Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menilai, ada sejumlah materi dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2016 yang harus dikritisi maupun diapresiasi secara objektif dan proporsional oleh FPKS.
Pertama, papar Jazuli, angka pertumbuhan yang ditetapkan 5,5% sesungguhnya menyelisihi target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2016-2019 yang sebesar 6-7%. Meski lebih kecil angka tersebut sulit dicapai tanpa kerja keras pemerintah.
Kedua, Fraksi PKS menilai potensi ekonomi masih mungkin tumbuh lebih tinggi dan berkualitas. Sayangnya pemerintah belum memberikan arah yang jelas terkait dengan transformasi struktural ekonomi.
Ketiga, jargon trisakti terkait kemandirian ekonomi harus diakui masih sebatas retorika. Bagaimana roadmap-nya, apa basis industri yang kuat untuk dikembangkan belum nampak jelas. Tanpa industrialisasi yang kokoh kita sulit menjadi bangsa produsen.
"Usul Fraksi PKS, hasil pertanian dan kelautan menjadi basis industri yang kita perkokoh, dan untuk itu perlu dukungan infrastruktur, regulasi, serta kebijakan yang berpihak," ujar Jazuli.
Keempat, lanjut Jazuli, pemerintah dan otoritas keuangan harus sinergis antisipasi dampak pelemahan rupiah yang sekarang sudah bertengger di angka Rp13.400 per dollar. Sebagai nahkoda pemerintah harus jelaskan paket kebijakan yang efektif dan eksesif untuk mengatasi dampaknya bagi pelemahan daya beli rakyat.
Kelima, pemerintah menetapkan target pendapatan negara Rp1.848 triliun dimana dari sumber perpajakan sebesar Rp1.565 triliun (naik 5,1%). Pemerintah perlu efektifkan pencapaiannya karena selama ini selalu tidak tercapai meski nilai target itu sesungguhnya juga jauh dari optimal.
"Tax ratio selama beberapa tahun yang stagnan dan cenderung menurun harus ditingkatkan. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga masih sangat mungkin ditingkatkan," imbuh Jazuli.
Selanjutnya: Ini Pandangan PKS Atas Nota Keuangan Pemerintah dan RAPBN 2016 - 2 Habis
0 comments:
Post a Comment