Foto: Twitter |
Jokowi terus membuat blunder. Setidaknya, itu yang dirasakan Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Menurut Denny, amat disayangkan, belum sampai 100 hari, Jokowi sudah melakukan begitu banyak langkah yang terus mengecewakan pendukungnya.
Denny mengatakan, setidaknya ada empat blunder besar yang dilakukan Jokowi. Mulai dari kabinet ramping yang dijanjikan saat kampanye, lalu kabinet non-transaksional, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dan terakhir masalah Jaksa Agung dari partai politik.
Kekecewaan itu dituangkan Denny dalam akun twitter pribadinya. Denny menilai, penunjukan Jaksa Agung berasal dari partai politik, tak membuat publik nyaman.
"Penunjukkan jaksa agung ini dapat menjauhkan Jokowi dari pendukung utamanya: aneka civil society yg sangat concern dengan penegakkan hukum", demikian tulis Denny hari ini, Jum'at, 21 November 2014.
Sementara kenaikan harga BBM, menurut Denny, menjadi blunder ketiga karena Jokowi menaikkan harga BBM pada waktu yang tidak tepat.
"Saat ini harga minyak dunia justru turun, blunder BBM ini menjauhkan Jokowi dari pendukung tradisionalnya: wong cilik", imbuh Denny.
Akibat blunder BBM ini, Jokowi mulai dijauhi pendukungnya.
"Kini sebagian wong cilik mulai menjauh dari Jokowi", tandas Denny.
Blunder kedua adalah ketika Jokowi menjanjikan kabinet "non-transaksional, the dream team." Kabinet yang sangat diimpikan oleh publik sebagai kabinet yang bersih.
"Yang terjadi, kabinet 'as usual', penuh dengan transaksi dan kompromi. Banyak yg bukan 'the right person in the right place',"tulis Denny.
Sementara, blunder pertama adalah janji membentuk kabinet ramping. Menurut Denny, publik dapat dengan mudah mencari di peramban, hal-hal apa saja yang dijanjikan Jokowi selama kampanye.
Dengan blunder-blunder itu, Denny JA punya kesimpulan bahwa Presiden Jokowi memang tidak memiliki kekuatan menjadi seorang pemimpin.
"Dengan 4 blunder sebelum 100 hari, Jokowi tidak mengesankan sebagai seorang strong leader", tandas Denny.
Jika seorang Denny JA yang selama ini nampak cukup aktif mendukung Jokowi saja merasa kecewa dengan blunder-blunder Jokowi, tentu publik, apalagi wong cilik lebih kecewa lagi. Sayangnya, Jokowi yang ketika kampanye terkesan sangat dekat dan selalu mau mendengarkan suara rakyat, kini seolah diam membisu di tampuknya yang nyaman. (fs/piyunganonline)
0 comments:
Post a Comment