SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Monday 24 August 2015

PKS Selepas Anis (1)

Penulis : DR FIRMAN NOOR MA (HONS) - Honorary Research Fellow, University of Exeter
Anis Matta adalah sosok unik dalam PKS. Sosok yang dalam hal gelar akademis biasa-biasa saja, namun memiliki peran yang tidak sedikit untuk partai yang mayoritas pengurusnya sarjana ini.
Sebagai figur pimpinan, Anis tampak tidak sepi dari penolakan maupun penerimaan. Bagi yang tidak menyukainya, Anis Matta adalah sebuah duri dalam daging yang menghadirkan kebingungan dan ketidakjelasan jati diri. Pandangannya yang terlalu maju, untuk sebuah 
gerakan yang percaya pada mihwar (tahapan), memaksa sebagian kader untuk memahaminya secara tertatih-tatih, dan meninggalkannya yang akhirnya menyerah dalam marah.
Anis bagi mereka tak lain adalah ikon kepasrahan atas pragmatisme politik dan duniawi. Sementara bagi yang bersimpati melihatnya sebagai seorang sosok yang inspiratif. Gaya bicaranya yang retorik, berisikan logika politik modern dan sikap yang tidak “distingtif pendakwah” memberi warna tersendiri. Hasil paksa diri untuk mau belajar dan bersikap inklusif itu membuka wawasan banyak kader.
Bermodalkan kemampuan retorisnya pula, dia mampu meyakinkan komunitas kader senior di level pembuat keputusan partai (AHWA) untuk dapat memahami apa yang dia maksudkan. Tidak itu saja, dia juga mampu memberikan kepercayaan diri bagi para kader, terutama mereka yang paham akan makna kontekstualisasi perjuangan dalam politik.
Lepas dari itu, meski bukanlah bagian dari generasi pertama gerakan tarbiyah, Anis telah turut meletakkan fondasi arah pergerakan partai dakwah ini. Terutama untuk lebih cepat melakukan penyesuaian demi penyesuaian dalam rimba raya politik yang jauh lebih ganas dari sekadar urusan menasihati orang menuju jalan yang di ridai Tuhan.
Cekatan dalam menangkap kesempatan dan beradaptasi, meski tidak sepenuhnya berakhir gemilang, adalah salah satu dari sekian karakternya. Karya Anis yang akan tebal tercatat dalam sejarah PKS adalah saat memimpin partai selamat dari turbulensi hebat menjelang Pemilu 2014. Di bawah alur strategi dan intuisinya, PKS tidak jadi menghilang dari peredaran politik nasional, sebagaimana yang diprediksi berbagai survei pascakasus LHI. Suara partai ini bertambah meski jumlah kursi lumayan menyusut.

Bersambung ke PKS Selepas Anis (2)
 
Sumber : http://www.kabarpks.com

0 comments:

Post a Comment