SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Tuesday, 31 January 2017

Kebijakan Presiden Trump Meresahkan

Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar
Jakarta (30/1) – Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar memandang kebijakan Presiden Donald Trump tentang pelarangan warga dari negara muslim untuk berkunjung ke Amerika Serikat (AS) telah menimbulkan keresahan.
Kebijakan tersebut dinilai akan semakin menyulitkan dialog antara dunia Islam dan barat untuk membangun kondisi dunia yang lebih kondusif.
“Kebijakan Presiden AS Donald Trump didasari atas asumsi dan prasangka berlebihan terhadap Islam. Trump menganggap bahwa Islam adalah radikalisme negara dan tindakan terorisme, padahal Islam adalah beragam aspek yang tidak berdiri sendiri dan sudah terbukti memiliki kontribusi besar terhadap peradaban dan perdamaian dunia,” tegas Rofi di Jakarta, Senin (30/1).
Diketahui, pada Jumat pekan lalu (27/1), Presiden Trump telah menandatangani surat perintah untuk melarang warga dari tujuh negara Muslim memasuki AS selama 90 hari mendatang. Ketujuh negara ini adalah Suriah, Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman. Aturan ini juga mencakup larangan selama 120 hari bagi pengungsi dan menghentikan arus pengungsi dari Suriah.
Legislator yang baru saja menghadiri pertemuan tahunan Parliamentary Union of the OIC Member States/Parlemen Negara-negara OKI (PUIC) di Bamako Mali pada tanggal 21 – 28 Januari 2017 ini menambahkan, secara umum kebijakan Trump menunjukan bahwa proses dialog tidak menjadi prioritas utama dalam membangun diplomasi dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Di sisi lain, Rofi menduga bahwa kebijakan Trump ini didasari oleh kekhawatiran yang berlebihan terhadap aksi terorisme dan perubahan kebijakan yang cenderung proteksionis.
“Sesungguhnnya sejak kampanye pemilihan Presiden AS kita bisa menangkap ketidaksenangan Trump terhadap dunia Islam, namun dari kebijakan yang dikeluarkan semakin menegaskan bahwa Trump kesulitan menemukan formula terbaik menghadapi krisis yang sedang terjadi di Amerika Serikat. Trump dengan kebijakannya ini telah mempersonalisasi masalah Islam menjadi masalah seluruh Amerika. Padahal dengan sikap seperti itu, akan semakin membuat negara tersebut mengalami kerugian luar biasa dan secara tidak sadar perlahan-lahan akan terkucil dari pergaulan insternasional,” ujar Rofi.
Akibat kebijakan tersebut, protes tidak hanya terjadi dari luar, namun juga terjadi di berbagai negara bagian AS sendiri. Bahkan sejumlah perusahaan teknologi seperti Google dan Apple menyatakan kekecewaan mereka terhadap kebijakan imigrasi Presiden Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki AS.
Sabtu 21 Januari 2017 waktu setempat, dalam pidato politik pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat ke-45, Presiden Trump menjadikan perang terhadap kelompok radikal Islam sebagai salah satu prioritas utama kebijakan luar negeri pemerintahan barunya.
Trump sendiri telah lama mengkritik Barack Obama, presiden AS ke-44, karena menolak menggunakan kalimat “radikal Islam.” Ia berulang kali menegaskan penggunaan frase ini akan berdampak besar dalam perang melawan teror.
Sumber : pks.id

Khidmat Untuk Rakyat, PKS Gelar Donor Darah

thumbnailIlustrasi
Jakarta (30/1) - Partai Keadilan Sejahtera menggelar acara donor darah dan medical check up di Kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP), Jln. TB. Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (30/1).
Acara yang akan berlangsung hingga siang hari ini bertujuan untuk mewujudkan khidmat PKS terhadap Rakyat. Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat, Fahmy Alaydroes.
"Acara ini diselenggarakan dalam rangka berkhidmat untuk rakyat," ujar Fahmi
Fahmi juga menyampaikan, bahwa kebutuhan masyarakan akan darah sangat tinggi. Sehingga, PKS merasa perlu mengambil peran terhadap permasalahan ini.
"Acara ini diperintahkan langsung oleh Ketua MS. Karena, beliau tau betul kebutuhan umat akan darah sangat tinggi, sedangkan ketersedian darah di PMI masih sangat terbatas. Kita, sebagai partai politik yang berkhidmat kepada rakyat, dirasa perlu untuk mengambil peran ini," terang Fahmi.
Selain pelaksanaan donor darah, Fahmi menuturkan bahwa acara tersebut akan menjadi ajang penyadaran para kader PKS terhadap kesehatan.
"Selain donor darah, kita juga ada medical check up. Hal ini bertujuan agar para aktivis bisa lebih memperhatikan mengenai kesehatan mereka," tutup Fahmi.
Sumber : pks.id

Friday, 27 January 2017

Bangun Negara Lewat Pendidikan, PKS Canangkan Aam Tarbawi 212

thumbnailPara anak kader mengikuti lomba futsal sarung DPC PKS Kramat Jati sebagai bagian dari pendidikan karakter (ilustrasi)
Jakarta (26/1) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mencanangkan program Aam Tarbawi 212. Ketua Bidang Kaderisasi DPP PKS Amang Syafruddin mengatakan bahwa Aam Tarbawi adalah tahun pendidikan.
"Selamanya pendidikan adalah kebutuhan. Kebutuhan ini tentu saja tidak bisa kita ambil tahun per tahun, akan tetapi Aam Tarbawi dimaksudkan dalam rangka memberikan concern atau perhatian lebih luas dan lebih dalam lagi akan pentingnya pendidikan dimanapun kita berada," kata Amang di Gedung DPP PKS Jakarta Selatan, Kamis (26/1/2017).
Adanya nomor 212, kata dia, adalah mengambil spirit Aksi Damai 212. PKS berharap mudah-mudahan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dari spirit tersebut.
"Dua artinya dua orang, tidak boleh sendirian. Di situlah kita harus berjamaah atau berorganisasi. Karena jamaah, minimal memang diukur dua orang. Dan dua orang yang bekerja sama inilah diharapkan menghasilkan 12, yakni 12 kader atau 12 simpatisan dan 12 orang yang bisa dibina selanjutnya untuk membangun negara yang kita cintai ini," ujarnya.
Target dicanangkannya Aam ini, katanya, pertama untuk memenuhi capaian amanat Munas dua juta kader. Tahun ini PKS mencanangkan 380 ribu kader, kemudian 30 ribu murabbi (pembina atau pendidik) dan 6.000 kader yang betul-betul bisa terbina baik dan bisa dipertanggungjawabkan kontribusinya baik terhadap masyarakat ataupun bangsa yang kita cintai ini.

Pendidikan yang dimaksudkan adalah pendidikan yang bisa memberikan pola. Dalam pengertian membentuk masyarakat yang betul-betul bisa diberdayakan. Seluruh kader di Indonesia diharapkan bisa menyambut dan bersemangat baik.
"Karena kita sepakat bahwa pendidikan memang bukan segalanya, tapi segalanya tidak mungkin tanpa pendidikan. Pendidikan adalah pusat pembangunan sebuah bangsa. Lalai dalam pendidikan dalam satu kurun waktu saja, maka bangsa akan mengalami keterpurukan. Kita tidak ingin itu terjadi di Indonesia khususnya umat Islam. Oleh karena itu seluruh kader (PKS) dan anggota harus bergerak bersama untuk membangun negara dengan pendidikan," pungkasnya. (msm)
Sumber : pks.id

MENYIKAPI HOAX

thumbnailPresiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohamad Sohibul Iman
MENYIKAPI HOAX
OLEH MOHAMAD SOHIBUL IMAN,Ph.D.
PRESIDEN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)

