SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Sunday 14 December 2014

Ini Tiga Hukum Terkait Penggunaan Atribut Natal Menurut PBNU

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Sulthan Fatoni.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Sulthan Fatoni.
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sulthan Fatoni menyatakan bahwa pengenaan atribut Natal oleh seorang Muslim dapat digolongkan sebagai tasyabbuh (menyerupai golongan tertentu). Hanya saja,tasyabbuh tak serta merta membuat seseorang menjadi kafir.

"Hanya saja "tasyabbuh" bukan berarti otomatis menjadi kafir; atau otomatis menjadi haram berdosa," tulis Sulthan melalui akun twitter pribadinya @sulthanfatoni, Jumat (12/12). Setidaknya, ada tiga hukum terkait penggunaan atribut Natal oleh Muslim yang dikategorikan sebagai tasyabbuh ini. Pengenaan atribut Natal oleh seorang  Muslim bisa menjadi membuat seseorang menjadi kafir, menjadi berdosa tapi tidak kafir, dan menjadi makruh.

Pengenaan atribut Natal bisa menyebabkan seorang Muslim menjadi kafir. Hal ini terjadi jika Muslim yang bersangkutan sengaja memakai atribut Natal dengan tujuan untuk meniru dan menyemarakkan perayaan dan keyakinan umat Kristiani.
Kemudian, pengenaan atribut ini bisa menyebabkan seorang Muslim berdosa tetapi tidak kafir jika tujuan saat mengenakan atribut hanya untuk menyemarakkan Natal tanpa mengingat keyakinan umat Kristen. Terakhir, pengenaan atribut dapat menjadi makruh ketika seorang Muslim memakai atribut Natal tanpa ada motif tertentu, atau hanya sekedar mengenakan saja.

Karena itu, menurut Sulthan, yang paling menentukan ialah motif atau tujuan dari Muslim yang memakai atribut Natal itu sendiri. Berdasarkan hal ini, Sulthan tidak membenarkan jika seseorang langsung berprasangka terhadap Muslim yang beratribut Natal, karena hanya si pelaku tasyabbuh dan Allah saja yang mengetahui motif dibaliknya.
"Maka adalah salah jika ada orang menjudge seorang muslim yg menggunakan atribut Natal sebagai kafir/berdosa. Sekian," terang Sulthan.

Sumber : ROL

Dua Gubernur Penghapal Quran ini Raih Penghargaan Kepala Daerah Inovatif

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Cahyo Kumolo menyerahkan Penghargaan Kepala Daerah Inovatif kepada dua gubernur penghapal Al-Quran. Kepala daerah tersebut adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho.
Ahmad Heryawan meraih penghargaan karena program Citarum Bestari yang dimulai sejak Februari 2013 hingga 2018. Upaya ini dilakukan untuk membersihkan aliran sungai. Sedangkan Gatot Pujo Nugroho, menerima penghargaan karena kebijakan industri kelapa sawit yang diintegrasi dengan pengelolaan sapi dan energi.
Selain menjabat sebagai Kepala Daerah Jawa Barat, Ahmad Heryawan merupakan seorang mubaligh dan hafidz 30 Juz kitab suci umat muslim. Tidak berbeda jauh, Gatot pun dikenal sebagai ustadz sebelum menjabat Gubernur Sumatera Utara.
Penghargaan ini diberikan oleh salah satu media nasional di Indonesia. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyerahkan tropy penghargaan secara langsung. "Saya berharap agar prestasi yang diterima para kepala daerah di sini mampu mendorong pejabat tertinggi daerah lain melahirkan kebijakan inovatif," ungkap Tjahjo di Solo, Kamis (11/12).
Ia pun menyampaikan keinginannya agar semua kepala daerah dari Sabang hingga Merauke mampu melahirkan kebijakan inovatif untuk mempercepat kesejahteraan rakyat.

