SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Sunday, 30 November 2014

Belajar Agama Lewat Internet Sesat Karena Tanpa Guru?



Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saya pernah dinasehati seorang ustadz yang cukup banyak ilmunya agar jangan belajar agama lewat internet, karena bisa sesat. Sebab ilmu agama di internet itu tidak jelas sumbernya. Menurut beliau, belajar ilmu agama itu harus dengan cara berguru secara langsung, bukan cuma dengan melakukan browsing, searching atau sekedar copy paste tulisan-tulisan di internet.

Mohon masukan dari ustadz, kira-kira apa yang dinasehatkan ustadz ini benar atau tidak ya? Kalau memang benar, terus bagaimana solusinya?

Mohon pencerahan dari ustadz, karena antum juga banyak berkecimpung di internet juga.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Jawaban :

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Apa yang dikatakan oleh ustadz tersebut memang ada benarnya, bahwa belajar ilmu agama itu harus lewat guru. Sebab kalau tanpa guru, memang bisa saja seseorang tersesat, karena salah paham atau salah mengerti.

Murid yang punya guru saja kadang-kadang masih belum paham pelajaran dengan sempurna, apalagi mereka yang belajar agama tanpa guru. Mungkin bisa keliru dan jauh melenceng dari kebenaran.

Kita punya banyak contoh dimana seorang yang tidak pernah belajar ilmu agama secara benar, dalam arti dia tidak punya guru yang secara khusus mengajarkan ilmu-ilmu keislaman sesuai dengan disiplin ilmu yang baku, lalu tiba-tiba mengangkat dirinya sebagai ulama besar. Dan konyolnya, kadang pendapatnya itu tanpa malu diproklamirkan sebagai satu-satunya kebenaran.

Lebih nampak bodohnya ketika mereka memvonis bahwa semua orang itu bodoh, sesat, dan tidak punya ilmu. Seolah-olah ilmu itu hanya terbatas apa yang menurutnya cocok dengan selera pribadinya.

Tokoh-tokoh seperti ini sayangnya cukup banyak bergentayangan di dunia nyata dan di dunia maya. Kita tidak tahu disiplin ilmu apa yang pernah dipelajarinya dengan benar. Kok, tiba-tiba ada orang mengaku-ngaku sudah jadi tokoh besar, dan mengangkat dirinya satu-satunya rujukan kebenaran. Semua orang harus divonis salah dan sesat di matanya. Naudzu billah tsumma naudzu billah.

Nah, fenomena seperti ini salah satunya memang diakibatkan dari belajar ilmu agama tanpa guru. Maksudnya, bukan sama sekali tidak ada guru, melainkan orang itu tidak belajar lewat jalan proses belajar dengan benar. Bukan lewat jenjang kuliah yang benar, atau pun boleh jadi bukan berguru kepada guru yang kualified di bidang ilmu tertentu.

Sehingga apa yang disebutnya sebagai ilmu sesungguhnya cuma was-was dan issue-issue murahan yang tiap hari dihembus-hembuskan saja. Sama sekali tidak bertumpu pada disiplin ilmu agama yang baku dan muktamad, sebagaimana diwariskan dari Rasulullah SAW dan para salafusshalih di masa lalu.

Internet Membantu Belajar Agama
Meski kita sepakat bahwa belajar agama harus dengan jalan berguru kepada ulama yang ahli di bidangnya, namun bukan berarti internet harus kita tinggalkan. Memang kita tidak memandang bahwa internet itu sebagai satu-satunya sumber ilmu agama, melainkan internet itu fungsinya hanya sebagai media saja.

Dan dalam belajar ilmu agama, selain keberadaan seorang guru yang ahli di bidangnya, tidak bisa dipungkiri bahwa kita butuh media pembelajaran. Di antaranya kita butuh kitab untuk membaca ilmu yang sudah ditulis oleh guru kita.

Dan seorang guru pun juga perlu menuliskan semua ilmunya agar tidak hilang. Oleh karena itu sang guru juga butuh pena, tinta, lembaran kertas bahkan mesin cetak untuk menyebarkan ilmunya yang berharga.

Kalau di masa lalu buku atau kitab itu berbentuk lembaran kertas yang dicetak dan dijilid, maka di masa modern ini bukunya bisa saja berbentuk buku elektronik, baik berupa website yang berisi banyak tulisan ilmu atau berformat  file komputer semacam pdf dan sejenisnya.

Dan internet itu ibarat buku, bahwa tidak semua buku itu baik. Ada buku yang baik dan ada buku yang tidak baik. Tetapi tidak ada yang memungkiri bahwa buku atau kitab adalah salah satu media yang cukup bermanfaat, dimana kita bisa mendapatkan ilmu agama yang luas. Demikian juga dengan internet, ada yang isinya baik dan ada yang isinya buruk.

Namun saya sepakat bahwa media buku atau internet saja, tentu belum cukup untuk mendapatkan ilmu secara baik, apalagi sempurna. Jadi sifatnya hanya membantu, dan bukan yang utama.

Guru Mengajar Lewat Internet
Kalau di masa lalu seorang guru agama mengajarkan ilmunya dengan cara didatangi oleh murid-muridnya, baik di madasah, pesantren atau perguruan tinggi, maka di era informasi teknologi sekarang ini, ada banyak cara yang lebih mudah, cepat dan lebih massif yang bisa dilakukan.

Katakanlah seorang ulama besar sekelas Dr. Yusuf Al-Qaradawi, kalau kita ingin belajar kepada beliau, kita perlu terbang 9 jam non-stop ke Doha Qatar, negeri dimana beliau bertempat tinggal. Atau kalau kita mau belajar kepada Syeikh Ali Jum'ah, mufti Negara Mesir, maka kita harus menghabiskan paling tidak 10-11 jam terbang ke negeri Piramid Mesir.

Disana, belum tentu beliau-beliau itu punya waktu, sebab mereka adalah orang-orang sibuk, tiap hari banyak jadwal yang padat saling tumpang tindih. Itulah yang saya alami ketika berkesempatan mampir ke Doha, jauh-jauh pergi kesana, ternyata beliau sedang kunjungan ke Eropa dan berdakwah disana.

Maka kalau beliau berceramah secara live di depan kamera televisi Al-Jazeera misalnya, bisa dipastikan orang yang bisa belajar dari ilmu beliau akan menjadi jutaan jumlahnya. Sebab tanpa harus jauh-jauh datang ke Qatar atau ke Mesir, kita bisa menyaksikan ceramah beliau lewat layar kaca. Boleh dibilang nyaris tanpa biaya.

Dan apa yang beliau ceramahkan itu oleh pihak televisi Al-Jazeera  ternyata juga diposting di internet (youtube.com), sehingga kapan saja kita bisa memutar videonya, bahkan mereka yang tidak punya antena parabola di rumahnya, bisa dengan mudah mendownload filenya dan diputar lewat komputer.

Tentu kita tidak mengatakan bahwa cara ini adalah sesat, sebab gurunya jelas-jelas orang yang berilmu. Beliau berdua, Al-Qaradawi dan Ali Jumah, masing-masing adalah mufti resmi Qatar dan Mesir. Rakyat di kedua negera itu mendengarkan fatwa-fatwa mereka.

Guru Menulis Buku dan Disebarkan Lewat Internet
Kalau di masa lalu saya butuh sebuah kitab untuk rujukan, maka saya harus terbang jauh ke Arab sana untuk membeli. Atau minimal saya titip ke teman atau kenalan yang pulang ke tanah air. Toko kitab di Jakarta bukannya tidak ada, tetapi koleksi yang mereka miliki amat terbatas.

Tetapi di masa sekarang ini, kitab-kitab tulisan para ulama, klasik atau modern, sudah banyak beredar di internet. Bisa didownload sepuasnya dengan tanpa biaya apa pun.

Seorang kenalan pernah menghadiahi saya sebuah harddisk dengan kapasitas 1 Terrabyte. Isinya ribuan kitab-kitab para ulama hasil download di internet. Membaca judulnya saja tidak selesai seminggu, apalagi membaca isinya, bisa keburu ubanan belum selesai.

Ceramah dan Buku Hanya Media
Namun demikian, tetap saja harus kita akui bahwa nonton ceramah para ulama di youtube atau membaca ribuan kitab, tidak akan menjamin kita paham ilmu agama, atau memastikan kita bisa langsung menjadi ulama seketika. Sebab kita tidak secara langsung akan ditegur kalau keliru dalam memahami. Seorang bisa saja punya interprestasi yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh gurunya.

Oleh karena itu belajar secara langsung kepada guru tetap menjadi sebuah keharusan. Sebab guru akan menegur kita manakala kita salah paham, kurang paham atau tidak paham-paham. Selain itu guru juga bisa melakukan serangkaian test atau ujian kepada kita.

Sewaktu kuliah dulu, tidak semua murid yang tiap hari masuk kuliah lantas menjadi berilmu. Mereka tiap semester harus diuji, baik secara lisan atau pun tulisan. Dan guru akan membetulkan atau mengoreksi bila terjadi kesalahan.

Syarat Belajar Agama Lewat Internet
Untuk itu agar belajar ilmu agama lewat internet menjadi aman, perlu dilengkapi syarat dan ketentuannya, antara lain :

1. Ada Guru Yang Ahli di Bidangnya
Di internet kita menemukan begitu banyak orang yang tidak jelas latar belakang keilmuannya, tetapi tiap hari rajin sekali ber cuap-cuap, baik di facebook, twitter, blog atau media lainnya. Apa yang ditulisnya mungkin baik dari sisi niatnya, yaitu semangat '45 untuk berdakwah. Seolah-olah orang kalau tidak berdakwah itu akan jadi dosa besar.

Sayangnya, semangat dakwahnya tidak sepadan dengan latar belakang keilmuannya. Ilmu-ilmu alatnya saja tidak dikuasai, seperti penguasaan bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah. Demikian seringkali ilmu-ilmu yang paling dasar yang  seharusnya menjadi menjadi pondasi dan tiang-tiap utama, kadang juga belum pernah dipelajari.

Lalu ujug-ujug kok jadi mufti dan rujukan dalam ilmu agama? Kok bisa ya?

Padahal kalau kita tanya, dulu pernah kuliah di fakultas apa? Ternyata jawabnya ajaib, kuliahnya malah di fakultas Pertanian, fakultas MIPA,, fakultas Psikologi dan lainnya. Wah wah. ...

Kalau kita tanya,"Lho, kok Anda sekarang malah menulis tentang ilmu agama? Memangnya Anda sudah pernah belajar ilmu agama dimana? Kapan? Siapa gurunya? Apa standarnya?".

Maka kalau ditanya seperti ini, yang ditanya akan gelagapan tidak bisa menjawab. Paling-paling jawabannya bahwa di sela-sela kuliahnya itu, dia aktif dimana-mana. Walah, yang namanya aktif dimana-mana itu apa benar-benar mengaji sesuai standar atau cuma tukar pikiran saja? Itu yang tidak jelas.

