SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Sunday, 20 April 2014

"Partai Ka'bah" Berdiri, 50 Ribu Massa Hadir




JAKARTA -- Satu lagi partai berbasis Islam berdiri. Para deklaratornya memberi nama Partai Keadilan, dan lambangnya adalah Ka'bah yang didalamnya terdapat dua bulan sabit di antara garis tegak. Janji mereka adalah menegakkan keadilan.
''Karena keadilan itu merupakan sunnah kauniyah yang bisa membuka jalan bagi nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, dan kebahagian, sehingga diharapkan dengan menegakkan keadilan bangsa Indonesia bisa lebih baik lagi di masa depan,'' ungkap Presiden Partai Keadilan Dr Ir Nur Mahmudi Ismail, MSc kepada pers, kemarin.
Meski nama pemimpinnya belum populer bagi kalangan kebanyakan, sekitar 50 ribu massa hadir dalam deklarasi Partai Keadilan di Masjid Al Azhar, Ahad kemarin. Halaman masjid yang cukup luas tak mampu menampung massa yang hadir, sehingga massa pun meruah di Jl Sisinga Mangaraja.
Massa yang hadir itu antara lain dari berbagai kota di Jabar, Jateng, Jatim, Medan, dan sebagian Lampung. Mereka sengaja menyewa belasan angkutan umum, dan bus untuk bisa menghadiri peristiwa akbar tersebut.

Selain deklarasi Partai dan orasi, acara juga diselingi dengan pembacaan puisi yang dibacakan oleh Cherul Umam. Bahkan panitia sempat menampilkan teater yang menggambarkan kasus kekerasan di Aceh, dan krisis yang melanda bangsa Indonesia akhir-akhir ini.
Lahirnya Partai Keadilan, menurut Mahmudi, bukanlah muncul secara tiba-tiba, tapi telah memiliki akar historis dan ideologi yang panjang. Sebenarnya partai ini telah didirikan sejak 20 Juli 1998 lalu, tapi baru kali ini dideklarasikan.
Selama dua bulan sebelum partai ini dideklarasikan, para pengurus partai memang telah bekerja keras melakukan konsolidasi di berbagai wilayah, bahkan sampai ke luar negeri. Mereka mengaku telah mendapat simpatisan dari berbagai wilayah, dan pendukung, baik di kalangan pesantren, ormas, maupun golongan masyarakat. Oleh karenanya hingga saat ini, Partai Keadilan telah berhasil menjaring massa di 21 cabang daerah tingkat II dan di 21 provinsi.
Akhir Agustus nanti Partai Keadilan akan melakukan musyawarah nasional. Setelah Munas itulah akan didaftarkan ke Depdagri dan sosialisi program partai.
Presiden Partai Keadilan, Nur Mahmudi saat ini adalah karyawan di BPPT. ''Walaupun selama ini saya bekerja di BPPT, tapi bukan berarti ini partai rekayasa dari Habibie,'' tegasnya. Bahkan ia siap mengkritik Presiden Habibie bila perlu. ''Tapi mengkritik tidak harus berkoar-koar. Mereka akan melakukannya dengan cara sendiri,'' ujarnya.
Para pendukung Partai Keadilan lainnya adalah kaum intelektual, seperti Fahri Hamzah, SE (Ketua Komite Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia/KAMMI), Igo Ilham Ak (pemeran film Fatahillah), Dr Salim Segaf Aljufri, MA, dan Dr M Hidayat Nurwahid, MA.
Menurut Fahri Hamzah kehadiran partai ini bukan saja untuk umat Islam, tapi terbuka untuk umum. Para tokoh Islamnya pun, kata Fahri, dari berbagai aliran, ada Muhammadiyah, Persis, NU, dan lainnya. ''Awalnya kami mencoba untuk menggali ke dalam satu partai. Akhirnya terbentukalah Partai Keadilan ini,'' ujar Fahri.
Fahri tak memungkiri bahwa basis partai ini adalah kalangan kampus, yaitu mahasiswa dan para pemuda. Sedangkan para pengurusnya merupakan personel baru yang selama ini tidak pernah tampil baik di masa Orba, apalagi Orla.
''Jadi mereka itu murni orang-orang baru, yaitu dari kelompok muda yang akar historisnya memang belum bisa dicarikan. Mereka itu sebelumnya tidak ada yang ikut di Golkar, PPP, maupun PDI, apalagi PKI,'' kata Fahri.
Sebagai Ketua KAMMI Fahri membantah jika kehadirannya di Partai Keadilan ini ikut juga menggeret massa dari KAMMI. ''Biarlah publik kampanye yang menjelaskan kepada mereka siapa yang akan dipilihnya. Kalau saya menggiring massa dari KAMMI untuk ikut ke Partai Keadilan, berarti saya kerdil karena tidak membiarkan publik untuk mengkampanyekan partai ini,'' tegas Fahri yang masuk Partai Keadilan karena keinginan pribadi.
Diakui Fahri bahwa dia telah ditawrai duduk sebagai Koordinator Departemen Kemahasiswaan di Partai Amanah Bangsa (PAB), tapi ditolaknya. ''Saya sudah minta izin kepada Amien Rais (Ketua PAB), dan beliau mengizinkannya,'' kata Fahri.
Ketika ditanyakan kemungkinan akan berkoalisi dengan Partai milik Amien Rais, menurut Fahri, hal itu belum terpikirkan. ''Kemungkinan itu ada. Tapi belum terpikirkan. Lihat saja nanti,'' ujarnya.  vie
*Republika, 10 Aug 1998/http://abdulhalim.tripod.com 

0 comments:

Post a Comment