"Terima Kasih Gubernur Irwan"
Oleh Abri Maijon*
Guru SMP di Pasaman Barat, Sumbar
Tiga kali tulisan saya sebelumnya dimuat di media ini menyoal jalur transportasi di provinsi Sumatera Barat. Terkhusus di kabupaten Pasaman Barat jalan rayanya rusak berat. Kritik jalur penghubung Pasbar-Padang, Pasbar-Bukittinggi tentu tak mengada-ada. Sesuai fakta dan berisi argumen objektif. Kepedulian pemerintah seakan sangat rendah. Kondisi jalur Simpang Ampek–Manggopoh luluh lantak, tak berbentuk. Setiap yang melewati akan merasakan duka nestapa.
Pasaman Barat terasa semakin tertinggal karena jalan nasional yang sedang rusak parah itu merupakan satu-satunya akses kendaraan yang menghubungkan jalur penting Padang dan Bukitinggi. Tak ada jalur lain sebagai alternatif. Kenderaan berukuran jumbo hingga mini tumpah ruah di jalur itu.
Jalan raya Pasaman Barat memang sudah berumur tua. Mengutip Opini Musriadi Musanif di Harian Singgalang, 11 Desember 2014, jalur Pasaman Barat dibangun diawal 1980-an uangnya dari bantuan pemerintah Republik Federal Jerman. Jalur itu belum pernah diperbaiki secara serius hingga artikel Musriadi ini diterbikan, kecuali tambal sulam. Inilah jalan nasional Simpang Ampek-Manggopoh (Agam) yang panjangnya 72 km yang kondisinya memprihatinkan. Jarak tempuh antara Simpang Empat-Padang atau sebaliknya melalui kendaraan bermotor bisa mencapai 4 – 5 jam perjalanan, padahal waktu tempuh normal hanya sekitar 3 jam.
Kini, jalan raya itu sudah diperbaiki. Jalur yang tadinya dipenuhi lobang dan kerusakan parah disana sini, sudah tak terlihat. Kondisinya pulih. Pekerja terus bergiat merampungkan proyek dibeberapa ruas yang tersisa. Kendaraan melaju di tengah bentangan jalan yang lebih lapang dan hamparan lapisan aspal mulus berkualitas bagus.
Secara objektif pula saya ingin sampaikan ungkapan terima kasih dan apresiasi. Terkhusus terhadap Gubernur Irwan Prayitno beserta seluruh jajarannya yang sudah bertindak dan bekerja sangat baik. Perbaikan akses jalan Pasbar adalah hasil penantian panjang dan melelahkan. 35 tahun berlalu!
Saya memahami pembangunan jalan raya Simpang Ampek-Manggopoh oleh pemerintah bukan karena tulisan dan kritikan yang sebelumnya saya tulis. Pembangunan itu memang sudah direncanakan, bahkan barangkali sudah menjadi program pemerintah sebelum gubernur Irwan Prayitno. Hanya saja dari beberapa kutipan media yang dibaca, Irwan Prayitno berhasil merealisasikan proyek yang mangrak pada era pemerintahan sebelumnya. Ini tentu prestasi.
Walaupun tak ada proyek prestisius yang dibanguan di era pemerintahan Irwan-MK, namun pembangunan yang menyentuh kepentingan rakyat banyak berhasil diselesaikan. Terutama berkaitan erat dengan akses jalan raya sebagai fasilitas penting dan merupakan urat nadi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, maupun mobilitas penduduk dalam berbagai bidang. Jika boleh diurut, prioritas pembangunan sebelum yang lainnya adalah pembenahan infrastruktur jalan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Belum lama ini saya berkesempatan mengelilingi hampir seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat, sepanjang mata memandang sudah tidak terlihat jalan raya yang rusak. Semuanya dalam kondisi layak dan siap pakai. Kita turut berbangga, karena pemerintah daerah telah memancang pondasi yang kuat pembangunan daerah melalui fasilitas transportasi.
Realisasi pembangunan sarana jalan raya di Sumatera Barat juga cukup membanggakan. Mengutip penjelasan Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tata Ruang Pemukiman Provinsi (Prasjaltarkim) Sumbar, Suprapto, pembangunan jalan raya Sumbar bahkan sudah melampaui target nasional yang ditetapkan sebelumnya. Target nasional jalan provinsi ditetapkan 65 persen, Sumbar sudah 87 persen. Begitu juga jalan nasional yang ditargetkan 90 persen, dan Sumbar sudah mencapai 98 persen.
Pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang erat dan saling ketergantungan satu sama lain. perbaikan dan peningkatan infrastruktur pada umumnya akan dapat meningkatkan mobilitas penduduk, terciptanya penurunan ongkos pengiriman barang, pengangkutan barang-barang dengan kecepatan yang lebih tinggi, dan perbaikan kualitas pelayanan dari pengangkutan tersebut.
Saat ini masalah infrastruktur menjadi agenda penting untuk dibenahi pemerintah daerah, karena ketersediaannya menjadi penentu utama keberlangsungan kegiatan pembangunan, diantaranya untuk mencapai target pembanguan ekonomi secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam jangka pendek pembangunan infrastruktur akan menciptakan lapangan kerja sektor konstruksi dalam jangka menengah dan panjang akan mendukung peningkatan efisiensi dan produktifitas sektor-sektor ekonomi terkait.
Jalan merupakan alat penghubung yang paling penting di gunakan di negara-negara maju. Di Denmark misalnya seluruh jalan yang di peruntukkan bagi kegunaan umum dan masyarakat selalu di buat dengan bagus, tahan lama, dan tidak terputus. Dengan demikian rakyatnya bisa dengan lancar bepergian ke mana saja tanpa hambatan.
Semoga pemerintah terus merubah pola pikir dalam menghasilkan program ke depan dengan menjadikan jalan yang bagus serta berkualitas sebagai prioritas utama. Salah satu indikasi keberhasilan pencapaian kinerja pemerintah akan ditunjukkan oleh sejauh mana kemampuannya memberikan layanan-layanan publik secara berkualitas. Terima kasih Gubernur Irwan telah membawa daerah ini lebih baik.[]
*Dimuat di kolom Opini Koran Harian Singgalang, Sabtu 29 Agustus 2015
Sumber : http://www.pkspiyungan.org