Anggota Tim 5 PKS, Mohamad Sohibul Iman - (Foto: inilahcom)
Jakarta - Kerjasama yang dibangun antara Partai Gerakan Indoensia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan dirancang dalam dua situasi sekaligus. Baik dalam kondisi koalisi pemerintahan maupun oposisi.
Rencana koalisi antara Partai Gerindra dan PKS jika mulus berjalan akan menjadi model kerjasama antarpartai gaya baru. Karena kedua partai ini merancang koalisi tidak hanya di pemerintahan namun juga koalisi di luar pemeirntahan alias oposisi.
Anggota Tim 5 PKS, Mohamad Sohibul Iman mengatakan pihaknya bersama Partai Gerindra yang diwakili dengan Tim 8 merancang koalisi secara karakteristik baik bila di dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan. "Ini menjadi salah satu sumbangan yang kita berikan dalam praktik ketatanegaraan kita," ujar Sohibul di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Menurut dia, Tim 5 yang berasal dari PKS dan Tim 8 dari Partai Gerindra tengah merumuskan agenda kebijakan selama lima tahun mendatang. Menurut dia, setelah pembahasan tersebut pihaknya akan membahas secara sektoral tentang kebijakan di masa mendatang.
Saat ini, kata Wakil Ketua DPR RI ini, pihaknya bersama Partai Gerindra baru menyikapi tiga hal yakni alasan melakukan koalisi, menentukan karakteristik koalisi dan prinsip koalisi. "Jadi kita belum sampai pembahasan soal cawapres," ujar Sohibul yang juga caleg terpilih dari Dapil Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi, Jawa Barat ini.
Soal cawapres, Sohibul menuturkan, pihaknya mengajukan tiga calon yakni Anis Matta, Hidayat Nurwahid dan Ahmad Heryawan. Hanya saja, doktor lulusan Jepang ini mengatakan cawapres Prabowo dibahas setelah ada kejelasan partai apa saja yang bergabung dengan Prabowo Subianto. "Baru kita bahas di meja bersama-sama," urai Sohibul.
Ia juga memastikan kader PKS di akar rumput mendukung langkah Majelis Syura PKS yang memberi dukungan terhadap Prabowo Subianto. Ia mengakui pilihan PKS terhadap Prabowo salah satunya terkait sikap mantan Danjen Kopassus itu yang serius mengirim surat dan platform.
Upaya kerjasama yang dilakukan PKS dan Partai Gerindra menjadi model baru kerjasama antarpartai politik. Selama tiga kali pemilu pascareformasi, koalisi belum menemukan pola yang mapan.
Belajar dari koalisi yang dibangun dalam pemerintahan SBY-Boediono 2009-2014 ini dengan membentuk Sekretariat Gabungan (Setgab) tidak ada kejelasan pola kerjasama antarpartai pendukung. Setgab berfungsi bila dalam kondisi genting yang menimpa pemerintahan. Koalisi hanya direpresentasikan dengan keberadaan menteri yang mewakili partai politik pendukung. [mdr/inilah.com]
0 comments:
Post a Comment