Calon Presiden dari Partai Gerindra membantah bila deklarasi koalisi Gerindra-PAN sekaligus mengusung Prabowo-Hatta Rajasa sebagai capres dan cawapres pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Sebab, pihaknya masih ingin mendapat koalisi lebih kuat. Walau demikian, dirinya tak menampik bila akan deklarasi seluruh koalisi pada pekan depan.
"Ini belum deklarasi. Karena masih ada proses. Kita masih merajut koalisi lebih kuat. Seperti PPP undang saya hari Jumat untuk menyerahkan hasil Rapimnas-nya. Dengan partai lain juga kita komunikasi," ujar Prabowo di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (14/5).
"Deklarasi (koalisi seluruh partai) minggu depan. Koalisi akan lebih kuat,"imbuhnya.
Sementara itu survei yang dilakukan SMRC (Syaiful Mujani Research Center) terhadap siapa pasangan calon wakil presiden yang tepat mendampingi Prabowo Subianto adalah sebagai berikut:
- Prabowo-Hatta 28,5 persen jika melawan Jokowi-JK
- Prabowo-Hatta 30,7 persen jika melawan Jokowi-Ryamizard Ryacudu
- Prabowo-Aher 32,8 persen jika melawan Jokowi-Mahfud MD
- Prabowo-Aher 32,4 persen jika melawan Jokowi-JK
- Prabowo-Aher 35,2 persen jika melawan Jokowi-Ryamizard Ryacudu
Dari hasil survei tersebut tampaknya Prabowo harus mempertimbangkan untuk mengusung cawapres dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakni Ahmad Heryawan (Aher) yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dengan berbagai penilaian.
Aher didukung oleh rakyat dari provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Disamping itu Aher juga telah berpengalaman memimpin Jabar selama dua periode dengan ratusan prestasi yang pernah diraihnya. Belum lagi dukungan dari mesin politik PKS.
Sebelumnya Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq juga telah mengingatkan Prabowo agar memutuskan siapa cawapresnya secara tepat dan cermat.
"Meski parpol koalisi menyatakan keputusan cawapres di tangan Prabowo sebagai capres, namun keputusan itu harus dilakukan dengan tepat dan cermat. Pasalnya jika salah dalam memilih cawapres, Prabowo bisa terancam kalah, bahkan pahitnya bisa kehilangan tiket capres," ujar Mahfudz Siddik, Selasa (13/5).
PKS mengapresiasi Prabowo yang pernah menyatakan bahwa soal cawapres akan dibicarakan bersama seluruh parpol koalisi. Dengan cara itu maka koalisi pendukung Prabowo bisa ikut menimbang dari berbagai aspek dan secara objektif menyeleksi sosok cawapres.
"Jika cara itu tidak ditempuh dan Prabowo ajukan capres yang taken for granted (suka nggak suka harus diterima), saya khawatir koalisi ini akan menabur masalah di awal," ungkap Mahfudz. (abuhuz/pksnongsa/pkssumut)
0 comments:
Post a Comment