Wednesday, 16 April 2014
Almuzzammil: Agenda Idealis dan Realistis Parpol Islam
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf menyarankan agar lima partai politik Islam menyatukan ide dan gagasan untuk kemaslahatan umat dan bangsa, termasuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri.
“Dengan modal suara 30%, saya mengajak lima partai politik Islam untuk duduk bersama membahas agenda utama umat dan bangsa lima tahun ke depan, termasuk membahas siapa capres dan cawapres yang layak mewakili agenda keumatan dan kebangsaan.” Ajak Anggota Majelis Syuro PKS ini di Jakarta, 15/4/2014.
Menurut Muzzammil, ormas dan umat Islam memiliki harapan besar agar partai politik berideologi Islam dan berbasis umat Islam seperti PKS, PKB, PAN, PPP, dan PBB bersatu mengusung capres dan cawapres yang mampu memperbaiki kondisi umat Islam dan bangsa Indonesia.
“Capres dan cawapres yang kita usung bisa dari kalangan ulama, pengusaha, akademisi, partai politik, atau pejabat negara. Yang penting mereka punya kredibilitas moral, dan kapasitas kenegarawanan yang mampu memadukan antara agenda keumatan dan kebangsaan pada pemerintahan lima tahun ke depan.” Jelas Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini.
Namun, jika agenda idealis itu sulit terwujud, karena kalahnya elektabilitas tokoh dengan calon yang telah muncul, minimnya modal dan media massa, menurut Muzzammil, maka pilihannya adalah agenda yang lebih realistis yaitu hanya mengusung cawapres dan kabinet kementerian.
“Sedangkan capres kita tawarkan ke partai nasionalis yang berkomitmen untuk memadukan agenda keumatan dan kebangsaan. Dengan kelima partai itu bersatu tentu daya tawarnya akan lebih tinggi kepada capres mananpun dan potensi untuk menangnya juga besar.” paparnya
Menurut Muzzammil, baik agenda idealis maupun realistis kuncinya terletak pada kebesaran jiwa dan kerendahan hati para pimpinan partai islam tersebut untuk mengambil momentum emas ini yang hanya sekali dalam lima tahun.
“Secara psikologi politik dalam membangun koalisi seperti ini tidak boleh memunculkan persepsi partai politik Islam tertentu sebagai pelopornya melainkan lebih mengedepankan kebersamaan dalam posisi sejajar.” Jelasnya.
Dalam pandangan Muzzammil, waktu masih memungkinkan bagi kelima partai Islam itu duduk bersama hingga keluarnya hitungan resmi KPU.
“Dimulai dengan kunjungan dan pembicaraan yang cair sebagai manifestasi ukhuwah Islamiyah. Jika agenda ini segera diinisiasi oleh tokoh partai Islam, saya kira Ormas Islam dan umat Islam bahkan bangsa Indonesia tentu akan mendukung agenda ini.” Tutupnya
*pkspiyungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment