Thursday, 24 April 2014
Pemilu 2014, Dokumentasi dan Pembelajaran Politik PKS
Oleh: Abi Mumtaz
PIP PKS Malaysia
Pemilu 2014 untuk menentukan anggota legislatif baru saja berlalu, walaupun proses rekapitulasi suara di berbagai tingkatan masih terus berlangsung hingga saat ini. Proses ini tentu saja harus tetap dikawal sedemikian rupa agar potensi kecurangan dari pihak-pihak tertentu menjelang ‘garis finish’ dapat dihindarkan seminimal mungkin hingga ditetapkannya wakil-wakil rakyat yang sah yang akan mengemban amanah rakyat untuk lima tahun mendatang. Tidak lama lagi setelah ini, kita akan kembali bersiap-siap menghadapi Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014.
Sembari menunggu kepastian dan ketetapan jumlah kursi yang diperoleh PKS di semua tingkatan pemerintahan di seluruh Indonesia, mulai dari DPRD kabupaten/kota, DPRD propinsi, DPR RI dan DPD RI, ada baiknya kita berehat sejenak melakukan refleksi (muhasabah), memohon ampunan (istighfar), mengambil pelajaran (‘ibrah), dan mungkin juga mencoba menyelami rahasia Ilahi (asrar al-Ilahi) di balik gelora jihad siyasi atau ribath kali ini.
Pemilu 2014 adalah pemilu keempat yang diikuti PKS. Pertama kali, kita mengikuti Pemilu 1999 dengan nama Partai Keadilan (PK). Kemudian, lantaran tidak mencapai ambang batas kursi di DPR RI (parliamentary threshold), PK bermetamorfosis menjadi PKS dan mengambil bagian dalam Pemilu 2004, Pemilu 2009 dan Pemilu 2014. In sya’a Allah dan dengan ijin Allah, PKS akan terus berpartisipasi dan memainkan peranan penting di kancah perpolitikan Indonesia di masa-masa yang akan datang.
Perjalanan empat kali pemilu, khususnya Pemilu 2014, tentunya telah memberikan pelajaran yang sangat berharga dan tak ternilai bagi kita semua. Sudah tidak terhitung lagi berapa amwaal (harta) dan anfus (tenaga, waktu, dan bahkan nyawa) yang telah ‘digadaikan’ kepada Allah demi proses pemenangan dakwah ini. Kita tentu tidak ingin menghitung berapa modal kapital (amwaal) dan modal sosial (anfus) yang telah kita keluarkan kemudian membandingkannya dengan hasil (return) yang kita dapat dapatkan secara politik, seperti perolehan kursi ataupun posisi tertentu di pemerintahan kelak. Lalu dengan data itu mengkalkulasikan, sebagaimana layaknya seorang pedagang, apakah kita untung atau buntung dalam Pemilu kali ini.
Terlepas dari apapun capaian politik kita, bagi setiap caleg dan kader PKS, semua pengorbanan tersebut pasti ada catatan dan hitungannya di sisi Allah SWT, al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui), al-Hasiib (Yang Maha Pembuat Perhitungan), ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi), al-Muhshii (Yang Maha Menghitung). Dan, semuanya pasti akan ada balasan dan penggantinya dari Allah SWT, al-Wahhaab (Yang Maha Pemberi), ar-Razzaaq (Yang Maha Pemberi Rezeki), al-Mughnii (Yang Maha Memberi Kekayaaan). Bukankah Allah telah berjanji melimpahkan rahmat, ampunan dan karunia-Nya kepada mereka yang berjuang dan tetap istiqomah di jalan-Nya (QS. ash-Shaff: 10-13)? Semua bentuk tadhhiyah (pengorbanan) itu sama sekali tidak ada yang sia-sia karena telah terkonversi menjadi investasi dan tabungan di masa depan, baik jangka pendek (di dunia) maupun jangka panjang (di akhirat).
Yang saat ini kita perlukan dan penting dilakukan oleh setiap struktur adalah membuat laporan, dokumentasi dan evaluasi terhadap semua proses jihad siyasi yang telah kita lalui, mulai dari penetapan caleg, kampanye, hari pencoblosan hingga pengamanan suara. Laporan tersebut akan mengingatkan dan mengajarkan kepada kita sendiri dan sekaligus kepada generasi yang akan datang tentang dinamika, strategi dan langkah-langkah yang telah diambil dalam proses pemenanganan dakwah.
Namun sangat disayangkan, kurangnya perhatian pada proses pendokumentasian seperti ini masih menjadi salah satu kelemahan di internal PKS. Berdasarkan catatan Bidang Arsip dan Sejarah Setjen DPP PKS (2010), “Di PKS masih ditemui adanya keterputusan informasi antar pengurus, sehingga pengurus baru harus bekerja dari awal lagi karena proses transfer of knowledge belum berjalan dengan baik.” Di bagian lain ditegaskan bahwa “proses taurits (pewarisan) berupa transfer of knowledge and experience yang tidak lancar mengakibatkan diskontinuitas kerja, padahal seharusnya ada istimrariyatul ‘amal.”
Dengan tersedianya laporan dan dikumentasi yang lengkap, tentu banyak keuntungan yang kita peroleh. Di antaranya, kita bisa meningkatkan pencapaian politik yang telah kita raih, misalnya terkait peningkatan suara yang sangat signifikan di daerah-daerah yang semula bukan basis utama PKS seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Ini semua tentu ada formula kesuksesannya yang bisa ditularkan kepada kader dan struktur di masa depan maupun di daerah lain. Di samping itu, kita pun bisa mengevaluasi dan selanjutnya mengantisipasi mengapa misalnya suara kita di basis-basis utama seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat kali ini justru menurun. Ini pun tentu ada penyebabnya, baik secara internal maupun eksternal yang bisa dipelajari untuk kepentingan masa datang.
Oleh karena itu, mengingat masa Pemilu 2014 belum betul-betul usai dan masih hangat dalam ingatan, ada baiknya setiap kader dan struktur bisa menuliskan apa saja yang telah dilihat, didengar dan dilakukan selama Pemilu 2014 ini sebagai bahan pelajaran dan evaluasi untuk mewujudkan kemenangan dan kejayaan PKS di masa yang akan datang.
Presiden PKS, Ust. Anis Matta, pun telah berulang kali menekankan pentingnya kita untuk menuliskan sejarah kita sendiri dan jangan membiarkan orang lain melakukannya dengan perspektif dan frame mereka masing-masing yang belum tentu setia kepada kebenaran. []
*pkspiyungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment