SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Wednesday 26 March 2014

Inspiratif : Aku Pilih PKS




Sumber :

https://www.youtube.com/results?search_query=%23akupilihpks&sm=3

"Sing Penting PKS 9 April Menang Riyen"

JEPARA – Paidi bukan siapa-siapa. Dia hanya buruh di sebuah toko bangunan di Jepara, Jawa Tengah.  

Ia bersama istri dan dua anaknya tinggal menumpang di rumah tetangganya, karena rumahnya hancur tersapu angin puting beliung beberapa bulan lalu. Gajinya sebagai buruh kayu di toko bangunan itu tak cukup untuk mendirikan kembali rumah tinggalnya. Bisa untuk makan saja sudah untung.    

Senin (24/3) lalu warga Desa Kerso, Kecamatan Kedung, Jepara ini mendapat cobaan lagi. Ia diberhentikan alias dipecat dari pekerjaannya.

Ia harus kehilangan mata pencariannya hanya  karena tidak mau memenuhi permintaan sang juragan untuk mengkampanyekan sebuah partai politik kepada penduduk desa. Paidi menolak karena ternyata ia sudah punya komitmen lain.  

Aneh memang. Di zaman seperti ini masih ada orang yang memaksakan kehendak untuk memilih atau tidak memilih. Mirip zaman kolonial. Mirip juga zama Orba.

Namun keteguhan Paidi yang tidak mempedulikan risiko yang diterimanya patut diacungi jempol. Sebetulnya dia bisa saja mendua. Berdiri di dua kaki untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Membantu juragannya sambil mengkampanyekan partai lain di mana ia berkomitmen. Sambil menyelam minum susu.

Tetapi itu tidak dilakukannya. Ia memilih setia mengkoordinatori Relawan 33 di Desa Kerso. Relawan 33 adalah tim pemenangan yang dibentuk Pramono, caleg DPRD I PKS Dapil Jawa Tengah 2 yang meliputi Demak, Kudus, dan Jepara.  

Sebagai koordinator, Paidi terbilang tangguh. Ia sudah berhasil merekrut 1.470 orang untuk memilih PKS tanggal 9 April nanti. Bukan itu saja, menurut Pramono, Paidi juga berhasil memberikan nuansa putih di desanya.

Berkat kerja Paidi dan timnya, PKS jadi dikenal sampai ke pelosok Desa Kerso. Bendera bulan sabit kembar mengapit batang padi pun berkibar di banyak tempat di sana.

Kini meskipun tanpa rumah, tanpa pekerjaan tetap, Paidi tetap terus berjuang untuk memenangkan PKS.



Ketika ditanya bagaimana ke depan nanti? “Kulo dereng mikir Pak.., sing penting 9 April PKS menang riyen!”

Terjemahannya: “Saya belum mikir Pak..., yang penting 9 April PKS menang dulu!”

Rupanya Paidi sudah ketularan penyakit militan kader-kader PKS. Bahkan boleh jadi lebih militan. Tanpa rumah, tanpa pekerjaan, tetap bekerja untuk PKS.

Pramono sendiri tak tinggal diam melihat keadaan ini. Ia bersama sejumlah kader PKS di sana tengah mencari uang Rp 8 juta untuk biaya membangun kembali rumah Paidi yang hancur karena puting beliung.

Uang Rp 8 juta itu hanya untuk membangun rumah kayu. Agar Paidi tidak menumpang lagi di rumah tetangganya.

Namun memang tak mudah mengumpulkan uang sejumlah itu. “Saat ini baru terkumpul Rp 2,5 juta,” kata Pramono. (HAS/tajuk.co)

Gelombang Ketiga Indonesia: Titik Temu Antara Islam, Modernitas, dan Keindonesiaan


Jakarta – Ketegangan antara Islam, modernitas, dan keindonesiaan telah berkembang selama bertahun-tahun di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Hal tersebut disampaikan Anis Matta saat peluncuran bukunya yang berjudul Gelombang Ketiga Indonesia, Rabu (5/3), di panggung utama Islamic Book Fair (IBF), Istora Senayan, Jakarta.
“Secara perlahan-lahan, saya menyadari ada ketegangan segitiga. Islam di satu sisi, kemodernan di sisi yang lain, dan keindonesiaan pada sisi yang lain,” katanya.
Namun, menurut presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, ketegangan segitiga tersebut akan segera berakhir. Ini karena Indonesia akan segera memasuki era sejarah baru yang disebut dengan Gelombang Ketiga Indonesia.
“Setelah saya bergaul dengan lebih banyak orang dan para ahli sejarah, saya mulai melihat bahwa ketegangan ini akan segera berakhir. Akan ada titik temu antara Islam, kemodernan, dan keindonesiaan. Akan ada titik temu antara agama, pengetahuan, dan kesejahteraan. Titik temunya inilah yang saya rasakan sedang akan kita masuki. Proses menemukan titik temu ini yang saya sebut dengan ‘Gelombang Ketiga Indonesia’,” ungkapnya.
Anis, yang saat ini berusia 45 tahun, kemudian menjelaskan lima ciri masyarakat Indonesia pada gelombang ketiga. Lima ciri itu adalah penduduk Indonesia didominasi oleh orang-orang muda, khusunya yang berumur 45 tahun ke bawah, berpendidikan tinggi, berpenghasilan baik, terkoneksi secara luas ke seluruh dunia, dan native democracy (warga negara asli demokrasi).
Dengan lima ciri tersebut, maka Indonesia ke depan akan memiliki identitas baru. “Lebih religius, lebih berpengetahuan, dan lebih sejahtera. Itulah ciri Indonesia masa depan. Agama menjadi orientasi dan sumber moralnya. Pengetahuan menjadi sumber kompetensi dan produktivitasnya. Kesejahteraan itu output-nya,” jelasnya.
Syarat mewujudkan masyarakat idaman seperti itu, simpul Anis, adalah dengan menanamkan optimisme di hati masyarakat. Sedangkan di tingkat negara, harus ada perubahan lingkup kerja, dari skala politik menuju skala peradaban.
“Sekarang, mari kita akhiri ketegangan antara agama, modernitas, dan keindonesiaan. Kita ubah menjadi sebuah model, bahwa orang Indonesia ke depan itu lebih soleh, lebih pintar, dan lebih kaya. Untuk itu, kita harus mengubah cara kerja negara agar masuk ke skala peradaban, tidak hanya dalam skala politik. Kira-kira, pemimpin seperti apa yang diperlukan untuk itu?” tutup sosok yang memiliki kans besar didukung oleh PKS untuk menjadi presiden itu.
Uniknya, ratusan penonton yang memadati area panggung utama IBF secara spontan menjawab, “Anis Matta!” (DLS/MFS)
(anismatta.net)

Ambil Rp 1 M dari Indoguna, Fathanah: Saya Jual Nama Ustad Luthfi


Liputan6.com, Jakarta - Terdakwa kasus dugaan suap penambahan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian, Maria Elizabeth Liman menyatakan Ahmad Fathanah sebagai penipu. Sebab Direktur Utama PT Indoguna Utama itu mendengar pernyataan Fathanah yang menjual nama mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq.

Fathanah mengatakan memang sengaja menjual nama Luthfi dan Menteri Pertanian Suswono terkait penambahan kuota impor daging sapi. Hal itu dilakukan Fathanah untuk kepentingan pribadi, yakni mendapat uang Rp 1,3 miliar dari PT Indoguna Utama sebagaimana dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Saya minta duit Ibu Elda itu. Saya menjual nama Ustad Luthfi. Akhirnya dikasih Rp 1 miliar. Saya terus datang ke Indoguna ambil duit. Tapi bukan sama Ibu Elda (ambilnya), sama Pak Juard dan Arya dan satu lagi saya nggak tahu," kata Fathanah saat bersaksi untuk Maria di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Menurut Fathanah, uang sebanyak itu untuk urusan pribadinya. Yakni untuk membayar biaya interior rumah sebesar Rp 550 juta dan cicilan mobil sebesar Rp 250 juta.

"Jadi uang itu untuk saya. Untuk saya pribadi. Ibu (Maria) kan banyak duitnya mungkin pak. Jadi saya meminta uang itu menjual nama Ustad Luthfi. Itu tidak pernah ada perintah Ustad. Berarti itu kan untuk saya pribadi," ucap Fathanah.

Mendengar pernyataan itu, Maria yang diberi kesempatan bertanya oleh majelis hakim, langsung menuding Fathanah sebagai penipu. Lantaran telah meminta uang dengan menjual nama Luthfi.

"Berarti Anda penipu dong?" kata Maria sambil menunjuk Fathanah.

Fathanah pun langsung merespons. Fathanah dengan enteng meminta maaf. "Ya, minta maaf saja, ya bu ya," kata Fathanah sambil mengangkat tangan dan tersenyum kepada Maria.

Lebih jauh Fathanah mengklaim sengaja mencatut nama Luthfi untuk mendapat tambahan kuota impor daging yang diinginkan Indoguna Utama. Saat meminta uang tersebut, Fathanah berdalih untuk keperluan transport Luthfi dalam rangka safari dakwah ke Sumatera dan Papua.

"Tapi Ustad tidak pernah minta," ujarnya.

Seperti diketahui, Maria Elizabeth Liman selaku Direktur Utama PT Indoguna Utama didakwa memberikan hadiah serta janji berupa uang sebesar Rp 1,3 miliar kepada Luthfi Hasan Ishaaq selaku anggota DPR.

Uang itu diberikan melalui Ahmad Fathanah, teman dekat Luthfi yang juga mantan Presiden PKS tersebut. Diduga uang itu diberikan sebagai pelicin terkait pengaturan penambahan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.

Adapun kasus ini telah menjerat sejumlah orang, yakni Luthfi Hasan, Ahmad Fathanah dan 2 Direktur PT Indoguna Utama, yakni Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. Keempat orang tersebut sudah divonis pidana penjara oleh majelis hakim PN Tipikor Jakarta. (Yus Ariyanto) -
(Sumber :m.liputan6.com)

Seri Caleg : Mbak Nely, Alumni Pesantren Assalam Pertama Yang Menjadi Caleg.


Nama lengkapnya adalah Zulfa Nailynnajah. Beliau menghabiskan masa kecilnya di kampung halamannya; Jenu, lebih tepatnya di desa Suwalan.
Mengenyam pendidikan leadership dan keislaman selama enam tahun di Pondok Pesantren Assalam Bangilan Tuban, kemudian meraih gelar S1 dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya.
Akhwat yang pernah terlibat aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini, sekarang diamanahkan untuk menjadi caleg Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban periode 2014-2019 daerah pemilihan (dapil) Tuban 5 (Jatirogo, Bancar, Tambakboyo, Jenu) dari Partai Keadilan Sejahtera.
Ustad Heri Mahfudzi, Lc -salah seorang kawan seangkatan di PP Assalam- mengatakan : "dia adalah alumni pertama PP Assalam yang jadi caleg, sudah semestinya, semua alumni yang tinggal di wilayah itu bergerak mensukseskannya".
Barokallah fiik... Semoga Allah SWT memudahkan........

(admin)

PKS Kembali Berhasil "Putihkan" Socmed

Oleh : Abu Haniyya

Hari-hari dimana masyarakat sibuk dengan urusannya sendiri, PKS kembali mengguncang media sosial (social media/socmed). Kampanye Terbuka PKS di berbagai tempat membuat ‘passion’ pendukung PKS di Media sosial untuk berbagi semakin tinggi. Momen-momen kampanye yang unik, mengesankan dan mengobarkan semangat segera meluncur di media sosial sejak pagi tadi.

Seperti yang ditulis oleh admin pkspiyungan.org, kampanye PKS hari Selasa (25/3/2014) di berbagai tempat khususnya di Sumatera Barat dan Jawa Barat menjadikan kata PKS kembali terekam sebagai Trending Topic di Twitter.  Hashtag (baca hestek) #JabarPilihPKS menjadi TT Indonesia untuk beberapa waktu mulai siang ini.

Hasil penelusuran pada mesin analisis perbincangan (brand) di media sosial mencatat hasil yang menakjubkan. Di situs politicawave, nama PKS melambung menempati posisi pertama di dua provinsi yang ramai kegiatan kampaye PKS. Share momen kampanye dengan hestek dengan kata PKS penulis asumsikan mampu mendongkrak melonjaknya perbincangan PKS di medsos. PDIP yang pemberitaannya selalu muncul di media mainstream akhirnya harus mengakui kalah oleh PKS di dua provinsi yang dipimpin kader PKS ini. (Gambar Peta Jabar -atas- dan Peta Sumbar -dibawah ini-)



Menariknya, secara keseluruhan, perbincangan PKS di medsos bisa mengalahkan PDIP hingga saat ini. Hal ini terekam di mesin penganalisa social media TOPSY. Dengan memasukkan kata kunci PKS dan PDIP pada kolom diatas, maka muncullah grafik perbandingan jumlah mention PKS dan PDIP. 



Selama sebulan ini (23 Feb-25 Maret 2014) jumlah mention tentang PKS mencapai angka 418.116 menang atas PDIP yang hanya 358.816 mention (Gambar PKS vs PDIP). Lebih menarik lagi ketika hektek #JabarPilihPKS ditelusuri di SOCIAL TREND di TOPSY, muncul satu link yang terkait topic tersebut di jajaran top 20.000. Sangat jarang topic khusus bisa masuk ke jajaran social trend bila tidak sangat luar biasa diperbincangkan publik di media sosial. (Gambar JabarPilihPKS_socialtrend).



Penulis kemudian mencari data lain yang bisa menggambarkan betapa tingginya passion pendukung PKS mengobarkan semangat sesama pendukungnya khususnya pengguna gadget online. Situs Social Mention merekam beberapa data unik tentang Sentiment dan Passion keyword #JabarPilihPKS. Ini Hasilnya (Gambar Sentiment dan Passion Social Mention).



Sampai pada pukul 16.00 angka Sentiment dengan topic #JabarPilihPKS masuk dalam angka 21:0 (positif). Sentiment disini diartikan oleh Social Mention adalah rasio mention-mention yang secara umum positif terhadap mention yang secara umum negatif. Sedangkan Passion diukur dari kemungkinan dimana bahwa individu –individu memperbincangkan tentang brand/topik tertentu degan melakukannnya berulang-ulang. Nah, passion #JabarPilihPKS cukup tinggi saat itu yakni 42%.



Fenomena berulangnya PKS memutihkan medsos perlu mendapat respon pergerakan nyata di lapangan secara lebih masif. Aksi memutihkan medsos pasca GBK (Kampanye di Gelora Bung Karno), nampaknya menjadi inspirasi pendukung PKS untuk memobilisasi massa dan aksi di dunia maya untuk mengobarkan semangat, bersaing secara elegan menarik simpati rakyat. Demikian pula aksi kampanye yang “memutih” dan luber dengan massa bak lautan membuat pendukung PKS menemukan amunisi tak terbatas untu terus menguasai medsos.

Lawan Panik

Aksi penguasaan medsos pendukung PKS tentu tidak dibiarkan begitu saja. Setiap brand PKS nangkring di TT Twitter, segera ada “pengganggu” yang membuat tandingan hestek yang disama-samakan. Lihat saja usai #JabarPilihPKS menembus TT Indonesia tak lama kemudian muncul hestek #JabarPilihSpikers. Mungkin Anda juga akan ingat dimana #SayaPilihPKS juga tergeser dengan cepat dengan#SayaPilihSpikers. So, pasti ada pihak yang tidak suka PKS selalu menjadi trend di media sosial. Diduga banyak akun berbayar yang siap “menyerang balik” brand PKS untuk tidak berlama-lama nangkring di media sosial khususnya twitter.





Tetap berjuang kawan. Aksi dari pendukung yang ikhlas dan berjuang untuk kebaikan akan selalu menang melawan kedengkian dan kebencian. Semoga mereka yang belum mendukung PKS akan ikut serta dalam memutihka Indonesia, di dunia maya dan dunia nyata sampai akhirnya PKS memenangka pertarungan di bulan April nanti.

Salam 3 Jari dari Bogor untuk Indonesia.

Abu Haniyya – Bogor
@abu_haniyya3 on twitter /PKS PIYUNGAN

Wow! #JabarPilihPKS Jadi Trending Topic


Hari ini (Selasa, 25/3/2014) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar kampanye di berbagai daerah.

Wilayah Sumatera Barat berlokasi di Lapangan Imam Bonjol kota Padang, tak tanggung-tanggung Presiden PKS Anis Matta yang jadi jurkam.

Propinsi Aceh juga hari ini PKS menggelar  kampanye akbar, begitu juga di DI Yogyakarta PKS menggelar kampanye di stadion Maguwo.

Namun, ternyata yang paling heboh adalah kampanye PKS di Jawa Barat (Jabar). Kampanye PKS yang berlangsung di lapangan Tegalega Bandung ini dibanjiri puluhan ribu massa kader dan simpatisan PKS.

Namun yang bikin lebih heboh, kampanye PKS Jabar tidak hanya berlangsung di dunia nyata lapangan Tegalega tapi juga kampanye di dunia social media yang berlangsung masif. Dari semenjak pagi pengguna twitter sudah mulai meramaikan lini masa dengan hashtag #JabarPilihPKS. Dan sekitar pukul 14.00 hashtag #JabarPilihPKS pun berhasil menjadi Trending Topic twitter Indonesia.

Kampanye PKS Jabar bergemuruh dengan lagu-lagu dari grup nasyid legendaris Shoutul Harakah yang membakar semangat dengan hits andalan 'Kobarkan Semangat Indonesia'.
Shoutul Harakah
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan juga hadi di kampanye PKS ini.

(Sumber : PKS PIYUNGAN)