Monday, 8 December 2014
Efek BBM Naik, Pemerintah Remehkan Kesusahan Yang Diderita Rakyat
Dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru sejak 18 November 2014 lalu, di mana harga Premium naik menjadi Rp. 8.500/liter dan solar naik menjadi Rp. 7.500/liter, sontak membuat masyarakat (temasuk kami, pen) terkaget-kaget. Maklum, faktanya, masyarakat sangat terkait dengan BBM.
Mulai dari nelayan, petani, anak sekolah, mahasiswa, pekerja atau buruh dan masih banyak lagi yang lain.
Karena itu yang pertama-tama senang dengan kenaikan harga BBM itu tidak lain adalah pihak asing. SPBU asing sudah mulai ramai. Dan yang paling sengsara adalah rakyat.
Sungguh aneh pemerintah ini yang menganggap enteng dampak kenaikkan harga BBM. Pemerintah mengklaim, dampak kenaikkan BBM hanya berlangsung selama tiga bulan. Itupun bisa diredam dengan kompensasi dan program produktif.
Sikap seperti ini, meremehkan kesusahan yang diderita oleh rakyat kebanyakan. Padahal dampak kenaikkan BBM ini menyebabkan efek domino.Dengan naiknya harga BBM akan terjadi inflasi, harga barang dan jasa akan naik, biaya produksi naik, sebaliknya daya beli masyarakat turun. Sehingga buruh menuntut kenaikkan upah.
Akibatnya perusahaan mengurangi produksi, termasuk menguranggi buruh. Pada akhirnya pengangguran bertambah dan jumlah penduduk miskin semakin meningkat.
Kenaikkan BBM telah menyusahkan rakyat. Hal ini jelas merupakan kezaliman pemerintah terhadap rakyat.
(Yulia Dwi Puspitasari, S.Pd/Hidayatullah.com/piyunganonline)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment