SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Thursday 14 August 2014

Sampai Janin Pun Tak Selamat, 700 Kasus Gugur Selama Agresi 'Israel' ke Gaza

gaza
 “Mereka membunuh janin saya sebelum saya sendiri melihatnya.” Kata Fatimah Hasan (26) tak bisa melanjutkan kisah pilunya karena menangis tersedu-sedu. Fatimah akhirnya harus keguguran karena ketakutan yang sangat akibat serangan udara brutal 'Israel' ke Jalur Gaza.

Namun dengan yakin ia mengatakan, “Anakku yang dalam janin pergi menghadap Tuhannya dalam keadaan syahid mengadukan kezhaliman orang yang zhalim dan pembiaran umat terhadap Palestina. Kini ia menjadi burung surga dan menjadi pemberi syafaat untukku di hari kiamat.”

Juru Bicara Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Asyraf Al-Qudra menegaskan, pihak mencatat 700 kasus keguguran selama agresi di seluruh wilayah distrik Jalur Gaza disebabkan oleh ketakutan wanita hamil akibat pemboman dari udara dan penembekan altileri.

Selain itu juga karena minimnya gizi dan pelayanan mendasar di pusat penampungan ibu hami.

Hal yang sama dialami oleh warga Palestina Maryam Abu Jami (24) adalah wanita lain yang keguguran di hari pertama operasi militer darat di Jalur Gaza yang keguguran di desa Khazaah saat digempur 'Israel'.

Kami melarikan diri saat tank-tank 'Israel' menggempur. Saya terjatuh ke tanah dan merasakan sakit bukan kepalang sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, dokter mengabarkan janinku sudah mati, kisah Maryam. (infopalestina)

Aneh! Ada Wartawan Metro Jadi Saksi Mewakili KPU Dogiyai


Ketua Majelis Hakim, Jimly Asshiddqie terlihat kaget ketika saksi yang dihadirkan KPU Dogiyai, Papua berprofesi sebagai wartawan. Kepada majelis hakim saksi yang diketahui bernama Sebastian Tebai mengaku sebagai wartawan.

"Wartawan Metro, Pak. Saya bekerja sebagai operator di KPU Dogiyai," kata Sebastian, dalam sidang DKPP, di ruang Kemenag, Jakarta, Rabu (13/8/2014). Demikian diberitakan sindonews.

Mendengar keterangan saksi, Jimly timbul penasaran. Dia pun bertanya lebih lanjut. "Anda aktif di kegiatan politik?," tanya Jimly.

Sebastian yang mengenakan Kemeja merah garis-garis itu lantas mengaku, dirinya sudah bekerja sebagai staf KPU Dogiyai sejak tahun 2009.

"Enggak, Pak. Saya lulusan Fisipol UNCEN, jadi soal politik secara teoritis sedikit-sedikit sudah tahu," jawab Sebastian dengan logat Papua.

Semakin penasaran dengan keterangan saksi, Jimly mencecar saksi. Dia heran sosok Sebastian dianggap lebih aktif berbicara dibanding Komisioner KPU.

"Lebih aktif dari Ketua KPU ini," ketus Jimly disambut rasa heran audien, termasuk kuasa hukum Prabowo-Hatta.

Menyela pembicaraan antara Jimly dan Sebastian, Koordinator kuasa hukum Prabowo-Hatta, Mahendradatta pun ikut menginterupsi. Dia terlihat khawatir jika seorang wartawan bersaksi untuk KPU setempat.

"Ini kita bukan menanyai penyelenggara Pemilu, tapi staf, bisa-bisa nanti akan banyak staf yang masuk," ucapnya.

Menghindari suasana agar tak semakin runyam, Jimly meminta Sebastian mundur untuk bersaksi. Selanjutnya Jimly meminta anggota KPU Dogiyai yang mewakili mengisi bangku barisan depan untuk memberikan keterangan.

"Anggotanya (KPU Dogiyai) saja ya yang maju. Kalau Staf terlalu aktif ini repot jadinya. Kita harus menempatkan diri pada posisi yang benar. Kalau staf kan tugasnya melayani pimpinan. Kalau sudah substantif tugas pokok maka komisionernya (yang maju memberikan keterangan dalam sidang)," tutur Jimly.

Informasi yang beredar dari kalangan wartawan, Sebastian Tebai mengaku pernah menjadi wartawan. Namun, semenjak diangkat sebagai staf non PNS di KPU Dogiyai, profesi sebagai wartawan pun dilepas.

Sementara itu, atas dugaan pelanggaran etis yang dilakukan KPU Dogiyai, kubu Prabowo-Hatta mengaku dirugikan lantaran tidak mendapat suara alias suaranya nol.
(piyunganonline)

Jika Bahas Kabinet di Amerika, Mega Terancam 3 Kejahatan Negara


Isu yang berkembang mengenai kunjungan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, ke Amerika Serikat disikapi serius oleh Pakar Politik Universitas Diponegoro Semarang, Budhi Setiono.

Menurutnya, jika benar kunjungan Mega dan Jusuf Kalla ke Negeri Paman Sam bertemu dengan anggota Kongres AS, Rodney Frelinghuysen, untuk membahas masalah kabinet presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla, maka Mega dianggap telah melakukan tiga kejahatan negara.

"Kalau memang itu dilakukan, mereka berdua patut dicurigai melakukan tiga kejahatan terhadap negara," kata dia di Semarang, Rabu 13 Agustus 2014. Demikian diberitakan vivanews.

Budhi menjelaskan, sebutan kejahatan tersebut bukan tanpa alasan, jika memang pertemuan itu terbukti benar.

Kata dia, pertama kejahatan negara yang mengafirmasi adanya kepentingan campur tangan asing dalam Pemilu Presiden. Karena kabinet dibahas bersama dengan tokoh di Amerika Serikat.

Kedua, lanjut dia, adalah kejahatan menjual kedaulatan negara di masa depan, dan terakhir memberikan peluang asing untuk merampok sumber daya alam.

Kata dia, bila pertemuan secara tertutup itu betul adanya membahas susunan kabinet Jokowi-JK, maka patut dicurigai dan perlu disikapi secara serius demi kepentingan bangsa ini.

Meski begitu, dia tidak heran dengan perilaku tokoh nasional yang pernah menjabat sebagai Presiden RI ke-5 itu. Menurutnya, Megawati punya catatan buruk yang sama di masa lalu.

"Dia pernah menjual murah saham BUMN dan SDA seperti gas alam ke asing terutama Singapura dan China," beber Budhi.

Kendati demikian, beberapa politisi senior PDI Perjuangan menegaskan bahwa kunjungan Megawati dan JK ke Negeri Paman Sam tidak ada kaitannya dengan urusan politik.

Bahkan, Ketua Dewan Kehormatan PDI Perjuangan, Sidarto Danusubroto, mengaku bahwa Mega dan JK mempunyai urusan berbeda saat berkunjug ke Amerika.
(piyunganonline)

Adu Kuat 10 Saksi Prabowo Vs 7 Saksi KPU di Sidang DKPP


Sidang dugaan pelanggaran kode etik dengan terdakwa pihak KPU yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang keempat akan menghadirkan 17 saksi dari pihak pengadu dan teradu. Sidang saat ini tengah diskors dan akan dibuka kembali pukul 14.00 WIB.

"Jadi saksi pemohon (dari Prabowo-Hatta) nanti menghadirkan 10 saksi begitu ya," kata Ketua Majelis DKPP Jimly Asshiddiqie, di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis 14 Agustus 2014. Demikian seperti dilaporkan vivanews.

Sementara, KPU sebagai pihak teradu akan mengajukan tujuh orang saksi. Namun, satu orang saksi yaitu Ketua KPU Papua belum bisa dihubungi karena masih menghadiri sidang di MK.

"Total 5 saksi yaitu petugas lapangan, KPU Surabaya dan KPU Jawa Timur. Kemudian, KPU Halmahera Timur ada dua saksi yakni sekretariat KPU dan staf sekretariat KPU Halmahera Timur," ujar Jimly.

Jimly lantas menskors sidang sampai pukul 14.00 WIB. Dia berharap sidang berlangsung dengan cepat.

"Semoga Magrib selesai. Meskipun kalau tidak kita lanjutkan sampai malam," ucapnya.
(piyunganonline)

Gugatan ke MK, Mahfud MD: Awalnya Saya Pesimis, Tapi...


Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD langsung mengundurkan diri jadi jabatannya sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta selepas kandidat menarik diri dari proses pemilu. Keputusan pun diambil tim dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.

Mahfud mengaku sempat pesimis dengan gugatan itu. Ia menilai, tim Prabowo-Hatta belum memiliki bukti-bukti yang kuat untuk maju ke pengadilan konstitusi.

"Saat (gugatan) didaftarkan saya pesimis karena datanya tidak jelas," kata Mahfud pada acara diskusi Asosiasi Dosen Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (13/8/2014), seperti diberitakan liputan6.

Tapi, pandangan itu mulai beralih setelah sidang berjalan sampai kali kelima. Mahfud mengatakan, dirinya mulai menemui secercah harapan. Pakar hukum tata negara itu menilai saksi Prabowo cukup bisa mengalihkan pandangan hakim.

"Tapi, saat persidangan diarahkan ke TSM (terstruktur, sistematis, dan masif), rasanya cukup kuat untuk mempengaruhi hakim," lanjut dia.

Karena itu, dirinya yakin proses persidangan masih akan berlanjut dengan baik. Bahkan,  kemungkinan gugatan untuk dikabulkan majelis hakim menjadi sama kuat. (piyunganonline)