DEPOK (4/11) - Warna-warni pernik nusantara menghiasi gelaran Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-4 Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Para peserta Mukernas yang merupakan Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS dari seluruh Indonesia mengenakan atribut pakaian adat.
"Ini namanya Siga, khas dari Suku Kaili di Palu, Sulawesi Tengah. Kalau di sana Siga ini merupakan aksesoris kepala yang biasanya dikenakan para bangsawan," tutur perwakilan DPTW Sulawesi Tengah, Ahmad Junaeni di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/11/2015).
Berbeda dengan Siga yang berwarna kuning dan bermanik-manik, Tuala Sadaria yang dikenakan peserta Mukernas dari Maluku Utara dimodifikasi sesuai warna khas PKS.
"Tuala Sadaria bercorak khas cengkeh, kali ini kami buat berwarna nuansa PKS yaitu hitam putih. Ini penutup kepala dari Kesultanan Ternate. Kebetulan sesuai juga dengan posisi saya sebagai Sangaji, itu seperti Menteri Luar Negeri-nya Kesultanan Ternate," ungkap perwakilan DPTW Maluku Utara, Is Suaib.
Sementara perwakilan DPTW Kalimantan Utara, Agung Wahyudianto menjelaskan tentang penutup kepalanya yang disebut Sanggul Adat Tidung. Sanggul ini, katanya, mengandung makna sesuai konsep Mukernas yaitu kerja keras para kader dakwah.
"Sanggul ini khas suku Tidung yang tinggal dalam kultur lautan. Kami kenakan ini pun bermakna seperti perjuangan nelayan-nelayan disana yaitu memiliki cita-cita tinggi menaklukkan lautan, terutama di tengah badai," ujarnya.
PKS sukses menggelar Mukernas selama dua hari sejak Selasa (3/11) hingga Rabu (4/11) di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat. Mukernas PKS dihadiri 340 unsur pimpinan DPW, 233 unsur pimpinan DPP, MSP dan DSP, serta 150 tamu undangan ini menghasilkan 70 program strategis nasional selama lima tahun ke depan.
Keterangan Foto: Perwakilan DPTW PKS Maluku Utara mengenakan Tuala Sadaria pada Mukernas IV PKS di Hotel Bumi Wiyata Depok, Rabu (4/11). Foto - Dian Areti/RPF Sumber : pks.or.id
0 comments:
Post a Comment