengan data-data kualitatif yang didapatkan melalui metode in depth interview, FGD, dan analisis media.

LSI merekam dinamika elektabilitas kedua capres melalui "tracking survey" yang digelar sejak 2013. Data yang tersedia menunjukan bahwa makin mendekati pilpres, selisih elektabilitas kedua capres makin mengecil.

Dari selisih selalu di atas 2 digit di tahun 2013 sampai sebelum deklarasi pasangan capres Mei 2014, kini hanya berselisih 1 digit ketika dimulai masa kampanye pada Juni 2014.

Survei LSI September  2013 selisih kedua capres mencapai 38 persen. Saat itu elektabilitas Jokowi (50,30 persen), sedang elektabilitas Prabowo (11,10 perse). Pada Maret 2014, elektabilitas Jokowi (46,30 persen), sedang elektabilitas Prabowo sebesar (22,10 persen). "Artinya selisih kedua capres turun menjadi 24 persen," kata Adjie.

Pada Mei 2014, elektabilitas Jokowi (35,42 persen), sedang elektabilitas Prabowo (22,75 persen), sehingga selisih kedua capres makin mengecil yaitu 13 persen. Kini survei terbaru LSI, Juni 2014, setelah penetapan kedua capres dan dimulainya masa kampanye Pilpres, selisih kedua capres hanya 6  persen ( Jokowi 45,0 persen vs Prabowo 38,7 persen).

Adjie menjelaskan, mengecilnya selisih kedua capres di satu sisi disebabkan oleh menurunnya dukungan pada Jokowi. Di sisi lain, tingginya lompatan elektabilitas Prabowo. Meski kedua capres mengalami kenaikan elektabilitas jika dibandingkan dengan survei LSI Mei 2014. Namun lompatan elektabilitas Prabowo lebih tinggi dibanding naiknya suara Jokowi.

"Jokowi mengalami kenaikan elektabilitas kurang lebih 9 persen, sementara Prabowo mengalami kenaikan elektabilitas kurang lebih 15 persen," katanya.

Adjie menambahkan, data LSI pada Juni 2014 menunjukkan bahwa pemilih yang pernah mendengar isu kasus penculikan HAM yang diduga melibatkan Prabowo (aktivis gate) hanya 32,8 persen responden.

"Dengan sisa waktu pilpres yang hanya tinggal 24 hari, kubu Prabowo harus mencari cara elegan untuk menghentikan dan merespon isu aktivis gate tersebut. Respon yang salah, emosional dan menutupi justru bisa menjadi 'blunder' yang bisa mengurangi elektabilitas Prabowo," demikian Adjie Alfaraby.

Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto- Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

*http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/15/n77fz4-elektabilitas-prabowo-melompat-jokowi-melorot

Letjen (Purn) Suryo P : Agum Gumelar Selalu Kalah Saing Segala Hal Dengan Prabowo


SPEKTANEWS (Jakarta) Pernyataan mengejutkan terlontar dari Letjen TNI (Purn) Johanes Suryo Prabowo saat diwawancarai sebuah stasiun televisi swasta, Rabu malam (11/6). Menurut mantan Kasum ABRI itu tidak ada satupun PATI (Perwira Tinggi) ABRI (sekarang TNI) yang dapat menandingi Prabowo Subianto dalam segala hal.

Pernyataan ini diutarakan Suryo saat menjawab pertanyaan presenter terkait motif beredarnya surat DKP Letjen (Purn) Prabowo Subianto ke publik yang diyakini berlatar belakang dendam sejumlah Pati ABRI (TNI)

“Saya rasa karena iri akibat tidak dapat menandingi Prabowo dalam segala hal,” ujar Suryo.

Mantan Wakil Gubernur Timor Timur (sekarang negara Timor Leste) ini juga menyebut salah satu Jenderal pesaing Prabowo yang selalu gagal menyaingi Prabowo adalah Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar. Menurut Suryo, Agum selalu kalah oleh Prabowo dalam segala bidang.

“Di militer Agum kalah karir, jadi Pengusaha kalah kaya, jadi Politikus kalah saing, perolehan suara Agum sewaktu jadi Capres hanya 3%,” kata Suryo enteng.

Suryo merupakan salah satu mantan Perwira Tinggi TNI yang memiliki hubungan cukup dekat dengan Prabowo sejak lama. Saat ini ia menjadi timses Prabowo untuk wilayah Jawa Tengah.

*http://www.spektanews.com/2014/06/letjen-purn-suryo-p-agum-gumelar-selalu.html#.U5mb-OvBAkU.facebook
SPEKTANEWS (Jakarta) Pernyataan mengejutkan terlontar dari Letjen TNI (Purn) Johanes Suryo Prabowo saat diwawancarai sebuah stasiun televisi swasta, Rabu malam (11/6). Menurut mantan Kasum ABRI itu tidak ada satupun PATI (Perwira Tinggi) ABRI (sekarang TNI) yang dapat menandingi Prabowo Subianto dalam segala hal.
Pernyataan ini diutarakan Suryo saat menjawab pertanyaan presenter terkait motif beredarnya surat DKP Letjen (Purn) Prabowo Subianto ke publik yang diyakini berlatar belakang dendam sejumlah Pati ABRI (TNI)
“Saya rasa karena iri akibat tidak dapat menandingi Prabowo dalam segala hal,” ujar Suryo.
Mantan Wakil Gubernur Timor Timur (sekarang negara Timor Leste) ini juga menyebut salah satu Jenderal pesaing Prabowo yang selalu gagal menyaingi Prabowo adalah Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar. Menurut Suryo, Agum selalu kalah oleh Prabowo dalam segala bidang.
“Di militer Agum kalah karir, jadi Pengusaha kalah kaya, jadi Politikus kalah saing, perolehan suara Agum sewaktu jadi Capres hanya 3%,” kata Suryo enteng.
Suryo merupakan salah satu mantan Perwira Tinggi TNI yang memiliki hubungan cukup dekat dengan Prabowo sejak lama. Saat ini ia menjadi timses Prabowo untuk wilayah Jawa Tengah.
- See more at: http://www.spektanews.com/2014/06/letjen-purn-suryo-p-agum-gumelar-selalu.html#.U5mb-OvBAkU.facebook

LIHATLAH BARISAN PENDUKUNG CAPRES


Aa Gym, ustadz Muhammad Arifin Ilham, K.H. Maimun Zubair tokoh ulama kharismatik, mereka diantara yang dengan tegas mendukung Prabowo. Mereka melihat, bangsa Indonesia sekarang ini berada di persimpangan perjalanan sejarahnya. Mereka percaya Prabowo bisa membawa Indonesia Bangkit!

Sebaliknya, tokoh-tokoh seperti Musdah Mulia, tokoh feminisme pendukung LGBT (lesbian, gay, bisexual, dan transgender); Jalaludin Rahmat, tokoh utama Syi'ah di Indonesia; Zuhairi Misrawi, tokoh JIL (Jaringan Islam Liberal); mereka diantara penyokong dan pendukung utama Jokowi.

Selain melihat rekam jejak Capres, kita juga bisa menilai dan menetukan pilihan siapa yang layak kita pilih dengan melihat juga siapa-siapa barisan pendukung masing-masing capres.

Kalau anda masih punya kegamangan dan keraguan dengan figur Capres, maka mantapkan dengan melihat siapa yang mendukung mereka.

PILIHAN ADA PADA ANDA.

*pkspiyungan