Di tengah isu perpecahan, konflik dan
perseteruan itu, PKS tampil dengan gaya demokrasinya. Berita tentang
terpilihnya Presiden baru PKS membuat ‘geger; dunia politik Indonesia.
Kader pun banyak yang hiruk pikuk melakukan tabayyun (konfirmasi) akan
kebenaran berita yang mengalir dari berbagai media. Cukup terasa
kegaduhannya. Inilah bagian pembelajaran politik di PKS.
Ini pula
bagian dari hasil yang disebutkan Anis Matta bahwa untuk membangun basis
ruhiyah yang kuat adalah perspektif keimanan terhadap semua peristiwa
yang kita hadapi. Ketika memasuki wilayah penyikapan, maka peristiwa itu
berhubungan dengan setiap kader dalam sisi spiritualnya.
Sahabat-sahabat mediapun tak luput dari rasa penasaran. Mulai dari
akademisi, mahasiswa sampai ibu rumah tangga ikut menanggapi proses
suksesi di PKS.
Gemas bercampur kagum mereka komentar : "bagaimana PKS ini, masa' tiba-tiba Presiden barunya sudah terpilih?"
"Tidak seru nih PKS, tidak ada dinamika pemilihan Presidennya".
"Apa pemilihannya sudah sesuai AD/ART PKS ? Kenapa tidak ada ribut-ributnya ?"
Ada lagi yang lebih dramatis pertanyaannya. "Apa Ibu bisa menerima Presiden baru ini ?"
"Bagaimana dengan Pak Anis ? Apa kinerjanya buruk sehingga harus diganti ?"
Pertanyaan
itu begitu bertubi-tubi dari berbagai kalangan. Sebagai kader yang
merepresentasikan PKS di publik, penulis harus mampu menjawab dengan
bijak, berusaha memuaskan hasrat demokrasi mereka. Penulis adalah kader
PKS yang sudah membersamai 5 Presiden terdahulu. Nur Mahmudi Ismail,
Hidayat Nurwahid, Tifatul Sembiring, Luthfi Hasan Ishaq, Anis Matta,
mekanisme pemilihannya sejak presiden pertama hingga sekarang tidak ada
perubahan.
Mekanisme pemilihan PKS punya lembaga tertinggi yang bernama Majelis
Syuro (MS). Majelis Syuro ini beranggotakan 99 orang, perwakilan dari
semua daerah di Indonesia yang dipilih secara demokratis melalui
pemilihan raya yang diselenggarakan oleh masing-masing DPW. Sebanyak 60
orang anggota Majelis Syuro dipilih melalui pemilihan raya, 39 dipilih
oleh anggota Majelis Syuro sendiri. Ini biasanya diisi oleh orang-orang
yang professional, expert di bidang tertentu.
Ketua Majelis Syuro
memimpin pelantikan anggota Majelis Syuro PKS yang baru, periode tahun
2015-2020. Lalu dilanjutkan dengan persetujuan agenda dan pembahasan
tatatertib pemilihan Ketua Majelis Syuro PKS periode 2015-2020.
Acara
sidang pemilihan ketua Majelis Syuro diawali dengan pembacaan pasal
AD/ART PKS, syarat-syarat dan tata cara pemilihan ketua MS. Sidang
pemilihan dipimpin oleh bukan calon ketua, anggota Majelis Syuro tertua
dan termuda. Dari penjaringan calon ketua Majelis Syuro, masing-masing
anggota menuliskan tiga nama calon. Dari proses ini maka diperoleh tiga
nama dengan skor tertinggi yaitu Dr Salim Segaff Aldjufrie, Dr Hidayat
Nurwahid dan Ustadz Hilmi Aminuddin.
Ada klausul untuk mengadakan
musyawarah mufakat. Maka mereka bertiga bermufakat untuk mengangkat Dr
Salim Segaf Al Djufri sebagai ketua MS, Dr. Hidayat Nur Wahid sebagai
wakil ketua MS. Agenda berikutnya adalah pemilihan kelengkapan pimpinan
pusat : 1. Presiden Partai (Ketua DPP). 2. Ketua MajelisPertimbangan
Pusat (MPP) 3. Ketua Dewan Syariah Pusat(DSP). 4. Sekretaris Jenderal 5.
Bendahara Umum dan 6.Sekretaris Majelis Syuro.
Menurut AD/ART, ketua
Majelis Syuro adalah sebagai formatur tunggal mengajukan nama-nama
untuk dibahas dan disetujui oleh sidang Majelis Syuro. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah. Ketua Majelis Syuro mengajukan nama calon
presiden dengan muwashofat ( kriteria ) yang sudah disepakati.
Anggota
Majelis Syuro memberikan opini, sampai semua merasa yakin bahwa inilah
yang terbaik untuk PKS. Musyawarah dilakukan secara hikmad, tenang dan
tawadhu. Suasananya tergambarkan dalam kultwit @tifsembiring
“Saya
sudah tiga periode menghadiri sidang MS, namun sidang kali ini terasa
sangat luar biasa, khudhu', khusyu' dan penuh ikatan ukhuwwah...”
Namun
itulah yang saya rasakan, khidmat, kadang kami menangis bersama, kadang
tertawa. Ada sedikit ketegangan-ketegangan, tapi tidak sampai gebrak
meja dan akhirnya majelis tersebut memutuskan:
Presiden Partai: Dr.
Muhammad Sohibul Iman, Ketua MPP: Suharna Surapranata Msc., Ketua DSP :
Dr. Surahman Hidayat, Sekjen: Taufiq Ridho, Bendahara umum: Drs. Mahfudz
Abdurrahman dan Sekretaris Majelis Syuro: Untung Wahono Msc.
Tentang DemokrasiDalam tulisan-tulisannya, Anis
Matta dikenal sebagai penulis Islam yang moderat, dengan kosa kata yang
bersahaja, kalimat yang sistematik, mampu menundukkan pikiran
pembacanya.
Dalam sebuah tulisannya, Anis Matta menuliskan bahwa PKS
pasti membutuhkan narrative intelligence yang lebih besar untuk
membangun kemampuan persuasi yang mantap agar dapat memasuki ruang hati
dan akal masyarakat Indonesia dan meyakinkan mereka bahwa di atas tanah
Islam dan demokrasi, kita bisa bangun mesjid, gereja, klenteng, pura,
wihara, dan istana serta pasar sekaligus.
"Demokrasi sebagai sistem
nilai kita terapkan. Ada Majelis Syuro, ada tanfizhi dan ada dewan
syariah. Proses rekruitmen kepemimpinan dalam sistem demokrasi ini
melalui pemilihan umum dan peserta utama dalam pemilu. (*)
Oleh;
Sri RahmiPengurus DPW PKS Sulsel
Sumber foto :
islamedia.co
Sumber tulisan :
tribunnews.com