SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Wednesday, 12 November 2014

"China-AS-Rusia Bancakan Maritim Jokowi, Ada Apa?" by @ypaonganan




Oleh: Dr. Y. Paonganan
(Direktur Indonesia Maritime Institute, Pakar maritim Indonesia)

Sepertinya negara-negara berlomba ingin terlibat dalam program maritim jokowi....ada apakah gerangan...?? #KeplesetMaritim

Sekian lama negara2 lain ingin menguasai laut RI tapi kesulitan dgn UNCLOS dan Hukum Laut Internasional...sekarang dibuka lebar...blasssss

Deklarasi Djuanda* telah memagari lautan RI...sekarang pagar itu seakan dikoyak-koyak orang yang tdk paham maritim...bablasssss

Memberi peluang negara2 raksasa utk terlibat dalam pembangunan maritim RI, ibarat pintu dan jendelanya rumah dibiarkan terbuka..bablass

Hal ini yg saya sangat kuatirkan dari awal...songong bicara poros maritim, lalu tdk paham PETA NKRI, yang ada.....bablassssss

Tahukah ente, tanpa pagar Deklarasi Djuanda, NKRI ibarat savana berumput hijau lalu segerombolan kerbau berebut makan rumput2 itu...bablasss

Lalu mengapa baru sekarang negara2 raksasa terang2an siap membantu pembangunan maritim RI, krn sebelum jokowi hal itu sgt eksklusif....

Pemahaman geostrategi, geopolitik dan geoekonomi cetek lalu bicara maritim..sama dgn membiarkan rampok menghabisi isi brankasmu...paham..!!

Kalau China, AS, Rusia diberi peluang utk ikut bermain2 di dalam pagar yg dibangun Djuanda, maka tunggulah kehancuran NKRI....bablassss

Saya tidak mengada2...silahkan cerna dan silahkan baca buku saya: 9 Perspektif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia.... disitu sudah saya tuliskan....

Mengapa batas maritim RI dgn negara tetangga begitu sulit di bereskan...krn mrk tdk mau pagar NKRI berdiri dgn kokoh...paham..!!!

Menyedihkan....maaf terpaksa saya harus ungkap ini....saya tidak rela pagar NKRI yang dibangun Djuanda terkoyak dan roboh hanya dlm sehari semalam (oleh Jokowi, diobral di Forum APEC -ed)

Saat ini Australia dan AS ngotot membuka ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) barat-timur melintasi Laut Jawa tapi kita tegas menolak...untuk apa (Australi-AS ngotot)?...supaya bablasssssss...

ALKI Barat-Timur sgt riskan jika dibuka, sama dgn memberi akses kamar pribadi kita ke tetangga..bisa2 bini kau dicolong...!!!

Gmn negara lain bisa menembus pagar buatan Djuanda, tentu dgn mengoyak2 dikit lalu masuk nyolong ikan, kalo dibuka bebas, berlianmu pun dilahap.

Jika anda ingin taklukkan RI, maka kuasailah lautnya terlebih dahulu........tanpa itu kalian mimpi....!!!

Apa lupa kelian, bagaimana belanda bisa menjajah kita sekian abad..krn mrk kuasai laut, nenek moyang kita dipaksa ke darat..paham!!!!!

Kelian ku tengok sedang menari2 dalam rumah yang sekelilingnya sedang dilalap api....apa ga terasa panasnya..? atau AC masih on ka..??

Tahukah kelian bagaiman Djuanda dan timnya berjuang di PBB sekian tahun utk bangun pagar itu, lalu hanya dalam sehari kalian mau robohkan!!

Paling tidak saya sudah sampaikan ke kelian kondisi realistik dan kekuatiran saya...saya berharap kekuatiran saya ini tdk terjadi.... Tuhan jaga NKRI.!!

Apa kalian tahu cerita di kamar, lepasnya Sipadan dan Ligitan....? krn PM Malaysia tahu bagaimana menaklukkan raja jawa...paham..!!!

Sipadan dan Ligitan lepas krn Soeharto menyetujui kasus sengketa dibawa ke Mahkamah Internasional (MI)...padalah sdh diingatkan..!!

Awalnya Soeharto juga tdk mau kasus itu dibawa ke mahkamah intenasional...lalu setelah pertemuan dgn PM malaysia wkt itu, beliau pun setujui.

Dari sumber/saksi sejarah kejadian itu katakan "PM malaysia rupanya tahu memperlakukan raja jawa" apa maksudnya...silahkan interpretasi.!!

Kenapa sipadan dan ligitan dimenangkan di MI, krn bukti pendukung sesuai hukum internasional kita kalah dari malaysia...itu sdh dipresidksi

Akankah pagar Djuanda akan roboh karena negara2 raksasa yg ngincer laut kita juga udah dpt bocoran dari PM malaysia...?

Habibie pernah deklarasikan Indonesia Benua Maritim..tapi tdk mengoyak pagar Djuanda, makanya panda (China) dan paman gembul (AS) ga bisa kuasai laut kita

Lautan Indonesia terancam tak biru lagi......:(

Ketika lautan bergelora, bersiaplah panggil nenek moyangmu...kau akan terseret hingga ke dasar palung dingin dan gelap....

Ketika lautan bergemuruh segeralah berteriak manggil Tuhanmu.... kau akan tertelungkup dalam rongga di dasar samudra...

Ketika lautan memutih, segeralah kau mendaki tembok cina... hempasannya akan menjangkaumu sebelum kau sampai di puncak....

Sebelum murka laut datang, segeralah berkemas....jika tidak, maka kepiting2 laut akan mencabik2 dagingmu, sisakan tulang belulang....

(Dari twit @ypaonganan, Selasa 11/11/2014)






*piyunganonline

____
Catatan:
Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian Jaya yang walaupun wilayah Indonesia tapi waktu itu belum diakui secara internasional.

(Wikipedia)

0 comments:

Post a Comment