Sumber : ROL

Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Muslimah ?

salimah Mungkin terasa ganjil bagi kita, mengapa Yahudi sebagai bangsa yang pongah begitu takut dengan perempuan? Jawabannya sederhana: membiarkan seorang wanita tumbuh menjadi solihah adalah alamat “kiamat” bagi mereka. Jika seorang ibu yang solehah mengasuh 5 anak muslim di keluarganya untuk tumbuh menjadi generasi mujahid. Kita bisa hitung berapa banyak generasi yang bisa dihasilkan dari 800 juta perempuan muslim saat ini?
Seperti dikatakan oleh Muhammad Quthb :
“Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik asal ia pernah mendapatkan pengasuhan seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula khlaknya. Itulah mengapa yang dihancurkan pertama kali oleh Yahudi adalah wanita.”

Mutiara Yang Harus Dijaga

Islam pun menjaga kaum wanita dari segala hal yang dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawa dan merendahkan martabatnya. Bagai mutiara yang mahal harganya, Islam menempatkannya sebagai makhluk yang mulia yang harus dijaga. Atas dasar inilah kemudian sejumlah aturan ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan agar berikutnya, kaum wanita dapat menjalankan peran strategisnya sebagai pendidik umat generasi mendatang.
Muhammad Thâhir ‘Asyûr rahimahullah berkata, “Agama Islam sangat memperhatikan kebaikan urusan wanita. Bagaimana tidak, karena wanita adalah setengah dari jenis manusia, pendidik pertama dalam pendidikan jiwa sebelum yang lainnya, pendidikan yang berorientasi pada akal agar ia tidak terpengaruh dengan segala pengaruh buruk, dan juga hati agar ia tidak dimasuki pengaruh setan…
Islam adalah agama syariat dan aturan. Oleh karena itu ia datang untuk memperbaiki kondisi kaum wanita, mengangkat derajatnya, agar umat Islam (dengan perannya) memiliki kesiapan untuk mencapai kemajuan dan memimpin dunia.” (al Tahrîr wa al Tanwîr: 2/400-401)
Di antara aturan yang khusus bagi wanita adalah aturan dalam pakaian yang menutupi seluruh tubuh wanita. Aturan ini berbeda dengan kaum laki-laki. Allah memerintahkan demikian agar mereka dapat selamat dari mata-mata khianat kaum laki-laki dan tidak menjadi fitnah bagi mereka.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzâb [33]: 59)
Wanita pun diperintah oleh Allah untuk menjaga kehormatan mereka di hadapan laki-laki yang bukan suaminya dengan cara tidak bercampur baur dengan mereka, lebih banyak tinggal di rumah, menjaga pandangan, tidak memakai wangi-wangian saat keluar rumah, tidak merendahkan suara dan lain-lain.
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmudan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzâb [33]: 33)

Semua syariat ini ditetapkan oleh Allah dalam rangka menjaga dan memuliakan kaum wanita, sekaligus menjamin tatanan kehidupan yang baik dan bersih dari prilaku menyimpang yang muncul akibat hancurnya sekat-sekat pergaulan antara kaum laki-laki dan wanita. Merebaknya perzinahan dan terjadinya pelecehan seksual adalah diantara fenomena yang diakibatkan karena kaum wanita tidak menjaga aturan Allah diatas dan kaum laki-laki sebagai pemimpin dan penanggungjawab mereka lalai dalam menerapkan hukum-hukum Allah atas kaum wanita.
(salimah.or.id/pkscibitung)

Gubernur Aher dan Bupati Sumedang Ikut Gotong Keranda ‘Guru Kalbu’