Akhir-akhir ini ruang publik kita dipenuhi dengan percakapan berita bohong atau hoax. Ini tentu meresahkan kita semua. Banyak pihak bertanya-tanya, kenapa hal ini bisa terjadi?
Secara garis besar, kita bisa melihat fenomena ini sebagai cerminan dari tiga hal. 
Pertama, terbiarkannya isu-isu krusial yang terus berkembang di masyarakat namun belum mendapatkan penjelasan yang memadai dari pihak yang berwewenang. Pemerintah tampak begitu gagap dan lambat dalam menjawab isu-isu krusial tersebut sehingga meresahkan publik.
Ironisnya, bukan hanya tidak memberi kejelasan atas permasalahan yang berkembang, pemerintah justru seakan-akan ikut andil dalam menciptakan suatu kondisi yang menyebabkan tumbuh suburnya hoax di tengah-tengah masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari buruknya koordinasi antara Presiden dan para anggota kabinetnya dalam menyikapi suatu permasalahan yang muncul serta berbagai pernyataan publik yang mereka sampaikan.
Ambil contoh bagaimana Pemerintah dalam hal ini penegak hukum tampak begitu lambat dalam merespon tuntutan publik terkait dengan kasus dugaan penodaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (BTP). Penegak hukum terkesan seolah-olah pasang badan dan melindungi Saudara BTP sehingga sikap itu berhasil memantik amarah publik. Di saat yang sama, kondisi ini diperparah dengan tindakan yang cenderung represif dari pemerintah yang mana hal tersebut justru menimbulkan masalah baru di tengah-tengah masyarakat. Ketidakmampuan Pemerintah menyikapi kasus tersebut semakin menguatkan kecurigaan publik atas adanya agenda tertentu sehingga menjadikan kasus tersebut bola liar yang dapat mencipatkan instabilitas sosial dan politik nasional.
Respon pemerintah dalam isu tenaga kerja asing dan hegemoni Tiongkok di kawasan termasuk terhadap Indonesia terlihat juga kurang meyakinkan. Kegamangan pemerintah ini seolah-olah menjadi pembenaran atas keresahan publik di tengah-tengah kondisi ketidakadilan sosial-ekonomi yang semakin memburuk. Tidak heran jika publik pun menaruh rasa curiga terhadap informasi yang disuguhkan oleh pemerintah karena dianggap informasi tersebut berat sebelah, sarat keberpihakan dan diduga menjadi instrument propaganda.
Kedua, fenomena hoax bisa jadi merupakan cerminan dari kegagalan media mainstream sebagai referensi publik yang dapat dipercaya. Di saat pemerintah mengalami krisis kredibilitas, ternyata media juga kurang mampu meneguhkan dirinya sebagai referensi publik dalam mendapatkan informasi yang kredibel. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh dua hal. Pertama, kualitas produk jurnalistik yang terkadang kurang memperhatikan standar dan kode etik jurnalistik. Kedua, rapuhnya independensi media dalam bekerja.
Dalam konteks kualitas jurnalistik, terkadang media turut andil dalam menciptakan hoax dan menyulut konflik di tengah-tengah masyarakat. Sebagai pilar demokrasi, seharusnya jurnalistik mengusung jurnalisme edukatif yang mencerahkan sehingga publik memiliki kesadaran luhur menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan persaudaraan.  Bukan justru menyulut sengketa dan konflik. Prinsip “bad news is good news” sangat tidak baik bagi demokrasi dan persatuan bangsa. 
Banyak media yang tersandera oleh kepentingan pemilik modal yang juga seorang politisi atau pendukung kekuatan politik tertentu. Media sebagai salah satu pilar terpenting demokrasi telah kehilangan independensinya. Sehingga media menjadi partisan dan jurnalis pun menjadi petugas partai. Ini memprihatinkan dan tentunya tidak kita harapkan.
Yang ketiga adalah faktor media sosial. Semakin menurunnya kepercayaan publik kepada pemerintah dan media mainstream dalam memperoleh informasi, mendorong mereka berkreasi sendiri dengan mengakses atau bahkan memproduksi sendiri informasi. Media sosial akhirnya menjadi lahan yang subur untuk tumbuhnya berbagai macam informasi. Namun sayangnya, meningkatnya peran media sosial tidak diiringi dengan kecerdasan literasi publik. 
Darurat kecerdasan literasi telah membuat ruang publik digital kita tercemari dengan informasi yang memicu permusuhan. Melimpahnya informasi terkadang membuat kita terlihat seperti orang yang tidak terdidik (untuk tidak mengatakan bodoh). Dengan mudah kita share info-info sampah, bahkan dengan info-info itu kita tebarkan ujaran kebencian dan fitnah. 
Boleh jadi ini paradoks paling heboh di era media sosial: makin melimpah informasi bukan membuat kita semakin bijak dan penuh hikmah tetapi justru membuat kita semakin ceroboh dan gemar tebarkan fitnah.
Pada kasus ekstrim, ujaran kebencian dan hoax itu timbulkan irreversible damage yakni kerusakan korban yang tidak bisa dipulihkan. Itu kerugian besar. Petaka bagi semua.
Di media sosial ada orang atau kelompok yang hobinya menghasut. Ada juga orang atau kelompok yang dengan mudah dihasut. Jadilah kolaborasi antara penghasut dan terhasut sehingga semua pihak menjadi kusut. Ada orang atau kelompok yang hanya bisa eksis dengan menghasut. Hakikatnya mereka itu pengecut. Mereka sorak sorai bila kita layani. Kita tinggalkan mereka akan mati sendiri. 
Jika demikian, bagaimana kita menyikapi fenomena hoax ini? 
Pertama, Pemerintah harus mampu merespon isu-isu krusial yang berkembang di masyarakat secara cepat, tepat dan akurat. Keresahan publik harus dijawab dengan bukti dan nalar argumentasi, bukan tindakan represi. Integritas harus dikedepankan dengan satunya ucapan, tindakan dan kebijakan. Pernyataan dan sikap yang saling lempar tanggungjawab semakin menunjukkan inkompentsi pemerintah dalam mengelola negara. Inkompentensi ini akan melahirkan kegamangan kolektif di benak publik. 
Kedua, mari kita dorong bersama agar peran pers atau media kembali kepada khittahnya sebagai penyambung lidah rakyat. Kembalikan jurnalis sebagai petugas rakyat, bukan petugas partai atau petugas pemilik modal. Demokrasi membutuhkan pers yang sehat, pers yang cermat, pers yang berdiri dengan kaki sendiri yang senantiasa berjuang dengan menegakkan prinsip-prinsip kebenaran yang mereka yakini bukan didorong oleh kepentingan modal dan politik praktis. 
Ketiga, pemerintah, pers, civil society dan tentunya partai politik harus bersama-sama mengkampanyekan pentingnya membangun kecerdasan literasi publik dalam mengakses dan memproduksi informasi. Hoax adalah tindakan yang tidak dibenarkan oleh siapa pun, dan harus dijadikan musuh bersama karena merugikan semua pihak dan menceraiberaikan keutuhan bangsa. 
Di saat yang sama publik harus dibekali dua hal: kesadaran moral dan kesadaran operasional. Kesadaran moral penting ditumbuhkan karena berbohong dan menyebarkan kebohongan adalah tindakan yang tidak bermoral dan tidak dibenarkan oleh agama manapun.
Sedangkan kesadaran operasional memberikan edukasi terkait bagaimana menggunakan media sosial yang beradab.  Pastikan kita memahami, mengkonfirmasi dan memverifikasi terlebih dahulu informasi yang kita terima sebelum kita menyebarluaskan. Dan kita harus cegah dan lawan perilaku hoax di sekitar kita. Mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat kita. 
Kesadaran moral dan operasional ini harus menjadi kerja kolektif bersama semua pihak. Pemerintah, pers, civil societydan partai politik bisa menjadi motor dalam mengkampanyekan ini. Kebohongan tidak akan pernah bisa bertahan selama kebenaran masih ada yang mempercayainya dan istiqomah memperjuangkannya.
Sumber : pks.id

Libatkan Masyarakat dalam Program Pembangunan

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa (Foto: Gilang/ Humas Fraksi PKS DPR RI)
Jakarta (26/1) – Anggota Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa mendorong agar pemerintah, baik di pusat maupun daerah, untuk melibatkan masyarakat dalam program pembangunan.
Oleh karena, Ledia menilai dalam berbagai kebijakan yang dikeluarkan selama ini, masyarakat cenderung hanya menjadi penerima atau objek program.
“Tak hanya jarang dilibatkan dalam proses lahirnya kebijakan, pelaksanaan program pun masih jarang mengikutkan peran serta masyarakat. Kondisi ini memberi andil atas tidak maksimalnya pencapaian satu program, kebijakan maupun beragam regulasi,” jelas Ledia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1).
Ledia menyebut, undang-Undang atau Perda misalnya menjadi banyak yang tidak terlaksana dengan baik karena masyarakat belum terdorong untuk berperan aktif secara maksimal.
“Contohnya saja, dalam upaya menghentikan KDRT, dalam melaksanakan perlindungan anak, dalam memenuhi hak penyandang disabilitas, sebenarnya peran serta masyarakat amat sangat berpengaruh untuk melakukan tindak preventif, untuk menumbuhkan budaya menghargai dan melindungi keluarga, anak serta masyarakat disabilitas.” Jelas Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Kota Bandung dan Kota Cimahi ini.
Untuk menaungi payung hukum di atas , telah ada Undang-Undang terkait KDRT, Perlindungan Anak dan Penyandang Disabilitas. Meskipun demikian, dalam implementasinya kerjasama di tengah masyarakat antara warga, tokoh masyarakat maupun komunitas seperti perkumpulan di RT dan RW yang bisa dengan cepat mengantisipasi dan mengatasi bila muncul kasus terkait KDRT, permasalahan keluarga, kekerasan pada anak pun pengabaian hak penyandang disabilitas.
“Terkait upaya melibatkan masyarakat ini, maka kita perlu mendorong Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk lebih memberikan dorongan dan peluang pada masyarakat untuk berperan aktif dalam program pembangunan. Dimulai dari menjaring dan menimbang masukan masyarakat dalam proses lahirnya kebijakan, hingga memunculkan kebijakan atau regulasi yang dapat secara aktif mendorong masyarakat ikut berperan melaksanakan kebijakan tersebut,” papar Ketua Bidang Perempuan DPP PKS 2005-2010 ini.
Di lain sisi, Ledia juga turut mempromosikan program pelibatan masyarakat dalam pembangunan berupa “pendekatan gerakan” yang digagas cagub cawagub DKI Jakarta, Anies Sandi.
“Pendekatan gerakan ini akan mengajak setiap elemen masyarakat berperan aktif dalam setiap kebijakan dengan difasilitasi oleh pemerintah daerah. Sehingga setiap warga merasakan betul bahwa ibukota ini dimiliki bersama dan menjadi tanggungjawab bersama pula upaya menjaga dan memajukannya,” jelas Ledia yang menjadi salah satu tim sukses Paslon Anies-Sandi untuk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022
Sumber : fraksidpr.pks.id

Thursday, 26 January 2017

FPKS Berharap Pemilu 2019 Lebih Berkualitas dan Demokratis

thumbnailKetua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini
Jakarta (26/1) – Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini berharap agar Pemilu 2019 dapat terselenggara secara lebih demokratis dan berkualitas. Oleh karena, hal itu berkaitan untuk menghasilkan kepemimpinan nasional, baik di tingkat legislatif maupun eksekutif.
“Kita di PKS ingin pemilu yang semakin demokratis dan menghasilkan kepemimpinan nasional yang lebih berkualitas,” jelas Jazuli saat memberikan sambutan dalam FGD Fraksi PKS “Pemilu dan Pengokohan Demokrasi di Indonesia”, di Ruang Pleno Fraksi, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1).
Untuk memastikan lebih berkualitas dan demokratis tersebut, maka regulasi pemilu harus benar-benar cermat dalam mengatur dan memastikan prinsip demokrasi dan kualitas hasil pemilu.
“Dan hal itu harus tercermin dalam sejumlah isu krusial, mulai dari sistem pemilu, ambang batas, alokasi kursi per dapil, metode konversi suara,metode kampanye, hingga jaminan ketegasan sanksi dan penegakan hukum atas pelanggaran pemilu,” tegas Anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PKS ini.
Oleh karena itu, Fraksi PKS, tegas Jazuli, memberikan usulan atas beberapa isu krusial di RUU Pemilu.
“Pertama, Pemilu adalah manifestasi dari kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin secara demokratis. Untuk itu, rakyat berhak menentukan calon terpilih secara luber dan jurdil. Sementara peran parpol menyiapkan calon-calon terbaik untuk dipilih rakyat. Dengan jalan pikiran tersebut, maka sistem proporsional terbuka (suara terbuka) menjadi pilihan yang lebih demokratis,” jelas Anggota Komisi I DPR RI ini.
Kedua, ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) tetap diperlukan tapi tidak terlalu tinggi agar semaksimal mungkin suara rakyat tidak ada yang hilang. Tapi, di satu sisi, penyederhanaan parpol tetap bisa dilakukan.
“Fraksi PKS mengusulkan PT tetap, yaitu 3,5 persen. Parpol di DPR yang saat ini berjumlah 10 fraksi dirasa cukup ideal dalam konteks perpolitikan dan latar belakanga aspirasi rakyat Indonesia yang majemuk. Jika pun naik, semestinya bertahap sebesar 4 hingga 4,5 persen. Sementara itu untuk Pilpres, Presidential Threshold sebesar 20 atau 25 persen, dalam rangka penyederhanaan parpol dan penguatan sistem presidensial,” jelas Jazuli.
Ketiga, metode alih suara menjadi kursi harus menjamin keadilan dan proporsionalitas suara yang diberikan oleh rakyat dengan kursi yang diperoleh oleh parpol.
“Metode yang paling proporsional adalah Kuota Hare”, jelas wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Banten Raya ini.
Keempat, alokasi kursi per dapil harus menjamin derajat representasi yang kuat antara wakil dengan rakyat pemilih. Sehingga, tidak boleh terlalu kecil.
“Usul Fraksi PKS 3-10 dapil,” papar Jazuli.
Kelima, pelaksanaan kampanye perlu diatur standarisasinya dengan prinsip keadilan bagi setiap kontestan, terutama kampanye di media cetak dan elektronik. Hal ini untuk menghindari kampanye yang padat modal dan dimonopoli parpol atau elit parpol penguasa media.
“Untuk itu, media kampanye hanya dibolehkan melalui Lembaga Penyiaran Publik yang difasilitasi oleh penyelenggara pemilu,” tutur Jazuli.
Keenam, untuk menjamin kontrol pengawasan atas kecurangan pemilu peran saksi parpol sangat penting. “Untuk itu, setiap parpol wajib menghadirkan saksi dan dibiayai oleh negara,” tegas Jazuli.
Ketujuh, selain saksi peran dan kewenangan pengawasan oleh Bawaslu, juga harus diperkuat. Optimalisasi peran pengawasan ini sangat penting sehingga manipulasi dan kesalahan perhitungan suara dapat dicegah.
“Serta, meminimalisir terjadinya money politics yang dapat mencederai hasil pemilu,” saran Jazuli.
Hadir pula dalam kesempatan ini sebagai narasumber Bahtiar (Kemendagri), Sutriyono (Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS), Muhammad (Ketua Bawaslu RI), dan Hanta Yudha (Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia).
Sumber : pks.id

Tugas Terpenting Partai: Pendidikan Politik Rakyat

thumbnailIlustrasi
Jakarta (26/1) – Anggota Komisi II DPR RI Sutriyono menilai peran terpenting dari partai politik adalah pendidikan politik bagi rakyat. Dikarenakan, nilai Sutriyono, setiap persoalan kehidupan rakyat sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan politik.
“Yang paling pokok adalah pendidikan politik bagi rakyat. Saya pikir semua partai melalukan hal itu. Karena jika rakyat tahu persoalan politik pasti akan terjadi konsolidasi politik. Karena semua hal dari kita itu ditentukan oleh kebijakan-kebijakan politik,” jelas Sutriyono dalam FGD ‘Pemilu dan Pengokohan Demokrasi di Indonesia’ di Ruang Pleno Fraksi PKS, Rabu (25/1).
Jika rakyat memiliki pendidikan politik yang baik, maka dapat menjadi alat kontrol, khususnya dalam kebijakan yang dilahirkan oleh partai penguasa. Termasuk, untuk menentukan apakah benar klaim pro rakyat partai penguasa dalam setiap program-program yang dikeluarkan.
“Setiap mereka yang berkompetisi, dan dia menang, tentu akan mewujudkan setiap programnya. Apakah dia pro rakyat atau tidak, tentu akan ditentukan pada penguasa yang memiliki legitimasi. Di sinilah peran rakyat untuk mengawasi persoalan abuse of power yang dilakukan penguasa tersebut,” jelas wakil rakyat PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah III ini.
Oleh karena itu, Sutriyono mencontohkan di internal PKS, pendidikan politik untuk rakyat, terlebih bagi para kader, telah berjalan dengan baik. Hal itu selaras dengan platform PKS sebagai Partai Dakwah. Sehingga, apapun perjuangan yang dilakukan oleh PKS, adalah bagian dari ibadah.
“Bagi PKS ada pemahaman, bahwa ada agama dan negara adalah konteks perjuangan untuk  ibadah. Jadi kalau ada yang jadi caleg PKS, lalu berkorban adalah untuk ibadah. Kalau kita menang, berarti itu perjuangan. Kalau kalah, berarti takdir,” jelas Sutriyono.
Selain Sutriyono, hadir pula dalam FGD ini Bahtiar (Dirjen Politik Dalam Negeri Kemendagri RI), Muhammad (Ketua Bawaslu RI), dan Hanta Yudha (Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia).
Sumber : pks.id

Wednesday, 25 January 2017

Dorong Pembentukan Kaukus Palestina di Parlemen Negara OKI

thumbnail
Mali (25/1) – DPR RI berpartisipasi dalam Konferensi Parlemen Negara-Negara OKI atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PIUC) ke-12, mulai dari 21 hingga 28 Januari 2017 di Bamako, Mali.
Dalam sesi sidang Komisi Palestina ke-7, delegasi Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk menekankan urgensi realisasi persatuan semua elemen dan faksi-faksi pejuang Palestina, termasuk membentuk kaskus atau komisi khusus di tiap parlemen negara muslim.
"Kami meyakini bahwa persatuan merupakan senjata paling ampuh untuk menghadapi agresi Zionist Israel. Saya memandang pembentukan kaukus atau sejenisnya akan sangat bermanfaat untuk mensosialisasikan isu Palestina ke masyarakat luas. Parlemen Indonesia sudah lama memiliki Kaukus Palestina. Kendati dasar dan kecenderungan politik  di parlemen kami beragam, namun bagi kami masalah Palestina merupakan keprihatinan bersama, dan itu sudah menjadi sikap negara,” jelas Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Rofi Munawar.
Mengambil inisiatif sebagai delegasi pertama yang memberikan pandangan terkait isu Palestina, Rofi juga menyambut baik atas disahkannya Resolusi Dewan Keamanan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) Nomor 2334 yang mendesak Israel segera menghentikan semua aktifitas pembangunan ilegal permukimannya di atas tanah Palestina.
Terkait resolusi tersebut, Rofi pun mengingatkan untuk segera mempercepat implementasinya.
“Kami juga melihat lolosnya resolusi itu membuktikan semakin kuatnya kesadaran masyarakat internasional atas pelbagai pelanggaran Israel," papar Legislator PKS dari Daerah Pemilihan JawaTimur ini VII.
Di sisi lain, Rofi juga menyambut baik keinginan Palestina untuk menjadikan tahun 2017 sebagai tahun kemerdekaan dan kedaulatan Palestina secara penuh.
"Indonesia menyerukan parlemen negara-negara muslim untuk mendukung keinginan Palestina menjadikan tahun 2017 sebagai tahun kemerdekaan penuh Palestina dengan cara membantu mendapatkan pengakuan lebih banyak lagi dari negara-negara di dunia," tegas Rofi.
Delegasi Indonesia yang fasih berbahasa Arab tersebut mengingatkan juga ihwal bahaya dari rencana Donald Trump memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Al-Quds (Yerusalem).
"Jelas rencana itu sangat berbahaya bagi perdamaian. Parlemen akan mendorong elemen-elemen perintahan dan lembaga-lemabaga politik dan kemanusiaan internasional lainnya untuk mendesak Amerika Serikat agar membatalkan rencana provokatif tersebut," pungkas Rofi.
Sumber : pks.id

FPKS Terima Aduan Soal Ancaman Asing di Wilayah Udara Indonesia

thumbnailWakil Ketua Komisi V Yudi Widiana

Jakarta (25/1) – Fraksi PKS DPR RI menerima aduan dari Pengamat Keudaraan dan Penerbangan Indonesia atau Indonesia Aviation and Aerospace Watch (IAAW) di Ruang Pleno Fraksi, Selasa (24/1).
Aduan yang berlangsung dalam rangka Hari Aspirasi itu diterima langsung oleh Wakil Ketua Komisi V Yudi Widiana, Anggota Komisi V Sigit Sosiantomo, Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, dan beberapa Tenaga Ahli Fraksi dan Anggota Fraksi PKS DPR RI.
Dalam aduannya, Wakil Ketua IAAW Juwono Kolbioen memaparkan bahwa kedaulatan Indonesia di wilayah udara, khususnya yang ada di wilayah Batam, Natuna dan Kepulauan Riau, sangat terancam karena dikontrol oleh negara asing, yaitu Singapura, dalam bentuk Wilayah Informasi Penerbangan atau FIR (Flight Information Region).
“Dalam hal ini karena adanya sebagian wilayah Indonesia yang dikontrol oleh singapur, dan itu terus berjalan selama 70 tahun,” jelas Juwono kepada Fraksi PKS.
Juwono menegaskan dengan adanya intervensi Singapura di wilayah udara tersebut, akan memengaruhi tidak hanya kedaulatan, tapi juga keamanan nasional serta kerugian ekonomi juga sangat besar.
“Satu hal lagi yang perlu kita lihat, Singapur tidak hanya mengontrol ruang udara di wilayah natuna dan kepulauan riau, bahkan bisa jadi di seluruh wilayah Indonesia. Apa jadinya  kalau seluruh wilayah Indonesia dikontrol asing? Kalau mengontrol udara, berarti mengontrol semuanya,” tegas purnawirawan Marsekal Pertama (Marsma) TNI Angkatan Udara.
Oleh karena itu, Juwono bersama IAAW, mendorong Fraksi PKS agar mengingat kembali persoalan Kedaulatan Indonesia yang termaktub dalam Deklarasi Juanda tahun 1957 serta Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982. Dimana dalam dua kesepakatan  tersebut Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial.
“Kita harus ingat bahwa deklarasi juanda tahun 1957 dan UNCLOS tahun 1982 yang meningkatkan wilayah Indonesia hingga 2,5 kali lipat, faktanya, kita tidak bisa mengambil manfaat yang berhubungan dengan kesejahteraan Indonesia,” jelas Juwono.
Bahkan, tambah Juwono, menurut data dari IIAW, disebutkan bahwa terdapat 600 pilot asing yang bekerja di Indonesia. “Sedangkan, 800 pilot Indonsia tidak dapat bekerja dan jumlah tersebut akan terus bertambah,”  papar Juwono.
Menanggapi itu, Yudi Widiana berterima kasih atas aduan tersebut karena telah fokus mengawal persoalan kedaulatan di wilayah terdepan Indonesia. Yudi menegaskan bahwa persoalan ini akan dibawa saat Rapat Kerja dengan Kementerian Perhubungan besok, Rabu (24/1).
“Pointer yang bapak sampaikan ini sebenarnya telah kami tanyakan ke Kemenhub. Termasuk yang terakhir, soal jumlah 800 pilot itu. Menhub berjanji akan mengubah aturan, tapi kita akan coba dalami lagi sejauh mana implementasi perubahan aturan tersebut,” jelas Yudi.
Menyangkut soal FIR, Yudi mencoba memetakan dan melakukan pendalaman atas hal tersebut. Yudi telah mendorong agar Menhub Budi Karya dapat membenahi segera mungkin.
“Oleh karena itu, Komisi V akan bekerjasama dengan Komisi I khususnya terkait dengan kedaulatan Indonesia. Saya mendorong agar Komisi I dapat bersuara menyelesaikan persoalan ini,” jelas Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi ini.
Diketahui, menurut pemaparan dari IAAW, FIR Singapura berada di atas perairan Selat Malaka yang merupakan alur lalu lintas laut yang tersibuk di dunia. Singapura memerlukan areal untuk dijadikan daerah latihan bagi Angkatan Udara dan Angkatan Laut miliknya. Bahkan, IAAW menilai kawasan tersebut telah masuk dalam strategi Singapura untuk mengendalikan poros maritim di Laut China Selatan.
Sumber : pks.id

Di Paripurna, Almuzammil Pertanyakan Diskriminasi Pencoretan Bendera Merah Putih

thumbnailAnggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf
Jakarta (24/1) - Anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf mengingatkan Presiden RI Joko Widodo agar jangan sampai sejarah "mencatat" dalam kepemimpinan Jokowi ada warga negara yang diproses hukum dengan cara tak patut hanya karena yang bersangkutan menulis kalimat tauhid Bendera Merah Putih.
"Saya mengingatkan kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo jangan sampai sejarah mencatat dalam kepemimpinan Jokowi ada warga negara yang diproses hukum dengan cara tak patut hanya karena yang bersangkutan menulis kata Laa Ilaha Illallah pada Bendera Merah putih," kata Almuzzammil secara terbuka dalam Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Almuzzammil mengutip pasal 27 ayat 1 UUD Negara RI Tahun 1945: "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya." Serta pasal 1 ayat 3 UUD Negara RI Tahun 1945 yang berbunyi: "Negara Indonesia adalah negara hukum.”
"Adapun ciri negara hukum adalah adanya supremasi hukum; persamaan di hadapan hukum: due process of law, peradilan yang bebas merdeka dan pengakuan HAM. Dengan mengacu kepada dua pasal tersebut dan juga Fungsi Pengawasan DPR terhadap Pemerintah pada pasal 20A UUD Negara RI Tahun 1945. Maka saya ingin bertanya kepada Presiden Republik Indonesia dan Pejabat Penegak Hukum khususnya Kapolri tentang status para pembuat gambar atau tulisan di tengah bendera merah putih," katanya.
Almuzzammil menunjukkan beberapa gambar tentang bendera merah putih. Pertama, konser band bergambar artis indonesia di tengah bendera merah putih. Yang kedua konser band Dream Theatre di tengah bendera merah putih. Ketiga konser Band Metallica di tengah bendera merah putih.
Keempat, para pendukung Ahok yang menuntut pembebasan Ahok dengan tulisan di tengah bendera merah putih. Kelima, demostran yang menulis kata: "Kita Indonesia" di tengah bendera merah putih. Yang terakhir, bendera merah putih yang bertuliskan kata "Laa Ilaha Illalloh" yang ditulis oleh Nurul Fahmi (NF).
Dari enam gambar di atas, kata dia, hanya NF yang diproses hukum. Kabid Humas Polda Metro di media mengatakan ada atau tidak ada pelapor kasus NF akan diproses hukum. "Pertanyaan saya bagaimana dengan lima pelaku serupa? Mengapa mereka tidak diproses hukum. Bukti foto dan gambar ada dan jelas," ujar dia.
Al Muzammil menyebut, Pasal 24 pada UU 24 tahun 2009 menegaskan bahwa perbuatan penodaan Bendera negara tersebut harus ada niat jahat dan unsur kesengajaan. "Sungguh tidak masuk nalar jika kata-kata mulia "Laa Ilaha Illallah" dimaksud untuk menodai, menghina, dan merendahkan bendera negara sebagaimana dimaksud UU 24/2009," ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa jangan sampai proses hukum yang sedang berjalan menggiring kesimpulan publik bahwa kata mulia "Laa ilaha Ilallah" yang telah menemani para pejuang mengusir penjajah, menjadi kata yang terlarang dan direndahkan di bumi Indonesia yang mayoritas muslim dan negara muslim terbesar di dunia.
Oleh karena itu pada kesempatan tersebut, ia meminta kepada Kapolri untuk menegakkan prinsip negara hukum yakni pertama, supremasi hukum bukan kekuasaan. Kedua, persamaan warga negara di hadapan hukum bukan perbedaan. Ketiga, penegakan hukum dengan menghormati aturan hukum.
"Bukan dengan melabrak aturan hukum. NF telah ditangkap aparat penegak hukum di tengah malam seperti seorang teroris dan bandar narkoba. Padahal dalam kasus NF harus dibuktikan unsur kesengajaan dan niat jahat," ungkap Almuzzammil.
Untuk para anggota DPR RI, Almuzzammil yakin ia tidak sendiri dalam merasakan ketidakadilan terhadap proses hukum tersebut. Ia yakin banyak anggota DPR yang merasakan hal yang sama. "Untuk itu saya minta teman-teman berdiri. Terima kasih, saya tutup dengan ucapan 'Laa Ilaha Illallah Muslim Cinta NKRI'" kata dia. (msm)
Sumber : pks.id

Tuesday, 24 January 2017

HNW: Pemimpin yang Kufur Nikmat Akan Represif

thumbnailWakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid
Depok (21/1) - Seorang pemimpin atau pimpinan baik skala besar atau kecil adalah rahmat dan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri dan dijaga, sebab itu adalah amanah Tuhan dan rakyat. Bersyukur adalah keharusan jika tidak maka akan masuk pada kufur nikmat apapun agama pemimpin.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat membuka secara resmi Indonesia Student Leadership Camp VI – Nusantara Student Leadership Camp Depok-Kuala Lumpur 21-25 Januari 2017, di aula Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat, Sabtu (21/1/2017).
“Pemimpin yang kufur nikmat tidak bersyukur akan mengarah kepada berbagai perilaku negatif seperti tidak komitmen pada janji, represif, tidak bermoral. Jika dia selalu bersyukur dan tidak kufur nikmat maka dia adalah pemimpin yang selalu selalu mawas diri, meningkatkan kualitas diri karena dia tahu semua adalah anuherah Allah SWT,” ujarnya.
Dalam konteks Islam, umat Islam memiliki teladan dan contoh agung dalam mencari sosok seorang pemimpin yakni sosok agung Rasulullah SAW. Keagungan kepemimpinan Rasulullah pun diakui dunia. Seorang penulis terkenal dunia Michael H. Hart mengeluarkan buku masyhur berjudul ‘The 100’. Buku ini memuat 100 tokoh dunia yang memiliki pengaruh kuat dalam sejarah manusia. Di urutan pertama, dia memasukkan nama Nabi Muhammad SAW.
Michael, kata dia. melihat kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang universal bukan milik Arab saja yang melahirkan generasi Islam yang memiliki karakter yang adiluhung serta melahirkan generasi kepemimpinan yang luar biasa sepeninggalnya.
“Generasi muda Islam harus menyadari keagungan teladan agung tersebut dan harus mulai mencontoh keteladanan tersebut. Potensi generasi muda sekarang terutama para peserta ini sangat luar biasa. Kesempatan belajar sangat terbuka luas, didukung dengan berbagai teknologi yang sangat luar biasa. Kalian adalah calon pemimpin bangsa, manfaatkanlah secara positif potensi-potensi tersebut untuk membangun karakter generasi muda Islam yang bertakwa dan memiliki rasa nasionalisme yang kuat,” ujarnya pada even internasional bertema ‘Becoming Excellent Future Leaders’ itu.
Hidayat memberi pesan kepada peserta bahwa generasi muda Islam Indonesia harus memahami potensinya dan harus juga memahami karakter masing-masing. Keberhasilan dan kegagalan adalah dua sisi yang harus dipahami dengan benar. Kesuksesan adalah buah dari kesuksesan dahulu yang terulang saat ini, kegagalan saat ini adalah kegagalan dahulu yang diulang kembali saat ini.
ISLC sendiri adalah sebuah pelatihan kepemimpinan hebat bagi sekitar 100 Ketua Osis SMA/sederajat terpilih dari berbagai daerah di Indonesia yang diselenggarakan oleh Institutre of Leadership Development (I-LeaD) Universitas Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk menjaring calon-calon pemimpin muda yang kemudian bisa berkontribusi bagi pendidikan masyarakat yang ada disekitarnya melalui Forum OSIS Nusantara. 
Sumber : pks.id

PKS Desak Pemerintah Kendalikan Harga Komoditas Pangan

thumbnailIlustrasi
Surabaya (23/1) - Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Timur (DPW PKS Jatim) menggelar Rapat Koordinasi Pimpinan Wilayah (Rakorpimwil), yang salah satunya menyoroti kenaikan sejumlah harga yang dirasa memberatkan masyarakat. 
Bertempat di Kantor DPW PKS Jatim, Jl Gayungsari Barat Surabaya, Minggu, Rakorpimwil yang dipimpin oleh Ketua Umum DPW PKS Jatim Arif Hari Setiawan itu dihadiri seluruh Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS dari kabupaten/ kota se- Jatim. 
Dalam Rakorpimwil itu terjadi pembahasan serius saat para peserta memaparkan kondisi di masing-masing Kabupaten/Kota terkait dengan dampak kenaikan harga yang memberatkan masyarakat.
Sebutlah terkait kebijakan pemerintah tentang keniakan biaya pengurusan STNK dan BPKB, harga BBM, Tarif Dasar Listrik (TDL), selain juga kenaikan harga-harga kebutuhan pokok dan komoditas pangan. 
"Para pimpinan PKS se-Jawa Timur sepakat untuk meminta Pemerintah meninjau kembali kenaikan harga-harga tersebut," ungkap Arif. 
PKS Jatim, lanjut Arif, juga mendesak pemerintah untuk dapat mengendalikan harga-harga komoditas pangan dengan cara meningkatkan produktivitas petani dan peternak lokal, selain mengamankan jalur distribusi, serta membatasi impor bahan pangan dari luar negeri. 
Dari hasil Rakorpimwil itu, selanjutnya Arif menugaskan kepada seluruh jajaran pengurus PKS se-Jatim dan juga para anggota DPRD dari PKS agar menyampaikan aspirasi rakyat berupa pembatalan kenaikan harga kepada Pemerintah.
"Kita akan berikan advokasi kepada rakyat yang terkena dampak langsung dari kenaikan harga-harga ini," katanya. 
Jajaran struktur PKS Jatim juga mengagendakan kegiatan untuk membantu meringankan beban rakyat, seperti operasi pasar, pembagian sembako, bantuan modal dan keterampilan, dan lain-lain. "Sekecil apapun yang bisa kita berikan akan sangat berharga bagi yang membutuhkan," ujarnya. 
Arif menyebut penduduk miskin di Jawa Timur masih di angka 12 persen menurut catatan Badan Pusat Statisti. "Itu jumlahnya hampir 5 juta jiwa. Mereka masih memerlukan banyak bantuan dan pemberdayaan. Karena itu jangan pernah lelah berkhidmat untuk rakyat," ungkapnya.
Agenda lain yang menjadi pembahasan Rakorpimwil adalah rencana program 2017, serta kesiapan mengikuti Pilkada 2018, baik Pemilihan Bupati/Walikota maupun Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur. 
"Hasil rakorpimwil selanjutnya akan diikuti dengan rangkaian Kunjungan DPW PKS Jatim ke seluruh DPD PKS se-Jatim dalam rangka supervisi dan monitoring program-program pelayanan dan pemberdayaan rakyat yang telah disepakati," ucapnya.
Sumber: AntaraJatim.com

Tiga Catatan Ekonomi di 2017

thumbnailIlustrasi
Jakarta (20/1) – Anggota Komisi XI DPR RI Refrizal memberikan tiga catatan yang harus diperhatikan bagi Tim Ekonomi Jokowi-JK di Tahun 2017. Hal itu disampaikan Refrizal dalam menanggapi evaluasi yang dilakukan pemerintah terhadap capaian APBN-P tahun 2016 silam.
“Terdapat beberapa hal yang cukup menggembirakan, namun terdapat pula hal-hal yang perlu mendapat porsi perhatian lebih oleh pemerintahan Jokowi-JK,” jelas Refrizal di Jakarta, Jumat (20/1).
Pertama. berdasar data Global Wealth Report yang dirilis oleh Credit Suisse’s tahun 2016, Indonesia menempati posisi keempat negara dengan tingkat ketimpangan ekonomi tertinggi di dunia. Dimana 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3% kekayaan nasional. Secara berurutan empat negara dengan ketimpangan tertinggi adalah Rusia (74,5%), India (58,4%), Thailand (58%) dan Indonesia.
“Dari data yang dirilis oleh Credit Suisse, Indonesia masuk dalam kondisi ketimpangan yang mengerikan. Di 2017 ini kami harap pemerintah serius mengatasi persoalan ini dan mampu menjawab problem distribusi pendapatan” tegaswakil rakyat PKS dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat II ini.
Efek dari tingginya tingkat ketimpangan tersebut, tegas Refrizal, adalah rawannya kejahatan sosial di masyarakat.
Kedua. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah kinerja pertumbuhan kredit perbankan yang melambat dan meningkatnya NPL (Non Performing Loan). Data Agustus 2016 pertumbuhan Kredit di angka 6,7% atau terendah sejak krisis global 2008. Sedangkan NPL perbankan meningkat 3,22%.
“Kinerja perbankan di 2016 tidak terlalu baik, terjadi pelambatan pertumbuhan kredit yang diiringi dengan peningkatan NPL. Walau NPL belum mencapai 5% namun diharapkan Pemerintah berperan aktif mengatasi persoalan ini,” papar Refrizal.
Refrizal menambahkan kekhawatiran ini menjadi relevan bila dikaitkan dengan keinginan presiden Jokowi yang mencanangkan program bunga single digit untuk UMKM.
“Bila tidak diatasi dengan serius, Suku bunga perbankan single digit sulit untuk direalisasikan,” tegas Refrizal.
Ketiga. Terkait efek dari dikeluarkannya regulasi baru terkait dengan pencabutan larangan ekspor mineral mentah.
“Terbitnya PP No. 1 Tahun 2017 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan terindikasi melanggar UU No.4/2009 tentang Minerba. Secara jelas dinyatakan bahwa kegiatan ekspor mineral mentah terlarang,” ungkap Refrizal.
Kebijakan ini, nilai Refrizal, akan membuat pembangunan hilirisasi industri menjadi terhambat. Efeknya akan merugikan perekonomian Indonesia.  Apalagi ditengarai berdasar data dari Asosiasi Industri Pengolahan investasi di sektor ini sudah lebih dari Rp 150 triliun.
Oleh karena itu, Refrizal meminta pemerintah harus memikirkan efek kebijakan ini terhadap struktur APBN 2017, seperti berapa besaran pajak ekspor yang diterima atau lapangan pekerjaan yang berkurang.
“Diharapkan kualitas pertumbuhan ekonomi di 2017 ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sehingga dapat memberikan dampak maksimal bagi kesejahteraan bangsa,” tutup Refrizal.
Sumber : pks.id

Wednesday, 18 January 2017

Cuti Bagi Ayah Mendukung Ibu dan Bayi Sehat


Anggota Komisi VIII DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah


Jakarta (17/1) - Peran pengasuhan anak merupakan peran seiring sejalan yang harus dilakukan baik oleh seorang ibu maupun ayah. Karenanya pelibatan peran ayah termasuk di awal-awal kelahiran menjadi penting.
“Di awal kelahiran, seorang ibu masih memerlukan pemulihan fisik sekaligus support besar dalam hal memenuhi hak anak mendapatkan ASI Ekslusif, sehingga kehadiran seorang ayah secara penuh dapat mendukung peningkatan kesehatan baik bagi ibu maupun bayi.” Kata Ledia Hanifa Amaliah, anggota Komisi VIII DPR RI.
Mengingat hal tersebut, aleg FPKS ini mengapresiasi program kerja cagub cawagub DKI Jakarta Anies-Sandi yang menempatkan pemberian hak cuti bagi ayah satu pekan sebelum dan tiga pekan sesudah isteri melahirkan sebagai bagian dari janji kerja.
Program Anies Sandi berupa cuti bagi ayah (paternity leave) di masa isteri melahirkan ini akan bisa memberikan kesempatan para suami untuk mendampingi isteri di masa-masa krusial menjelang dan pasca melahirkan dengan tenang. Hal ini diperlukan mengingat wewenang pemberian hak cuti bagi PNS di kalangan pegawai pemprov berada di tangan gubernur.
“Suami yang mendampingi isteri di masa-masa awal melahirkan ini akan mendorong sang ibu menjadi lebih rileks dan upaya memberikan ASI Ekslusif pun diharapkan akan berjalan lebih baik. Ini berarti keuntungan buat semua. Buat bayi, buat ibu, buat ayah yang terlibat dalam pengasuhan sejak awal, bahkan buat pemerintah sendiri yang masih harus menggenjot angla pencapaian paparan pemberian ASI EKslusif di tengah masyarakat,” papar Ledia.
Hingga saat ini, angka target nasional capaian pemberian ASI Ekslusif adalah 80% dari jumlah seluruh ibu melahirkan. Sementara data dari Profil Kesehatan Indonesia, Kemenkes 2016, angka pencapaian paparan pemberian ASI Ekslusif di DKI Jakarta baru berjumlah 67,1% dari jumlah seluruh ibu melahirkan di DKI Jakarta.

Sumber : pks.id

Survei: Warga Jabar Lebih Puas Kinerja Aher Ketimbang Jokowi

thumbnailGubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Jakarta (17/1) - Lembaga Indonesia Strategic Institute (Instrat) merilis hasil surveinya tentang tingkat kepuasan publik Jawa Barat terhadap kinerja Gubernur Ahmad Heryawan dan performa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hasilnya, masyarakat Jawa Barat lebih puas atas kinerja Gubernur Aher daripada kinerja Presiden Jokowi.
Tingkat kepercayaan publik Jawa Barat pada kinerja Gubernur, menurut survei itu, mencapai 47 persen. Sedangkan tingkat kepuasan pada kinerja Presiden Jokowi hanya 28 persen.
"Kepuasan publik Jawa Barat terhadap Joko Widodo dan Jusuf Kalla hanya sebesar dua puluh delapan persen," kata Direktur Instrat, Jalu Pradono, dalam Diskusi Publik bertajuk Masa Depan Panggung Kepemimpinan Jawa Barat di Bandung pada Senin, 16 Januari 2017.
Sebagian besar masyarakat Bumi Priangan itu, kata Jalu, menilai kinerja pemerintahan Gubernur Ahmad Heryawan pada periode kedua lebih baik daripada periode pertama. Publik menganggap lebih banyak perubahan pada periode kedua yang mencapai 50 persen dibandingkan periode pertama yang hanya 13 persen.
Kendati demikian, Jawa Barat di masa kepemimpinan Ahmad Heryawan mendapat catatan penting roda dalam pemerintahan masa 2018. 
Persepsi publik terhadap isu kesejahteraan menempati posisi teratas yang diikuti tingginya harga kebutuhan pokok dan lapangan pekerjaan. Publik Jawa Barat tidak puas dalam hal kesejahteraan yang mencapai 64,3 persen, harga kebutuhan pokok 61,3 persen, dan lapangan kerja 56,6 persen.
Sumber: viva.co.id

Tuesday, 17 January 2017

Komisi III DPR sepakat Kapolda Jabar dinonaktifkan

Image result for nasir djamil komisi 3
Nasir Jamil

Komisi III DPR RI meminta Kapolri untuk menonaktifkan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan dikarenakan jabatan yang disandang oleh Anton sebagai Pembina pada Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI)

“Dinonaktifkan untuk diperiksa oleh Propam Mabes Polri,” kata anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (16/01/2017).

Seperti diketahui sebelumnya telah terjadi bentrokan antara Front Pembela Islam dengan massa GMBI di Bandung usai pemeriksaan Habib Rizieq di Polda Jabar. Dalam bentrokan itu, sejumlah anggota FPI mengalami luka-luka dan ada beberapa markas GMBI yang dibakar anggota FPI.

Keberadaan Anton Charlian di kepengurusan ormas, kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, membuat polisi yang bertugas melindungi, mengayomi, dan melayani jadi tidak terlaksana dengan baik.

“Kok kesannya tukang adu domba, itu kan informasi yang beredar di masyarakat. Karenanya harus diperiksa oleh Propam, dan karena diperiksa dia harus dinonaktifkan, apakah sebulan/setengah bulan," ujar Nasir.

"Dan kalau memang jelas dia sudah melanggar, maka jangan segan-segan untuk dicopot dari jabatan sebagai Kapolda Jabar," kata Nasir menambahkan.

Kedepan, ia menyarankan agar pimpinan Polri seperti Kapolda, Kapolres untuk tidak lagi diperbolehkan menjadi pengurus di suatu ormas seperti GMBI.

"Ke depan harus diatur lah dengan peristiwa ini. Artinya dengan kejadian seperti ini memang harus diatur kedepan. Kalau seseorang pimpin Polri mulai dari Polres, Polda sampai Mabes Polri itu menjadi ketua ini, ketua itu, itu harus ada aturan mainnya, harus dipilih-pilih, jangan sampai sembarangan, akibatnya kan seperti GMBI itu kan jadi bumerang juga buat Kapolda Jawa Barat itu sendiri,” kata Nasir.

Sumber : rimanews.com

Pemerintah Harus Lebih Kendalikan Harga

thumbnailPKS Semarang Bagi Tas Belanja Hasil Daur Ulang Sampah (ilustrasi)
Jakarta (17/1) – Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Ecky Awal Mucharam berharap agar pemerintah dapat mengambil langkah yang lebih efektif untuk menyelesaikan persoalan melonjaknya harga cabai.
“Menurut Ecky, langkah pemerintah untuk menurunkan harga cabai masih belum menampakan hasil. Padahal harga cabai adalah salah satu kontributor utama dalam inflasi. Jika inflasi naik maka daya beli masyarakat tergerus. Pemerintah harus menjaga daya beli masyakat, karena hal ini menyumbang lebih dari separuh PDB. Jika ini berlanjut, ujungnya target pertumbuhan bisa meleset,” jelas Ecky di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1).
Ecky pun menambahkan meski realisasi inflasi umum relatif rendah, namun inflasi pada barang-barang bergejolak (volatile food) masih sangat tinggi.
“Satu sisi pemerintah terlihat sukses menekan inflasi, sementara inflasi dari sisi harga barang-barang bergejolak masih cukup tinggi,” jelas Anggota Komisi XI DPR RI ini.
Data BPS menunjukan bahwa inflasi barang-barang bergejolak (volatile food) pada akhir 2016 mencapai mencapai 5,92 persen; inflasi umum 3,02 persen; inflasi inti 3,07 persen; dan inflasi barang-barang yang diatur pemerintah sebesar 0,21 persen. Sepanjang 2016, kontribusi cabai terhadap pembentukan inflasi mencapai 0,35 persen dan menjadi kontributor utama. Akhir-akhir ini ini harga cabai melambung tinggi hingga Rp160 ribu per kg. Bahkan, di beberapa pasar tradisional melebihi Rp200 ribu per kg.
“Inti persoalan komoditas cabai bukan hanya terkait dengan cuaca, yang sering disebut terkait dengan lonjakan harga. Justru, yang mendasar adalah persoalan adalah tata niaga, mulai dari proses produksi, distribusi, pemasaran, hingga konsumsi akhir,” ujar wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur ini.
Ecky menjelaskan persoalan di sisi produksi terlihat bagaimana pengaruh dari tengkulak yang menjadi penyuplai dana dan sarana produksi bagi petani di daerah. Pemerintah harus berani masuk lebih dalam ke bisnis prosesnya, sehingga dapat memutus jaring-jaring tengkulak. Ditambah lagi dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang belum menyasar ke sektor pertanian secara efektif. Karena keterbatasan faktor-faktor produksi inilah, petani terpaksa terikat kepada tengkulak.
“Selain itu, jalur distribusi turut memengaruhi harga cabai. Kondisi jalan yang rusak menyebabkan biaya angkut semakin tinggi. Keseluruhan biaya tersebut akan dibebankan kepada konsumen. Dalam berbagai kajian disimpulkan, ongkos transportasi menyumbang sekitar sepertiga dari harga jual barang. Untuk itu, sangat mendesak memperbaiki infrastruktur dasar," tambah Ecky.
Oleh karena itu Ecky mendukung segala upaya pemerintah untuk memutus mata rantai perdagangan yang tidak efisien. Petani harus dapat mendistribusikan hasil usahanya kepada konsumen melalui sependek mungkin perantara.
“Sebab persoalan makro seperti inflasi dan stabilitas ekonomi berakar dari pengelolaan hal-hal mikro seperti ini” tutup Ecky.
Sumber : pks.id

Monday, 16 January 2017

PKS: Jangan Rakyat Dipusingkan dengan Capres yang Banyak

thumbnailKetua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini
Jakarta (16/1) - Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini menilai, ambang batas presiden atau presidential threshold masih dibutuhkan di dalam sistem pemilu Indonesia.
Hal itu untuk menyederhanakan pilihan masyarakat terhadap capres-cawapres yang akan dipilih nantinya.
“Supaya lebih sederhana, tapi tidak memasung hak seseorang untuk jadi presiden atau wakil presiden,” kata Jazuli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Jazuli khawatir, jumlah capres membengkak nantinya bila tidak ada aturan yang membatasi pencalonan.
Sebagai gambaran, saat ini ada sepuluh partai yang memiliki kursi di DPR. Jumlah itu belum termasuk PKPI dan PBB yang tidak lolos parliamentary threshold saat Pemilu 2014.
Di tambah tiga partai baru yang telah diverifikasi Kemenkumham, yaitu Perindo, PSI dan Partai Idaman.
“Nanti bayangin kalau sejumlah partai itu usung capres sendiri. Sudah dipusingkan dengan caleg yang begitu banyak, dipusingkan juga capres yang begitu banyak,” kata dia.
Dalam pembahasan RUU Pemilu, ada empat fraksi yang ingin ambang batas presiden 0 persen.
Keempat fraksi itu, yakni Fraksi Gerindra, Fraksi Hanura, Fraksi PKB dan Fraksi PAN.
Sumber: Kompas.com

Apel Akbar Kemenangan Firdaus-Ayat, Presiden Ingatkan Berkuasa Itu untuk Berkhidmat

thumbnailapel akbar dengan tema “Menyongsong Kemenangan Pemilihan Walikota Pekanbaru”, yang bertempat di Hotel Pangeran, Jl.Jendral Sudirman, Pekanbaru, Ahad (15/1/2017).
Pekanbaru (16/1) -  Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menyampaikan bahwa kekuasaan bukan untuk berkuasa, tapi untuk mewujudkan visi dan misi bersama.
"Kita punya visi yang pandai dan kokoh dalam berkhidmat untuk bangsa dan negara, tetapi dengan berkuasa kita lebih memiliki peran besar dalam berkhidmat, tingkatkan hal yang positif dan perbaiki hal yang negatif," kata Sohibul Iman saat menghadiri agenda apel akbar dengan tema “Menyongsong Kemenangan Pemilihan Walikota Pekanbaru”, yang bertempat di Hotel Pangeran, Jl.Jendral Sudirman, Pekanbaru, Ahad (15/1/2017).
Di hadapan lebih kurang 2000 PKS Pekanbaru, Sohibul juga mengingatkan kepada kader PKS untuk bahu-membahu mewujudkan visi dan misi yg diharapkan bersama. 
Ketua DPD PKS Pekanbaru Sofyan Siroj menyampaikan harapan besar bagi pasangan Firdaus-Ayat untuk berkhidmat terhadap kesejahteraan kota Pekanbaru.
Sementara Ketua DPW PKS Riau Hendri Munief mengajak para kader agar dapat berkontribusi dengan kemampuan yang dimiliki, dan memberikan seluruh yang dimiliki untuk pemenangan pilwako ini. 
Para petinggi PKS tingkat wilayah dan daerah juga hadir seperti , Ketua DPP PKS Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada, Chairul Anwar, Ketua DPP PKS Wilayah Daerah Sumatera, Hermanto, serta pasangan pilwako Pekanbaru yaitu Firdaus – Ayat.  
Acara ini juga dimeriahkan oleh grup nasyid Azzam Voice dan grup band Aldadakan yang personilnya terdiri dari Wakil Ketua DPW PKS Riau, Dian Sukheri, Sekretaris Umum DPW PKS Riau, Imam Zamroni, Bendahara Umum DPW PKS Riau, Markarius Anwar, yang menyanyikan lagu Bingkai Kehidupan.  
Sumber : pks.id

Friday, 13 January 2017

PKS Gelar Nobar dan Diskusi Film 'Jakarta Unfair'

thumbnailNonton bareng dan dan diskusi film "Jakarta Unfair" di DPP PKS
Jakarta (13/1) - Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) mengadakan nonton bareng dan dan diskusi film "Jakarta Unfair". Acara tersebut digagas oleh Bidang Politik Hukam dan Keamanan (Polhukam) bekerja sama dengan Bidang Seni dan Budaya (Senbud) DPP PKS.
"Nonton bareng dan dan diskusi film 'Jakarta Unfair' adalah bagian dari diskusi politik dan budaya yang rutin diadakan oleh PKS. Kedua, terkait masalah isu sosial budaya dan politik yakni penggusuran," kata Sekretaris Bidang Polhukam Suhud Alynudin, di Gedung DPP PKS, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017) malam.
Acara tersebut, kata Suhud, juga merupakan bentuk dukungan dan perhatian PKS terhadap korban relokasi atau penggusuran tanpa pertimbangan
Diskusi dan nobar tersebut tidak hanya dihadiri oleh kader PKS tapi juga masyarakat umum. Acara diisi oleh anggota DPR RI Adang Daradjatun, Sejarawan J.J. RIzal dan Dharma Diani yang tak lain adalah korban penggusuran Kampung Akuarium, Luar Batang, Jakarta Utara.
Diskusi berlangsung hangat tentang masalah penggusuran di beberapa wilayah di DKI Jakarta yang dilakukan semena-mena oleh Pemprov DKI tanpa memikirkan dampak negatif bagi masa depan korban penggusuran. Berlangsung pula diskusi tanya jawab serta solusi ke depan untuk menanggulangi masalah penggusuran salah satu diantaranya terlibat langsung dalam proses pilkada alias tidak untuk golput. (msm)

Sumber : pks.id