Pagi baru menyingsing. Sesosok laki-laki sudah bersiap-siap di belakang
stir yang parkir di teras rumah. Ia sedang menunggu dua perempuan belia.
Setelah yang ditunggu duduk manis, mobil melaju dengan kecepatan
sedang. Dari sebuah rumah di Lubuk Kilangan, Padang, mobil itu menuju
pusat kota. Perjalanan laki-laki itu berhenti di sebuah sekolah negeri.
Dua hari lalu, ia masih Gubernur Sumatera Barat. Selasa pagi (18/8),
Irwan Prayitno seperti warga biasa lainnya. Sebagai seorang ayah, itulah
pekerjaannya pagi itu. Irwan mengantar sendiri putrinya ke sekolah.
“Setelah kesibukan sebagai gubernur berakhir, saya akan kembali
melakukan itu,” ujar Irwan suatu kesempatan ketika masih menjadi
Gubernur Sumbar bercerita tentang kecintaannya kepada keluarga.
Kesibukkan yang sangat padat memaksa Irwan menyerahkan urusan anak-anak
kepada sang istri, Nevi Zuairina. Dengan 10 orang anak, tentu bukan
pekerjaan yang gampang. Tapi syukurnya, anak-anak Irwan sekarang sudah
besar-besar. Di antaranya sudah berkeluarga. Dari pernikahan
anak-anaknya itu, ia dikaruniai tiga cucu. Anak-anaknya itu sudah jadi
orang berhasil, memiliki penghidupan yang mapan dari kerja kerasnya
sendiri.
Keberhasilan anak-anak Irwan terlihat dari pencapaian pendidikan mereka.
Semua anak-anaknya yang sudah dewasa, kuliah di universitas negeri
ternama di Indonesia. Ada juga yang menamatkan sarjana di luar negeri
dan mendapatkan pekerjaan yang baik di Jakarta. Enam anak Irwan kini
berada di ibukota, empat lainnya di Padang. Keberhasilan anak-anaknya
itu tak terlepas dari komitmen Irwan yang kuat sebagai kepala keluarga.
Di tengah kesibukkannya, mengurus anak-anak tetap menjadi yang utama.
Irwan biasa mengantar anak-anak ke sekolah. Bahkan, untuk urusan
menjemput rapor, ia sendiri yang melakukan. Bagi Irwan, kesempatan itu
digunakan untuk lebih mengetahui bagaimana perkembangan anak-anaknya di
sekolah. “Saya selalu bertanya kepada guru anak-anak di sekolah,
bagaimana perkembangan pendidikan mereka. Sesibuk apa pun, saya selalu
berkomunikasi dengan anak-anak, menanyakan kabar mereka, apakah sudah
shalat dan sebagainya,” terang Irwan.
Ketika menjadi gubernur, Irwan tak punya banyak waktu untuk mengantar
anak-anak ke sekolah. Paling, yang bisa dilakukan adalah melepas
anak-anak di rumah untuk berangkat ke sekolah sendiri. Irwan memang
sejak dini mengajarkan kemandirian kepada anak-anaknya.
Kebiasaan mengantar anak ke sekolah bukan untuk memanjakan, tapi itulah
caranya agar bisa lebih dekat dan berkomunikasi dengan anak. Sambil
berada di dalam mobil, anak-anak terasa semakin dekat. Dengan demikian,
Irwan bisa leluasa menyelami isi hati anak-anaknya. “Kadang, kalau di
telpon, anak-anak itu tak tahu mesti ngomong apa. Tapi, kalau sedang
bersama-sama, mereka akan cerita apa saja. Dari sana, saya jadi tahu
bagaimana kondisi anak-anak,” ungkap Irwan yang memang seorang pendidik
ini.
Kini, Irwan bisa kembali mengantar anak-anak sekolah. Untuk urusan itu,
ia tak menyuruh sopir. Irwan sendiri yang menyetir mobil. Ketika bertemu
dengan para orang tua lainnya yang mengantar anaknya ke sekolah, Irwan
mengaku tak ada rasa yang berbeda ketika ia tak lagi menjadi Gubernur
Sumbar. Sebagian orang masih menyapanya sebagai Pak Gubernur. Seperti
ketika sedang mengantar sang putri ke sekolah, di jalan yang macet
memasuki gerbang SMAN 1 Padang, Irwan diteriaki oleh para orang tua
siswa. “Saya diteriaki Pak Gub, Pak Gub! Eh, ternyata satpam sekolah
juga mengenal saya…” ujar Irwan menceritakan kejadian unik yang
dialaminya.
Sehari setelah tak lagi menjadi gubernur, aktivitas Irwan sebenarnya tak
banyak berkurang. Misalnya kemarin, pas Hari Kemerdekaan, Irwan punya
seambrek kegiatan bersama masyarakat. Mulai dari menghadiri perayaan 17
Agustusan bersama warga Padang Timur, Irwan juga menyempatkan diri
melayat ke rumah warga yang tertimpa musibah. Sepanjang hari, Irwan juga
melayani dialog dan memberikan tausiah di sejumlah stasiun radio,
seperti di Radio Pronews dan Arbes FM. Silaturrahim dan bertemu dengan
masyarakat juga tetap padat. Bahkan, agendanya tak berhenti hingga malam
menjelang. Aktivitas Irwan untuk masyarakat memang tak pernah berhenti.
Walau kegiatannya tetap banyak, tapi sekarang waktu Irwan sedikit lebih
longgar. Hal itu dimanfaatkannya untuk keluarga. “Biasa, kalau di rumah,
beres-beres bantu istri,” celutuk Irwan.
Pekerjaan rumah tangga tak tabu bagi Irwan. Lihat saja, ketika
meninggalkan rumah dinas di gubernuran, Irwan tak sungkan mengepak
barang-barang pribadinya. Kardus-kardus di angkat sendiri ke mobil box
yang sengaja disewa. Apalagi kalau sedang bersama sang cucu, Irwan tak
segan membelikan susu.
Kepada anak-anaknya yang sudah berkeluarga, Irwan tetaplah sebagai ayah
yang tak luput perhatiannya. Tapi, perhatian itu sedikit terbagi untuk
sang cucu. “Anak-anak sering juga nelpon minta dibelikan susu. Ya,
dikasih. Namanya juga untuk cucu,” ujar Irwan tersenyum lebar.
*Harian Singgalang, 19 Agustus 2015/piyunganonline