Foto: TribunNews |
Kedua, ada delapan menteri perempuan yang dipercaya Jokowi dan JK sebagai pembantunya. Para perempuan yang datang dari berbagai latar belakang ini cukup mencuri perhatian.
Bukan hanya dari sisi jumlah yang menurut seorang aktivis perempuan, merupakan perimbangan yang cukup baik, melainkan dari sisi keberagaman latar belakang, membuat wajah-wajah cantik di kabinet ini menarik untuk diusik.
Ditunjuknya Yohana Yambise selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membuktikan, Papua telah berhasil melahirkan seorang perempuan cerdas, seorang profesor berhati lembut yang dapat berbicara lantang mengenai kaumnya.
Hal menarik lain adalah sosok kontroversial Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang berlatar belakang akademik SMP namun sukses sebagai pengusaha perikanan dan transportasi udara.
Khusus untuk Susi, ada banyak catatan kelam yang muncul di ruang publik. Termasuk perilakunya yang oleh sebagian orang dianggap tak mencerminkan sikap seorang menteri perempuan.
Keputusan Presiden Jokowi menunjuk Susi memang merupakan terobosan keberanian tersendiri. Jejak akademik Susi sepertinya tak digubris Jokowi. Semoga saja keputusan ini tak akan disesali Jokowi.
Kabinet Kerja Jokowi dan JK berasal dari enam unsur, yaitu: politisi, praktisi, akademisi, birokrat karir, teknokrat, serta purnawirawan.
Berdasarkan latar belakangnya Sebanyak 41% pos menteri diisi oleh para politisi. Jumlah ini tergolong moderat. Porsi para menteri yang datang dari luar politisi lebih dominan. Persentasenya mencapai 59%.
Dengan komposisi ini Presiden Jokowi seolah ingin menunjukkan kepada publik bahwa dirinya tak sekadar bagi-bagi kursi menteri kepada Parpol yang mendukungnya.
Meski tetap harus diakui ada skema pembagian kursi. Parpol pendukung jelas mendapat jatah kursi. Parpol debutan baru Hanura mendapat 2 kursi dan Nasdem 3 kursi.
Sementara PDI P dan PKB masing-masing mengisi empat pos kementerian. Bagi PKB, jatah kursi menteri kali ini tergolong banyak.
Terpilihnya Puan Maharani sebagai menteri rupanya juga menuai kritik. Putri Megawati ini menduduki posisi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Sebuah jabatan yang biasanya diisi menteri senior.
Hal mencolok lain dari Kabinet Kerja ini adalah jumlah unsur militer yang tergolong sedikit. Hanya ada dua menteri yang berstatus purnawirawan, Ryamizard Ryacudu selaku Menhan serta Tedjo Edy Purdjianto yang dipilih sebagai Menko Polhukam.
Dari ke-34 nama yang dipilih, Presiden Jokowi hanya menyisakan satu menteri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dialah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang kembali menduduki pos Menteri Agama.
Ada tiga nama dan wajah lawas yang dulu pernah mengisi kabinet di era sebelumnya. Mereka ialah: Khofifah Indar Parawansa, Rini Mariani Soemarno, dan Sofyan Djalil.
Penunjukan Rini sudah diprediksi, pasalnya Rini sudah bekerja keras sebagai ketua Tim Transisi. D luar itu, Rini M. Soemarno juga dikenal sangat dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.
Ada pula wajah lawas mantan KSAD yang kehadirannya di Kabinet ini disesalkan banyak aktivis HAM. Dialah Dialah Ryamizard Ryacudu. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Kabinet telah dibentuk. Meski mendapat protes keras dan hantaman kritik dari kanan kiri, Jokowi - JK sudah harus mulai berlari hari ini.
Selamat bekerja, Kabinet Kerja dan Jokowi - JK. Ingat, kami mengawasi kalian.. (fs)
*piyungan online
0 comments:
Post a Comment