Wednesday, 4 June 2014
Kaku dan Tegang, Semakin Jelas Jokowi Tak Siap Memimpin Indonesia
Calon Presiden yang diusung PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura, Joko Widodo terlihat sangat kaku dan tegang pada saat mengikuti acara deklarasi kampanye damai di Hotel Bidakara, Jakarta Selasa malam (3/6).
Menurut pengamat politik Jajat Nurjaman, sangat aneh melihat ketika semua peserta deklarasi bertepuk tangan, namun Jokowi malah diam kaku. Jajat tidak mengetahui dan tidak bisa menebak kenapa hal itu terjadi.
"Belum lagi kita bicara jomplangnya pidato Jokowi dengan Prabowo. Prabowo dengan santai menyebut nama Jokowi, sementara itu Jokowi sama sekali tidak menyebut nama Prabowo. Jokowi juga terlihat aktif menghindari kontak mata dengan Prabowo," jelas Jajat (Rabu, 4/6).
Lebih jauh dalam amatannya, Jokowi juga terlihat tidak mengikuti panduan MC saat prosesi penandatanganan prasasti. "Ini baru acara bersifat nasional, bagaimana nanti kalau harus mewakili bangsa ini di kancah internasional?” ujar Jajat mempertanyakan.
Karena itu bagi Jajat, ketegangan Jokowi itu bukti bahwa ia belum siap untuk memimpin Indonesia. "Namun itu adalah bukti nyata bahwa Jokowi tidak pantas memimpin Indonesia," tegas Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) ini.
Selain itu, Jajat menambahkan cara berpakaian Jokowi juga kurang layak untuk dipakai dalam acara yang bersifat resmi. Kemeja kotak-kotak yang dipilih Jokowi terkesan tidak sopan, apalagi dengan lengan setengah tergulung.
“Tidak layak rasanya melihat seorang Capres berdiri di atas panggung dengan seragam seperti itu, sementara semua peserta yang hadir memakai pakaian resmi, Jokowi malah memakai kemeja kotak-kotak lusuh, lengan yang tergulung juga menyimbolkan bahwa beliau tidak bisa membedakan sifat sebuah acara. Apapun alasannya, seorang Capres harus bisa merepresentasikan diri dengan baik, tidak bisa hanya mengedepankan pembangunan citra”, tegas Jajat.
Jajat menjelaskan bahwa hal-hal kecil seperti ini bisa menjadi bahan penilaian untuk rakyat Indonesia.
“Kegagalan Jokowi dalam merepresentasikan diri harus kita lihat sebagai tonggak kelayakan beliau untuk memimpin Indonesia, jangan sampai negara ini dicitrakan sebagai negara komedi, karena seorang Jokowi yang tidak berwibawa,” tutup Jajat. [zul]
*sumber: http://m.rmol.co/news.php?id=158040/pkspiyungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment