SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Saturday 19 April 2014

PKS, Bersabarlah!


By: Nandang Burhanudin 

pks bangilan, Hasil Pemilu yang cukup mengesankan, namun ketiadaan tokoh yang bisa dijual pada pilpres 2014, membuat parpol berbasis massa Islam tersipu. Di satu sisi, menjadi faktor penentu. Di sisi lain harus siap-siap kembali tertipu.

Nampaknya, peta politik Indonesia tidak lagi membenturkan partai nasionalis dengan partai agamis. Platform partai yang bersifat ideologis, menjadi jualan tak laku. Rakyat menunggu implementasi nyata dan hasil perjuangan. Rakyat tutup mata akan perliku korup pejabatnya.

PKS, partai yang mengedepankan pelayanan, sepatutnya menjadikan kondisi ini sebagai momentum untuk fokus pada pelayanan. 3 Gubernur sentral, belasan bupati-walikota, sepatutnya bersabar untuk tidak "meributkan" pilpres 2014. Mengapa? Seperti pepatah Arab, likulli marhalah rijaaluhaa


Fase 2014-2019 bukan milik PKS. Biarkan Jokowi atau Prabowo atau ARB yang berperan. Saya yakin, PKS dengan ide-ide besarnya, masih memiliki kesempatan untuk merebut kepemimpinan nasional di 2019. Saat itu semua pemimpin parpol sudah telanjang bulat. Tak ada lagi aurat ketidakberdayaan yang mampu ditutupi.

Lihatlah ketidakmampuan Jokohok saat memimpin Jakarta. Sebelum redup, PDIP langsung menarik Jokowi ke level nasional. Tanpa mampu meninggalkan jejak positif, selain korupsi bus Transjakarta, dll. Andaipun PDIP menang di Jakarta, itu lebih disebabkan perilaku golput kalangan umat Islam yang "jengah" dan menghukum parpol berbasis Islam maupun nasionalis, atas ketidakberdayaan memberdayakan Jakarta.

Di titik ini, kesabaran itu penting. Menurut hemat saya, Aher jangan dulu diorbitkan ke level nasional. Keberuntungan memenangkan 2 kali pilgub di Jabar, lebih disebabkan faktor x. Aher ada baiknya fokus merealisasikan apa yang tidak mampu direalisasikan Jokowi. Dengarlah suara-suara kritis di PR FM atau media Jabar. Semua berharap, Aher jangan mengikuti Jokowi. Tipe yang digambarkan berhidung panjang, culas, dan minus karya.

Nampaknya, sabar bahwa al-waqtu minal-`ilaaj (waktu bagian dari solusi) adalah kebijakan yang harus ditempuh saat ini. Sabar yang diinternalisasi dalam penguatan di internal kader. Plus penguatan khidmat (pelayanan). Sabar untuk tidak menghabiskan seluruh energi dalam kampanye yang mahal dan boros. Wallahu A'lam.


*pkssumut

0 comments:

Post a Comment