METRO –
Ketiadaan ‘jaring pengaman’ bagi warga tidak mampu pasca kenaikan harga
BBM dipertanyakan oleh Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS)
DPRD Metro Yulianto seiring pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) Kota Metro, Lampung untuk Tahun 2015.
“RAPBD 2015 ini dibahas dalam kondisi masyarakat yang
tengah terpukul akibat kenaikan harga BBM yang menyebabkan terjadinya
multiplier effect yang berimbas pada perekonomian daerah yaitu naiknya
angka kemiskinan dan penurunan daya beli masyarakat,” ujar Yulianto.
Sementara itu, lanjut Yulianto, dalam RAPBD 2015 Kota Metro
belum disiapkan secara khusus ’jaring pengaman’ bagi mereka yang
berada dalam batas garis kemiskinan agar tidak makin terpuruk.
“Untuk sementara imbas kenaikan BBM ini baru mengandalkan
kartu-kartu sakti yang khususnya untuk Kota Metro belum jelas
realisasinya,” tukas Yuli yang juga merupakan Ketua DPD PKS Kota Metro
ini. Menurut Yuli, berdasarkan pendataan dan praktek program sejenis di
tahun-tahun lampau, bisa dipastikan ada kartu yang terdistribusi salah
sasaran sehingga berpotensi menimbulkan persoalan di masyarakat.
Yulianto menegaskan bahwa F-PKS berharap potensi persoalan
yang muncul bisa diantisipasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan
gejolak.
Yuli sendiri mengaku harap-harap cemas pembahasan mengenai
‘jaring pengaman’ ini bisa terealisasi karena berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa
pemerintah daerah bersama DPRD harus menyelesaikan pembahasan APBD 2015
dan melakukan persetujuan bersama paling lambat 1 bulan sebelum tahun
anggaran berakhir. “Ini baru dibahas pas masuk Desember. Waktu
pembahasannya mepet sekali. Kuatir saja pembahasan banyak hal yang
krusial jadi tidak optimal,” tandas Yuli. [http://pkslampung.com]
0 comments:
Post a Comment