Jangankan yang begitu, lha wong 5000-an mahasiswa Indonesia yang kuliah di Al-Azhar Mesir sana saja, kadang tidak paham kok ilmu yang dipelajarinya. Kenapa? Karena sewaktu di Mesir dulu, lebih banyak waktunya dihabiskan untuk main bola, nonton, atau berorganisasi dan aktif di berbagai kegiatan ini itu, ketimbang duduk tekun bertalaqqi di hadapan pada ulama. So, tidak mentang-mentang jebolan Cairo, lantas otomatis jadi ulama. Saya tahu itu karena saya lahir di Cairo Mesir. Jadi ya tidak perlu ditutup-tutupi, biar saja orang pada tahu apa yang dilakukan mahasiwa kita disana. Walau pun tentu ada juga yang kuliah di Cairo dan pulang membawa ilmu yang banyak dan bermanfaat, tapi jumlahnya sedikit sekali.

Mungkin orang-orang seperti ini berpikir, asalkan sudah punya Al-Quran terjemah versi Depag, lalu punya kitab terjemahan hadits Bukhari Muslim, Bulughul Maram, lalu suka hadir-hadir sedikit di pengajian ini dan itu, maka dia sudah jadi ulama dan berhak untuk mengeluarkan fatwa sambil mengkritik para ulama dan pendapat mereka. Wah, kalau begini memang sesat sekali pemahamannya.

Saya kira julukan ru'usan juhhala (tokoh jahil) sebagai yang disebutkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadits Shahih Muslim nampak tepat kita sematkan kepada tokoh-tokoh seperti ini. Mereka produktif membuat postingan di internet, tetapi sejatinya mereka bukan orang yang ahli di bidang ilmu syariah. Kalau pun ada tulisan, paling-paling cuma hasil copy paste atau sekedar terjemahan buta dari sumber-sumber yang juga bermasalah.

Sebenarnya dirinya tidak pernah melakukan kajian sendiri atau tidak menulis bahts sendiri, cuma nyontek temannya lalu diakui sebagai karyanya.

Maka kalau ada nasihat agar jangan belajar agama dari internet biar tidak sesat, untuk kasus seperti ini memang ada benarnya.

2. Interaktif
Biar kualitas ilmu agama yang kita pelajari lewat internet itu terjamin, maka tidak cukup seorang guru hanya memposting tulisan secara lepas. Harus ada dialog yang bersifat lebih interaktif antara guru dan muridnya. Sebab kadang ada bagian tertentu dari materi pelajaran yang masih belum secara tepat dipahami, atau mungkin ada yang kurang mendalam pembahasannya.

Maka dengan bantuan internet, diskusi interaktif antara guru dan murid bisa terjadi dengan mudah dan lancar. Diskusi ini bisa lewat tanya jawab tertulis semacam email, chat, atau lewat video konferensi dan sebagainya.

Para calon pembantu rumah tangga yang mau berangkat kerja ke Hongkong saja bisa wawancara dulu dengan calon majikan lewat Skype, masak kita tidak bisa memanfaatkan internet ini untuk media diskusi interaktif dengan para ulama?

Masalahnya, kita punya banyak ulama yang ilmunya sudah jaminan mutu. Sayangnya, tidak semua mereka yang berilmu itu melek teknologi. Oleh karena itu ganjalannya adalah bagaimana para ulama itu bisa dibantu kemampuan teknologinya.

3. Kualitas Tulisan Ilmiyah
Meski seorang guru sudah berstatus ulama atau ustadz, tidak lantas boleh bicara seenak seleranya sendiri. Setiap kali mengajar, atau menulis baik di media online atau lainnya, mereka harus merujuk kepada sumber rujukan ilmu yang muktamad.

Kalau bicara masalah hukum fiqih misalnya, tentu rujukannya harus kitab-kitab fiqih, bukan kitab hadits. Kitab hadits fungsinya untuk bicara tentang ilmu hadits.

Kalau ada tokoh bicara tentang hukum-hukum fiqih kesana kemari, tetapi dia tidak kenal kitab fiqih semacam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Bada'iusshanai, Al-Mughni, Hasyiatu Ibnu Abdin, Mukhtashar Al-Muzani, Raudhatutalibin, dan sejenisnya, maka dengan mudah kita bisa pastikan bahwa orang itu sebenarnya bukan orang yang tepat bicara tentang hukum fiqih.

Kenapa?

Karena kitab-kitab yang saya sebutkan itu adalah kitab-kitab standar dalam ilmu fiqih. Setiap kali kita bicara hukum syariah, maka sebenarnya sudah ada para ulama besar yang membuat standar hukum-hukum fiqih. Maka semua kitab itu harus jadi pegangan utama, selain kitab-kitab pendukung lainnya.

Dalam dunia fiqih, kita mengenal ada beberapa mazhab utama, seperti Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. Maka apa yang jadi pendapat dari masing-masing mazhab itu dalam suatu kajian, harus dikutip dan dijadikan bahan pertimbangan utama. Tidak bisa begitu saja dilewatkan.

Masak menjawab masalah fiqih hanya bermodal fatwa satu orang saja. Ilmu fiqih itu sumbernya bukan cuma Ibnu Taimiyah seorang. Maka fatwa-fatwa Ibnu Taimiyah itu bukan rujukan utama dalam ilmu fiqih. Jauh sebelum mengutip selera Ibnu Taimiyah, kita wajib mengutip dulu pendapat masterpiece dari mazhab-mazhab besar. Kalau dirasa perlu sekali, pendapat Ibnu Taimiyah boleh saja dicantumkan, sifatnya sebagai pelengkap saja.

Maka dengan melihat sumber rujukan yang digunakan, kita dengan mudah kita bisa membedakan, mana tulisan fiqih yang berkualitas ilmiyah, dan mana yang tulisan ilmu fiqih yang tidak ilmiyah alias berkualitasnya rendah.

Semudah kita bisa membedakan mana video berkualitas ACVHD atau setidaknya HD dengan kualitas VGA yang resolusinya terbilang rendah. Orang film menyebutnya video berkualitas 'under', bukan standar broadcast. Biasanya kamera yang digunakan cuma kamera amatir abal-abal.

Materi tulisan yang berbobot adalah yang memenuhi resolusi standar broadcast, dimana sumber rujukannya benar-benar memenuhi standar kualitas profesional.

Demikian tulisan singkat ini, semoga bisa menjadi sedikit pencerah.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc., MA
Rumah
Fiqih
Indonesia

Syaikh Qaradhawi: Dibebaskannya Mubarak, Hari Kelam dalam Sejarah Keadilan Dunia

Rakyat menuntut hukuman qishash atas Husni Mubarak. (rassd)
Rakyat menuntut hukuman qishash atas Husni Mubarak. (rassd)
 Doha. Ketua persatuan ulama Muslim sedunia (IUMS), Syaikh Yusuf Qaradhawi, Sabtu (29/11/2014) hari ini, mengatakan bahwa dibebaskannya Husni Mubarak adalah hari kesedihan dalam sejarah keadilan di dunia, dan aib besar dalam peradilan Mesir.
Melalui akun twitternya, ulama Mesir yang saat ini berdomisili di Qatar ini, mengatakan, “Ini adalah hari kelam dalam sejarah keadilan manusia, dan aib besar dalam peradilan Mesir. Kita hanya bisa berharap kepada hakim di Hari Pembalasan. Saat itulah orang yang berselisih akan kembali dikembalikan.”
Syaikh Qaradhawi juga mengatakan bahwa pemerintah kudeta di Mesir telah menggulingkan sebuah hak konstitusional rakyat Mesir. Kudeta juga telah membuang semua hasil pilihan rakyat dalam beberapa pemungutan suara.
Menurut ulama besar Universitas Al-Azhar ini, militer pengudeta ini telah mengubah wajah peradaban di Mesir menjadi wajah yang hancur. Tidak ada kebebasan; tidak ada peradilan independen; tidak ada perlindungan hak; tidak ada keadilan sosial; tidak ada kekuatan ekonomi; dan sebagainya.
Yang dipikirkan penguasa, menurut beliau, hanyalah bagaimana mempertahankan kekuasaannya, menjamin ketundukan seluruh perangkat pemerintahannya. Untuk mencapai tujuan itu, mereka siap mengorbankan tanah air dan rakyatnya.
Hari ini, pengadilan kudeta Mesir menentukan putusan bebas Husni Mubarak, anaknya (Ala Mubarak), menteri dalam negeri (Habib Al-adli), dan beberapa asistennya, dari segala tuduhan terkait meninggalnya ratusan demonstran menjelang gulingnya Husni Mubarak tahun 2011 yang lalu. (msa/dakwatuna)

Kasihan PKS


Fakta tak terbantahkan, bahwa PKS satu-satunya parpol berbasis massa Islam yang memiliki platform perjuangan terukur dan realistis. Bahkan kader-kader PKS sangat aktif membina masyarakat akar rumput.
Ya. PKS menjadi implementator semua kebaikan ormas-ormas dan orpol yang ada di Indonesia.

1. Mirip dengan Jamaah Tabligh mengajak umat rajin ke masjid lalu khuruj dalam mabit.
2. Mirip dengan NU yang rajin mengajak umat konsisten berdzikir, bertahlil, bertahmid kepada Allah dan bershalawat kepada Rasulullah saw.
3. Membersamai Muhammadiyah dalam membangun sekolah, lembaga sosial, hingga lembaga relawan.
4. Menjadi terdepan dalam hal kepedulian tentang masalah Palestina dan dunia Islam.
5. Mirip dengan Persatuan Islam, PUI, Hidayatullah dalam hal menentang Syi'ahisasi dan Liberalisasi.

Hal yang membedakan, PKS dan kader-kadernya kini menjadi satu-satunya orpol berbasis massa Islam yang paling aktif melawan diktatorisme sipil dan PKI-sasi pemerintahan.

Wajar, nasib PKS tidak seberuntung parpol atau ormas lain:

1. PKS menjadi satu-satunya partai yang Ketua Umum partainya langsung digerebek, divonis cepat kilat bahkan berat, 18 tahun untuk sebuah tuduhan korupsi 1 Milyar yang belum terbukti kerugian negara. Bandingkan dengan Megawati, SBY, Abu Rizal Bakri, Faisal tanjung, Yusuf Kalla, SDA, Surya Paloh, Wiranto, dlsb atau dengan Jokowi dengan kasus korupsi tranjakarta, monorail, dll.

2. PKS satu-satunya partai yang diberi stempel khusus. Partai Korupsi Sapi. Sedangkan partai lain, Demokrat-PDIP-Golkar-Gerindra-PPP-PBB-Nasdem, dll tidak diidentikkan sebagai korup. Entahlah, apa karena korupsi partai-partai di atas mengkorup semua binatang, tumbuhan, sumber daya alam, dan anggaran?

3. PKS menjadi satu-satunya partai yang dituduh Islamis dengan agendan penerapan syariat Islam oleh Liberal-Sekuler. Dituduh anti-syariat oleh HTI. Dianggap Wahabi oleh oknum NU. Diposisikan melanggar Sunnah oleh oknum Persis-Salafy.

Kasihan PKS. Parpol yang tidak behak diberlakukan Husnuzhan dan harus disuuzhoni terus. Karena husnuzhan kini hanya milik Jokowi-PDIP. Namun di atas semua itu, introspeksi dan muhasabah adalah jalan terbaik.

(Nandang Burhanudin)

*piyunganonline

Saturday, 29 November 2014

CERITA KAKEK PENJUAL DAWET



Dan penjual dawet itupun memikul dagangannya dengan bahu kanan. Dia berjalan perlahan melewati pinggiran jalan raya yang penuh dengan truk dan mobil berkecepatan tinggi. Dia tergesa-gesa mengejar adzan jum’at berkumandang. Tinggal seratus meter lagi menuju masjid. Lelaki tua itu, lelaki tak kenal lelah. Memasuki pelataran masjid. Membasuh tubuhnya dengan air wudhu dan sesekali meminum air itu. “daripada minum dawet, lebih baik aku minum air masjid ini”, begitu mungkin pikirnya.

Aku memandangnya dari jauh. Kulihat sesekali dia menoleh ke barang dagangannya. Takut ada yang mencuri mungkin. Maklumlah, modal yang dipakai pas-pasan. Jangan sampai dagangannya hilang atau rusak oleh ulah tangan jahil. Ketika adzan jum’at berkumandang. Dia memilih sholat di dekat dagangannya.

Kasihan engkau kakek. Di umur senjamu, engkau masih harus bekerja keras sendiri. Dimana anak cucumu kek?

Bahkan ketika sholat jum’at telah selesai. Sang kakek duduk di dekat dagangannya. Berharap ada satu atau dua jamaah yang menoleh dan membeli es dawetnya. Sayang beribu sayang. Mungkin jum’at ini bukan jum’at yang baik baginya. Tak satupun jamaah masjid membeli. Jangankan membeli, menolehpun tidak. Kakek itu hanya terpaku melihat satu per satu jamaah keluar dari halaman masjid.

Peluh mulai membasahi tubuhnya. Bayangan akan lembaran uang lenyap bersamaan dengan sepinya masjid itu….

Aku… yang sedari tadi duduk di halaman masjid, hanya diam tak bergerak. Kuamati sampai berapa lama sang kakek akan bertahan di pelataran masjid itu.

Masjid mulai sepi. Hampir semua jamaah telah pulang. Yang tersisa hanyalah takmir masjid dan beberapa pengurus masjid yang sibuk menghitung uang hasil infak para jamaah. Sang kakek menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak ada lagi jamaah tersisa. Tinggal aku dan motor plat merahku. Akupun hanya terdiam. Ingin aku membeli es dawetnya. Tapi apa daya, satu-satunya uang sepuluh ribuan yang kubawa, telah kumasukkan ke dalam kotak infak masjid. Sementara pengurus masjid sibuk menghitung infak, sang kakek harus sibuk menggotong kembali barang dagangannya yang tak laku sama sekali.

Sang kakek, dengan tatapan tegar. Kembali berjalan. Dia keluar dari pelataran masjid menuju ke arah utara, arah dimana rumah dinasku berada.

Kupacu motorku cepat. Kudahului sang kakek, kutunggu dia di depan puskesmas.

Dua puluh menit berlalu dan dari kejauhan, sang kakek akhirnya nampak. Kupanggil dia keras-keras.

“Paaak!!! Paaakk!!!!”

Dan sang kakek pun mendekat. Dia bertanya, “mau beli dawet ta nak?”

“iya”, jawabku mantap.

“berapaan pak satu gelasnya?”

“seribu nak”, jawabnya jujur.

“Masya Allah!!!! Dawet segelas dijual cuman seharga seribu!!! Kapan balik modalnya coba!!!!”, batinku

“yasudah pak, sini masuk, saya mau beli”

Sang kakek berjalan mengikutiku masuk ke ruang rawat inap para pasien.

Singkat cerita. Aku membeli duapuluh gelas dawet untukku dan untuk para keluarga penunggu pasien.

Sang kakek melayani permintaanku dengan senyum mengembang di wajahnya. Kulihat gentong berisi air dawetnya mulai berkurang setengah. Masih sisa setengah lagi.

“sudah pak, berapa semuanya?”

“duapuluh ribu nak”, katanya berkaca-kaca.

“ini pak, bawa saja sisa kembaliannya”, kuserahkan lembaran limapuluh ribu ke tangan kakek itu.

Dan sang kakek bertanya, ‘lho berarti sampeyan shodakoh ini ke saya?”

“apalah kek itu namanya, intinya kembaliannya aku kasih buat kakek….”

“ini namanya shodakoh nak. Matur nuwun nak. Kulo doakan semoga sampeyan lancar rejeki”

“amin ya Allah”, jawabku singkat.

Sang kakek pun kembali memikul dagangannya. Kali ini jalannya semakin cepat. Mungkin karena bahagia atau karena berat gentong dawetnya sudah berkurang setengah.

Tak terasa air mata merembes di pelupuk mataku.

*

Dan tahukah engkau teman. Keesokan harinya, uang limapuluh ribu itu, dikembalikan dengan cara yang sangat ajaib oleh Allah. Dia kembali ke tanganku bukan lagi sebesar limapuluh ribu, melainkan satu juta. Rejeki yang sangat tidak aku perhitungkan bakal kudapat minggu ini. Dan berkat itu, aku bisa menabung 2,5 juta untuk minggu ini. Sejuta lebih banyak dibanding minggu2 sebelumnya.

Kakek….

Terimakasih atas doamu…

Sebenarnya bukan aku, melainkan engkau, yang memberi shodakoh.

Doamu, adalah pembuka pintu rejeki untukku.

Terimakasih banyak, kek….

Sumber : https://plus.google.com/114805887372864153486/ilmi uswatun hasanah

Yusril : Jokowi Harus Jelaskan Perubahan Sikapnya Terkait Impor Sapi

Bukti Inkonsistensi Jokowi - Foto : Riset
Baru sebulan menjabat, Jokowi sudah banjir kritik. Jokowi banyak dikritisi karena dianggap inkonsisten, terutama terkait kebijakannya yang bertolak belakang dengan janji-janji semasa kampanye Capres.

Kini sorotan pada mantan Gubernur DKI itu terkait meloloskan import sapi impor dari Australia sebanyak 264 ribu ekor. Atas hal itu, Ketua Komisi VI DPR RI, Achmad Hafidz Tohir menyayangkan Presiden Jokowi mengkhianati janjinya sendiri.

Menurut Achmad Hafidz, kebijakan impor sapi ini melukai hati rakyat khususnya para peternak sapi lokal, yang selama ini berharap ‘angin segar’ dari Jokowi..

"Kebijakan Presiden Jokowi benar benar tidak sesuai dengan janji kampanyenya, ini menunjukkan bahwa presiden kita inkonsisten, Jokowi bagaikan menelan ludahnya sendri," kata Hafidz, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 27 November 2014.

Celakanya lagi, ujar Hafidz, sapi diimpor dari negara bagian Queensland-Australia, tuan rumah penyelenggaraan G20 dimana Jokowi hadir sebagai Presiden RI. Disayangkan hal ini menunjukkan Indonesia telah kalah dalam forum lobi pada arena para pemimpin negara ekonomi maju dan berkembang utama dunia itu.

"Seharusnya Indonesia harus punya keberanian menghentikan impor daging sapi karena kita memiliki kemampuan menciptakan swasembada daging sehingga memperkuat produksi dalam negeri," kata Hafidz

Dikatakan semenjak ada kemauan Indonesia dapat menjadi negara produsen sapi berubah dari konsumen.Bukan sesuatu yang sulit, Indonesia memiliki peteranakan sapi handal di Nusa Tenggara hingga mencapai swasembada daging.

"Jumlah impor kali ini melonjak sangat tajam dari target awal 136 ribu ekor menjadi 264 ribu ekor sapi".

Sementara itu, Politisi PAN ini mengingatkan hal lebih mendasar diperjuangkan adalah menjadikan peternak sapi menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Kalau kebijakan seperti ini terus, bagaimana peternakan sapi kita akan bisa exist," pungkasnya.

Terkait impor sapi ini, Prof. Yusril Ihza Mahendra punya pendapat sendiri. Melalui akun twitter pribadinya, @YusrilIhza_Mhd, pakar hukum ini berpendapat, sebaiknya Jokowi harus menjelaskan perubahan kebijakannya, agar rakyat tak bingung.

@YusrilIhza_Mhd Sabtu, 29/11/14 - Foto : Twitter

Himbauan Prof. Yusril sangat tepat. Perubahan sikap Jokowi memang harus dijelaskan ke publik. Sebagai pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat, sudah sewajarnya bila Jokowi secara terbuka menjelaskan kebijakan-kebijakannya, Apalagi jika kebijakan itu bertolak belakang dengan janji semasa kampanye dulu. Hal ini tak lebih untuk menjaga kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya. (*/fs/PIYUNGANONLINE)

Anak Usia 11 Tahun Penderita Cerebral Palsy Ini Hafal 30 Juz Al-Qur'an


Fajar Abdurokhim Wahyudiono, anak usia 11 tahun ini menderita cerebral palsy (CP) atau lumpuh otak. Meskiun demikian Allah anugrahkan kelebihan yang sangat luar biasa, Fajar telah menghafal 30 Juz Al-Qur'an, sebagaimana dikutip dari arrahmah.com.

Fajar menderita CP, sebuah kondisi terganggunya fungsi otak dan sistem saraf yang mengendalikan kamampuan gerakan, belajar, pendengaran, penglihatan dan berpikir.

Fajar lahir dari pasangan Joko Wahyudiono dan Heny Sulistiowati.

Saat ditanya bagaimaa proses menghafalnya, Heny memaparkan bahwa Kemampuan Fajar untuk menghafal Al-Qur’an semuanya atas izin Allah. Dan orang tuanya yakin bahwa Al-Qur’an adalah obat bagi segala penyakit. Ketika anak mereka lahir prematur pada 2 Oktober 2003, mereka rutin memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an sejak Fajar masih dalam ruang perawatan intensif.

“Saya mengatakan kepada perawat untuk memutar kaset sesekali untuk anak saya,” kata Heny.

Memutar lantunan Al-Qur’an terus dilakukan setelah Fajar dibawa ke rumah. Heny dan Joko sangat selektif tentang apa yang anaknya boleh atau tidak boleh dengar. Mereka juga memutuskan untuk tidak memiliki TV atau mendengarkan musik di rumah.

Setelah Fajar didiagnosa CP pada usia tiga bulan, Heny dan Joko terus melakukan terapi dengan ayat Al-Qur’an dan terapi psikologis. Saat usia Fajar tiga tahun, ia menunjukkan ketertarikan pada gambar, kemudian Heny membeli CD interaktif belajar Al-Qur’an. Dengan itulah cara Fajar belajar huruf Arab.

Ajaibnya, saat pertama kali Fajar dapat berbicara di usia tiga tahun, hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah potongan ayat-ayat Al-Qur’an.

Dan, ketika Fajar berumur hampir empat tahun, ia telah menghafal seluruh ayat Al-Qur’an. Kemudian, ia mulai bertanya pada ibunya untuk menemukan ayat untuknya. Karena Heny bukan seorang hafizhah, ia mencari seorang ustadzah untuk mengajari Fajar. “Enam bulan berlalu, guru mengatakan bahwa Fajar telah menghafal 80-90 persen Al-Qur’an, meskipun tidak berurutan,” katanya.

Berikut Liputan tentang Fajar yang dilakukan Stasiun Televisi swasta SCTV
https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=gzcvbSNfmlM

sumber: islamedia/piyunganonline

"FAKTA & KRONOLOGIS TEWASNYA DEMONSTRAN DI MAKASSAR" by @ppmi_makassar


Dihimpun dari Twit @ppmi_makassar
(Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Kota Makassar)

Aslamualaikum Wr.Wb. Inalillahi wainailaihi rojiun. #MakassarBerduka

#MakassarBerduka Satu orang warga telah gugur dalam aksi Tolak Kenaikan Harga BBM.

Mari simak kultwit kami, inilah: KRONOLOGI TINDAKAN REPRESIF APARAT TERHADAP MAHASISWA UMI. SATU WARGA TEWAS. #MakassarBerduka

1. Tindakan represif polisi terjadi lagi, setelah pemukulan, penghancuran yg dilakukan instansi penegak hukum ini di Kampus UNM (Universitas Negeri Makassar).

2. Kali ini aksi yg sama terjadi pula di Kampus UMI (Universitas Muslim Indonesia). #MakassarBerduka

3. Dibbrapa aksi mhasiswa dlm penolakan knaikan harga BBM di Makassar, slalu direspon aparat dgn tindakan represif, yg dlm bbrp kasus dibantu oleh preman.

4. Kamis, (27/11) aksi demonstrasi mahasiswa UMI didepan kampus kemudian bergeser ke gubernuran, berbuah bentrok.

5. Mahasiswa UMI kembali berhadapan dng pihak kepolisian. Dalam bentrok ini satu warga tewas tertembak.

6. Berikut kami memuat kronologi aksi, hasil wawancara kami dng demostran dan salah satu warga yg melihat jalannya aksi hingga bentrokan.

7. Sblum bentrokan trjadi, awalnya kasus ini brangkt dr aksi demo mahasiswa UMI yg mnolak knaikan harga BBM di dpn kampus pkl 15.00 WITA.

8. Barisan massa mahasiswa ini, menamakan diri mereka Aliansi Mahasiswa UMI Bersatu.

9. Mereka menuntut agar pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM, sekaligus mencopot Kapolda SULSELBAR agar turun dari jabatannya.

10. Mahasiswa yg bergerak dgn tuntutan tersebut, kemudian pergi ke Kantor Gubernur SULSEL dan mendesak agar gubernur menandatangani petisi.

11. Petisi tsb berisi tuntutan agar Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan tdk sepakat atas kebijakan pemerintah pusat yg menaikan harga BBM.

12. Namun hal ini memanas ketika aliansi mengetahui bahwa yg menandatangani petisi tersebut bukan gubernur tapi Kepala Satpol PP.

13. Mahasiswa pun marah dan menganggap bahwa tindakan yg dilakukan oleh gubernur merupakan penghinaan terhadap aksi yg awalnya berjalan baik.

14. Satpol PP yg melihat massa yg tdk kondusif, kemudian bergerak menuju kearah mahasiswa, kemudian ada yg melempar batu.

15. Batu tersebut berasal dari barisan Satpol PP. Hal ini semakin memperkeruh suasana dan memancing kemarahan mahasiswa.

16. Mahasiswa kemudian membalas, bentrokan pun tak terelakan.

17. Bentok yg semakin memanas, memaksa satuan Brimob untuk bertindak dan mengejar mahasiswa.

18. Warga yg kebetulan ada dibarisan mahasiswa kemudian terkena tembakan dibagian belakang kepala, warga tersebut jatuh tak sadarkan diri.

19.Tak hanya di tembak, water cannon malah menyambar warga yg tergeletak. Warga tersebut diketahui bernama Muhammad Arif, Warga Pampang. (Pampang adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar -ed)

20. Menurut sumber yg kami wawancarai, yg menembak Arif adlh polisi (shooter) diatas water cannon,

21. Ia juga mengatakan keterlibatan warga tak ada sangkut pautnya dgn mahasiswa.

22. Namun dalam penuturannya, ia mengakui bahwa warga bergerak sendiri, biasanya berada dibelakang aksi mahasiswa.

23. Sehingga terkesan bahwa warga pro terhadap aksi mahasiswa.

24. Stlah tertembaknya Arif, warga Pampang kmudian mnyerang balik hngga ke Kantor Gubernur, menurut salah satu saksi, Phinisi (nama samaran)

25. Warga Pampang yg menyerang kemudian melempari warga disekitar kantor gubernuran. Sehingga terjadilah bentrokan antar sesama warga.

26. Warga disekitar gubernuran berada di barisan brimob, dan bersama mengejar warga dan mahasiswa hingga kedalam kampus.

27. Polisi yg berusaha menyerang kampus melepaskan gas air mata, sehingga asap gas tersebut sampai ke mesjid.

28. Dlm pantauan kami, setdknya 5 motor mahasiswa dibakar warga, 3 dlm kampus (samping Mesjid Umar bin Khattab), dan 2 lainnya diluar kampus.

GAMBAR: Selain menembakkan gas air mata, 5 motor mahasiswa di bakar di 2 tempat berbeda olh oknum yg tdk di kenal.


GAMBAR: Tembakan gas air msuk hingga ke dlm masjid Umar Bin Khatab jelang sholat Isya. 1 org pingsan dlm insiden ini


GAMBAR: Detik-detik terlindasnya korban setelah terjatuh.


Ini versi media umum yg dapat menguatkan hasil wawancara kami: Warga Dilindas Water Canon Saat Bentrok Di Makassar (http://news.okezone.com/read/2014/11/27/340/1071635/warga-dilindas-water-canon-saat-bentrok-di-makassar)

Perhatikan lingkaran merah, seseorang tergeletak. Maka yang mana lagi akan kalian dustakan?? 

*sumber: http://chirpstory.com/li/241398

Ini Pembahasan dalam Pertemuan Pimpinan Hamas dengan DPR



JAKARTA (28/11) - Pimpinan DPR RI menerima kunjungan pimpinan organisasi Hamas Palestina, yang meminta dukungan kepada pemerintah Indonesia kepada warga Palestina untuk mendapatkan hak-haknya.
"Kami mendukung (pembentukan kantor Hamas di Indonesia) seperti dukungan yang pemerintah Jokowi-JK sampaikan saat debat capres lalu," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Gedung Nusantara III, Jakarta, Jumat.
Fahri menegaskan dukungan itu sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Indonesia mendukung semua bangsa untuk merdeka. Menurut dia, kedatangan perwakilan Hamas tersebut membawa perasaan bahwa Palestina belum merdeka.
"Kami mendukung (pendirian perwakilan Hamas di Indonesia) namun bagaimana teknisnya terserah pemerintah dan ini juga terkait Komisi I DPR RI," ujarnya.
Politisi PKS Agus Abubakar Alhabsyi menjelaskan pertemuan tersebut yang diwakili oleh wakil ketua bidang politik Hamas, Abu Umar Muhammad membicarakan hubungan kerja sama dengan Indonesia. Menurut Abubakar perwakilan Hamas itu ingin bersilahturahmi dengan sahabat negara Islam terbesar dan bertemu dengan pimpinan.
Menurut dia pertemuan itu merupakan hal yang baik karena bisa menghargai pejuang Palestina. Dia menilai antara pemerintah Palestina dan Hamas ada pola yang berbeda menghargai pejuang-pejuang Palestina.
Ada tujuh orang delegasi dari Hamas yang dipimpin oleh Abu Umar Muhammad yang diterima para pimpinan DPR RI yaitu Ketua DPR Setyo Novanto, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Sementara itu turut hadir Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan anggota PKS lainnya yakni Abu Bakar Al Habsyi dan Refrizal.

Sumber: http://nasional.republika.co.id/kabarpks

Friday, 28 November 2014

Setahun Tunjangan Sertifikasi Tak Dibayar, Para Guru Agama Katolik ini Mengadu ke Aleg PKS



Ambon  - Puluhan Guru Agama Pendidikan Katolik di Kota Ambon mengadu nasib mereka kepada Komisi D DPRD Propinsi Maluku. Pasalnya selama 1 tahun di 2014, Tunjungan Sertifikasi belum diperoleh.
Di hadapan Komisi D, koordinator Guru Pendidikan Agama Katolik Kota Ambon, Fransina Laiyan mengatakan selama 12 bulan tunjangan sertifikasi yang menjadi hak mereka tidak dibayarkan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Ambon.
"Sudah satu tahun hak kami tidak diselesaikan," keluh Fransina, Guru yang mengabdi di SD Xaverius Ambon ini.
Fransina mengeluhkan atas ketidakjelasan alasan kenapa hak mereka tidak dibayar seperti para guru lainnya. "Tunjangan sertifikasi adalah hak kami. Kami tidak mengerti tentang alasan kenapa hak tersebut tidak dibayarkan. Padahal guru-guru lainnya mendapatkan hak tersebut dengan lancar tanpa ada kendala," terangnya.
Dirinya menyebut, pihaknya telah melaksanakan pertemuan dengan Kepala Kantor Agama Kota Ambon dan Pembimas Agama Katolik. Dari hasil pertemuannya, pihak Kementerian Agama Provonso Ambon memberi alasan dana tidak mencukupi untuk pembayaran sertifikasi Guru Pendidikan Agama Katolik. Ada kekurangan pagu di tahun 2014.
"Mengapa kekurangan dana yang menjadi masalah nasional dampaknya ke kami?" protes Fransina.
Guru Pendidikan Agama Katolik lainnya, Regina Kamamas dengan suara gemetar ikut mengeluhkan hak tunjangan sertifikasi yang tidak dibayar. Dia mengungkapkan hal ini berdampak pada lanjutan pendidikan anak-anaknya.
"Anak saya sedang kuliah. Dana sertifikasi kami gunakan untuk membiayai kuliah anak-anak kami. Bagaimana kelanjutan kuliah mereka jika hak tersebut tidak kami dapatkan?", kata Regina, sambil menahan tangis.
Regina melanjutkan, pembagian dana sertifikasi tahun 2014 tidaklah jelas karena ada kabupaten yang mendapatkan hak tersebut secara penuh. "Guru - guru pendidikan agama katolik di kabupaten Maluku Tenggara Barat mendapatkan hak tersebut. Kami di kota Ambon tidak dapatkan hak tersebut. Ini tidak adil," keluh Regina.
Menanggapi aspirasi para Guru pendidikan agama katolik, Ketua Komisi D, M Suhfi Majid memastikan untuk memanggil Kementerian Agama dan Pembimas Agama Katolik untuk meminta penjelasan.
"Komisi D akan segera memanggil kementerian Agama untuk meminta penjelasan soal tata kelolah tunjangan sertifikasi tersebut," ujar Suhfi kepada para Guru.
Suhfi menandaskan dana sertifikasi adalah nadi bagi kehidupan para guru pendidikan agama katolik tersebut. Pihaknya akan serius mengawal perjuangan Guru-Guru Pendidikan agama.
Dirinya mengaku ikut prihatin jika hak para guru pendidikan agama katolik tidak dibayarkan. "Tidak masuk akal jika selama 1 tahun hak mereka tidak diselesaikan. Apalagi alasannya soal pagu minus. Bagaimana bisa demikian?" herannya.
Penjelasan resmi dari Kementerian Agama soal hak para guru terhadap tunjangan sertifikasi ini menurut politisi dari PKS dapil Maluku 5 yang meliputi Kabupaten Seram Bagian Barat ini mengatakan harus dijelaskan secara terang dan jelas.

"Kita panggil pihak kementerian pada senin besok agar benderang. Hak para guru pendidikan agama Katolik mesti diselesaikan karena mereka memiliki hak yang sama seperti guru lainnya," pungkasnya.

Sumber : KabarPKS.com