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan bersama Bupati Sumedang Ade Irawan ikut menggotong keranda 'Guru Kalbu' Een Sukaesih, Sabtu (13/12/14).  (inilah.com)
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan bersama Bupati Sumedang Ade Irawan ikut menggotong keranda ‘Guru Kalbu’ Een Sukaesih, Sabtu (13/12/14). (inilah.com)
Sumedang.  Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) melayat Een Sukaesih (51 tahun), guru pejuang asal Sumedang. Guru teladan ini menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (13/12/2014) pukul 15.20 WIB di RSUD Sumedang.
Aher tiba di rumah duka di Dusun Batukarut, RT 01/06, Desa Ciberuem Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (13/12/2014), sekitar pukul 07.30 WIB, ketika persiapan pemakaman almarhumah sedang berlangsung.
Selang beberapa saat Gubernur Aher bergabung di Rumah Pintar, tempat Ibu Een mendedikasikan hidupnya pada anak didiknya. Ia hanya mampu mengajar sambil terbaring akibat sakit yang dideritanya selama bertahun-tahun. Hadir pula Bupati Sumedang Ade Irawan.
Aher dalam sambutan pelepasan jenazah Ibu Een mengatakan berpulangnya tokoh pendidikan ini membuat masyarakat Jabar, bahkan Indonesia, kehilangan. Beliau, tandas Aher, sosok inspirator dan teladan bagi siapapun yang peduli dunia pendidikan.
“Tidak salah bila beliau disebut guru kalbu. Walaupun dalam kondisi terbaring karena sakit menahun, Ibu Guru Een tak kehilangan semangat untuk mengajar anak didiknya,” ujar Aher.
Ditambahkan, semangat dan kepedulian sang guru pejuang bahkan belum tentu dimiliki pendidik yang sehat sekalipun. Beliau tak pernah mempersoalkan keterbatasan fisiknya, namun tetap fokus berupaya mencerdaskan anak didiknya.
“Karena itu, kita berharap agar Rumah Pintar yang diasuhnya terus dikelola, bahkan harus semakin berkembang. Pengabdian beliau harus mendorong kita agar lebih keras berjuang bagi dunia pendidikan, demi kecerdasan anak didik di manapun,” papar Aher.
Sekitar pukul 08.00 WIB, Gubernur Jabar ikut melepas jenazah guru Een. Aher juga ikut menyalati jenazah almarhumah di Masjid Jami Al-ikhlas, tidak jauh dari rumah duka, bersama ratusan warga yang memadati Desa Ciberuem Wetan.
Gubernur mengantar jasad Ibu Een menuju ke peristirahatan terakhir. Aher dan Bupati Sumedang ikut menggotong keranda almarhumah menuju Tempat Pemakaman Umum Desa Ciberuem Wetan. Ratusan pelayat lainnya ikut mengantar ke pemakaman.
Een Sukaesih mulai mengalami gejala kelumpuhan sejak duduk di kelas 3 Sekolah Pendidikan Guru. Berdasar tes laboratorium pada 5 April 1982, Een divonis menderita Rheumathoid Artitis. Dalam kondisi sakit, Een menyelesaikan pendidikan Program Diploma 3, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, di IKIP Bandung.
Penyakit yang menderanya tidak membuat Een meninggalkan dunia pendidikan. Ia tetap mentransfer ilmunya kepada anak didiknya, meski dalam kondisi terbaring lemah, hingga akhir hayatnya. (ito/inilah/sbb/dakwatuna)

Longsor di BANJARNEGARA, Relawan PKS Siapkan Posko Jenazah

PKS
 SEMARANG -- DPW PKS Jawa Tengah menyiapkan posko jenazah untuk membantu penanganan korban meninggal dunia di lokasi tanah longsor Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.

Ketua DPW PKS Jawa Tengah, A Fikri Faqih mengatakan, posko jenazah ini menyiapkan para relawan untuk merawat jasad para korban, yang tertimbun tanah longsor di Desa Sampang.

Menurutnya, posko jenazah ini perlu untuk membantu penanganan darurat bencana tanah longsor yang mengakibatkan puluhan warga masih tertimbun tersebut.

"Kita sudah siapkan posko jenazah untuk korban tanah  longsor di Desa Sampang,  Kecamatan Karangkobar," ungkap Fikri di Semarang, Sabtu (13/12).

Untuk tim, selain relawan PKS lokal Banjarnegara, hari ini DPW PKS Jawa Tengah juga mengirimkan unsur kepanduan dari PKS Karanganyar, PKS Batang, dan kepanduan PKS Pekalongan.

"Semua relawan kita turunkan untuk membantu tanggap darurat bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara,” katanya.

Sumber : ROL