Oleh Habib Aboe Bakar Al-Habsyi
Saya ucapkan terima kasih kepada bubuhan Banjar sabarataan yang kembali
memilih saya, dan mempercayai saya kembali untuk mewakili Kalimantan
Selatan di DPR RI selama lima tahun kedepan.
Harus diakui bahwa pada Pemilu kali ini saya harus puas menempati posisi
kedua, untuk perolehan suara pribadi caleg. Tidak seperti pada pemilu
2009, dimana saya bisa menempati urutan pertama untuk perolehan suara
pribadi caleg. Meskipun demikian, saya masih bisa berdiri tegak tanpa
harus menekuk muka. Karena perolehan suara tersebut ada murni aspirasi
masyarakat. Saya tidak melakukan money politic.
Saya sangat bersyukur, ditengah badai yang menimpa PKS, suara saya
pribadi masih mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Bila ditahun
2009, suara caleg yang saya peroleh adalah 57.253, pada pemilu kali ini
saya mendapatkan 66.864 suara, yang berarti terjadi kenaikan sekitar 10
persen.
Hal yang serupa juga terjadi untuk suara partai di dapil Kalsel I yang
pada 2009 memperoleh 94,392 suara, pada pemilu kali ini PKS bisa meraup
101.440 suara, yang berarti ada kenaikan sekitar 8 persen.
Ini adalah capaian yang luar biasa untuk PKS, dimana sebelumnya kami
selalu diposisikan tidak lulus PT oleh berbagai konsultan politik.
Menurut berbagai lembaga survei di Indonesia, PKS hanya akan mampu
meraup 2,2% suara, ternyata di Kalsel PKS bisa memperoleh diatas 10
persen suara.
Ini adalah hasil kerja keras dari kader, struktur dan simpatisan PKS di
Banua, yang sekaligus membuktikan bahwa integritas mereka diakui secara
riil oleh bubuhan Banjar. Tak hanya itu kebanggaan dan kesyukuran saya,
angka 10 persen tersebut bukan hanya angka kebangkitan dari ramalan
kematian para pengamat politik dan lembaga survei, melainkan juga daya
tahan basis massa kita dari hantaman money politic. Karena, dalam
anggaran pemenangan saya dan kamus politik saya tidak mengenal adanya
politik uang, sehingga ini adalah bagian dari pembuktian bahwa
masyarakat Banjar masih banyak yang menyuarakan aspirasi dan hati nurani
yang tidak terbeli oleh para cukong.
Meskipun saya sendiri harus mengakui bahwa praktik politik uang dalam
pemilu kemarin sudah sangat dahsyat. Menurut saya, praktik money politic
kemarin sudah pada tahap merusak sendi-sendi demokrasi, gerakannya
sudah terstruktur dan masif, angkanya pun sudah sangat besar. Sangat
disayangkan memang, seolah fakta lapangan tersebut tidak terekam oleh
pengawas pemilu dan penegak hukum. Seolah tidak terjadi apapun di
lapangan, sehingga nihil penindakan hukum untuk persoalan money politic
ini.
Kami sangat merasakan dampak langsung dari praktik politik uang
tersebut, banyak suara PKS yang hilang lantaran termakan rupiah. Seperti
di salah satu kabupaten yang merupakan basis PKS, suara kami tergerus
hingga separuhnya. Di wilayah tersebut kami memiliki lebih dari 30ribu
anggota yang sudanh memiliki KTA. Namun, pada faktanya kami hanya
memperoleh 20ribuan suara di daerah tersebut. Ini membuktikan bahwa
anggota kami yang berKTA dan dirawat secara berkala dengan berbagai
kegiatan pun akhirnya juga termakan dengan poltik transaksional.
Saya kira, ini adalah catatan penting untuk Pemilihan Umum kedepan.
Penegakan hukum, utamanya penindakan terhadap praktik politik uang harus
dilakukan secara tegas oleh pengawas pemilu dan penegak hukum. Bila
perlu ditambahkan unsur pidana money politic, sehingga ancaman pidana
tidak hanya dikenakan kepada pemberi uang, melainkan juga penerimanya.
Dengan demikian, pemilu kedepan akan semakin jurdil dan berkualitas.
*pkspiyungan
Tuesday, 29 April 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment