Tuesday, 21 October 2014
Janji Bangun Dunia Pertanian, Jokowi Diharapkan Berpihak Pada Petani
Pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI ke-7 hari ini, 20 Oktober 2014 setidaknya memberikan harapan bagi dunia pertanian.
Apalagi, komitmen dan janji Jokowi-JK bahwa dunia pertanian adalah salah satu bidang pembangunan yang paling sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan potensi yang dimiliki Indonesia.
"Pak Joko Widodo secara pribadi sudah sangat memahami bahwa dunia pertanian juga memiliki pangsa pasar produk yang tidak akan ada akhirnya bahkan semakin meningkat baik kuantitas maupun kualitas," jelas Guru Besar Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung Prof. Dr. Tarkus Suganda, Jakarta, Minggu, 19 Oktober 2014.
Membangun dunia pertanian, lanjut Tarkus, memiliki mata rantai ekonomi yang sangat luas. Dari sebagai pelaku usaha tani, sampai ke industri pengolahan dan pendistribusian atau pemasaran.
"Pak Joko Widodo sudah menyatakan bahwa bidang pertanian akan digarap serius dengan menempatkan profesional yang memahami pembangunan pertanian secara keseluruhan," katanya.
Tarkus mengatakan, dunia pertanian sangat menyambut positif pelantikan Jokowi-JK.
"Kepeduliaannya kepada petani akan menumbuhkan optimisme dan semangat para petani, peneliti pertanian, dan penyedia sarana produksi, serta industri pengolah hasil pertanian dan pemasaran hasil pertanian," katanya.
Revolusi mental yang bangga dengan produk impor, jelasnya akan berubah menjadi bangga dengan produk pertanian lokal. Bahkan dia yakin, produksi petani jamu dan tanaman obat tradisional dapat menjadi industri kreatif yang makin berkembang.
"Karena beliau selalu mempromosikan diri sebagai peminum jamu tradisional," ungkap Tarkus.
Tarkus melanjutkan, komitmen Jokowi-JK terhadap dunia petani dan pertanian, akan menggerakkan pula dunia usaha pendukung pertanian termasuk perbankan yang biasanya sulit memberikan kredit bagi usaha pertanian.
"Membangun pertanian berarti meningkatkan taraf hidup 40 persen rakyat Indonesia berpenghasilan rendah, menumbuhkan industri pengolah hasil pertanian, meningkatkan juga industri lainnya termasuk transportasi dan alat-alat pertanian," katanya.
Selain itu, juga bisa menggerakkan sektor perdagangan. Bahkan perdagangan internasional, dan menumbuhkan kebanggaan nasional sebagai bangsa yang berkedaulatan dan berdikari di bidang pangan.
Tarkus mengatakan, bangsa yang menguasai pangan adalah bangsa yang paling kuat, karena selama manusia hidup, ia akan membutuhkan pangan.
"Sejarah membuktikan, pangan dan bukan nuklir yang merupakan senjata terampuh suatu bangsa," katanya. (fs/PO)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment