"Yang terpenting dari persepsi tersebut adalah faktor trust (kepercayaan), yaitu seberapa besar para pelaku swasta (state bank stake holders) percaya kepada seorang presiden," tutur Ecky dalam Focus Group Discussion (FGD) "Penyebab dan Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Perekonomian Indonesia" yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS DPR RI, di Kompleks, Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/9).
Ecky membandingkan situasi ekonomi saat ini dengan pemerintahan era Presiden Habibie. Menurut Ecky, Habibie mampu menurunkan kurs rupiah dari level Rp. 17.000 hingga mencapai sekitar Rp. 6.000 hanya dalam hitungan bulan.
"Pertanyannya, apakah mungkin hanya karena faktor fundamental ekonomi saat itu, tiba-tiba current account-nya menjadi positif dan cadangan devisa menjadi bertambah, kalau bukan karena faktor trust terhadap seorang presiden," jelas Politisi PKS dari daerah pemilihan Jawa Barat III yang meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor tersebut.
Menurut Ecky, persoalan trust harus ditemukan kembali oleh pemerintah setelah 8 bulan memimpin, "Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah membangun kepercayaan masyarakat, termasuk terhadap kebijakan-kebijakannya," jelas alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia ini.
Pada kesempatan yang sama, pengusaha Sandiaga Uno yang juga menjadi pembicara dalam FGD menambahkan tingkat kepercayaan yang menurun berdampak signifikan terhadap para pelaku usaha. Menurutnya, saat ini adalah era dimana terjadi downward spiral (menurun).
"Kalau pengusaha sedang labil, dia tidak akan melakukan investasi, sehingga mengakibatkan kinerjanya pun ikut menurun," tutur pemilik PT Saritoga Investama Persada tersebut.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut berharap pemerintahan saat ini tidak alergi terhadap kebijakan sebelumnya yang cukup berhasil meredam krisis ekonomi.
"Di tahun 2008-2009, saya ingat Kredit Usaha Rakyat (KUR) diluncurkan. Banyak yang mengkritisi, tapi pengalaman saya menunjukkan, KUR sangat membantu para UMKM, khususnya ekonomi di akar rumput," harap Sandiaga.
FGD yang diselenggarakan oleh Kluster Industri dan Perbankan (Inbang) Fraksi PKS DPR RI ini, turut pula menghadirkan Enny Sri Hartanti (Direktur INDEF) dan Leonard Tampubolon (BAPPENAS). FGD seperti ini adalah kali keenam yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS dalam rangka menjawab persoalan bangsa berfokus pada isu-isu strategis.
Keterangan Foto: Para pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) "Penyebab dan Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Perekonomian Indonesia" yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS DPR RI, di Kompleks, Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/9).
Sumber : pks.or.id
0 comments:
Post a Comment