Presiden Joko Widodo memilih Gurubesar Universitas Cenderawasih,
Jayapura, Papua, Yohana Yembise, untuk duduk sebagai Menteri
Pemberdayaan Anak dan Perempuan.
Namun bukan mendapat pujian,
Jokowi malah mendapat kritik tajam. Jokowi dinilai tidak sensitif
terhadap persoalan Papua saat mengangkat menteri yang mewakili aspirasi
masyarakat Papua. Yohana dinilai tidak cukup mampu menjadi jembatan
dialog antara Jakarta dan Papua.
"Kami anggap ini sama saja Pak
Jokowi melecehkan Papua. Terus terang menteri dari Papua yang dia angkat
tidak kami kenal. Tidak cukup mengakar di masyarakat Papua. Apalagi
kalau bicara soal jembatan aspirasi antra Jakarta dan Papua pasti tidak
bisa," kata Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, Senin, 27 Oktober 2014.
Menurut
Tabuni, sosok menteri asal Papua tidak hanya dilihat dari soal
kecakapan intelektual dan integritasnya tetapi terutama soal kehadiran
dia sebagai bagian dari perjuangan masyarakat Papua dengan pemerintah
pusat.
"Papua ini kan masalah yang rumit. Maka butuh sosok yang
bisa jadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah di Jakarta. Nah
ini yang dilupakan Pak Jokowi. Maka kami anggap ini sama saja melecehkan
kami," jelas Tabuni yang adalah juga alumni FISIP UGM Yogyakarta
tersebut. (fs)
*piyunganonline
Monday, 27 October 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment