SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Wednesday, 3 December 2014

Fenomena Pembangkangan Sipil Pada Tagar #BukanUrusanSaya


Menarik mencermati bahwa tagar #BukanUrusanSaya menjadi trending topic di twitter selama berhari-hari. Tagar yang bermaksud meniru gaya Presiden Joko Widodo ini, menjadikan masyarakat lebih "menghayati" perkataan dan gaya Presiden Joko Widodo.

Tagar itu sendiri dapat dimaknai sebagai ungkapan lepas tanggung jawab, apatis, cuek, tak berdaya, tak ada hubungan, di luar jangkauan, sekaligus ungkapan kekesalan seseorang. Ungkapan ini tentulah tak sejalan dengan pengamalan Pancasila dan butir-butir Pancasila yang berjumlah 36 butir itu. Di dalam Butir-butir pengamalan Pancasila, terutama sila ke-2 dan ke-4 terdapat nilai-nilai welas asih, empati, tepo seliro, gotong royong. Nilai-nilai ini jauh dari ungkapan "Bukan Urusan Saya".

Lebih jauh, ungkapan "Bukan Urusan Saya" justru mengentalkan spirit individualisme, acuh tak acuh, tidak mau tahu, yang sejak dulu jauh dari nilai-nilai bangsa Indonesia. Spirit ini jika dibiarkan terus mengental, pada waktunya akan menjadi fenomena civil disobedience (pembangkangan sipil) yang menjadi ciri negara gagal (failed state). Fenomena itu antara lain rakyat tidak mau membayar pajak dan retribusi, partisipasi pemilu yang sangat rendah, bahkan hingga perusakan fasilitas umum (vandalisme). Pelaku-pelakunya pun sama, ketika ditanya mengapa anda berlaku demikian, mereka menjawab "Bukan Urusan Saya".

Semoga Presiden Joko Widodo berkenan melakukan introspeksi, bahwa sebagai kepala negara, bukan hanya kepala pemerintahan, tiap ucapannya adalah teladan bagi warga bangsa.

Oleh @MFutomo
Mochamad Frimainto Utomo, S.IP.
Institute for Government Reform (inVorm)


*piyunganonline

0 comments:

Post a Comment