BANDUNG (10/11) – Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan kondisi sekarang ini tidak mencerminkan adanya semangat perjuangan, karena nyatanya masih ada kekerasan dan pelecehan terhadap anak. Hal ini perlu diantispasi dengan adanya upaya perlindungan dan pengasuhan yang baik dari orangtua pada anak-anak mereka.
Ini diungkapkan Netty usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan Di Halaman Gedung Sate, Selasa (10/11).
“Jika dikatakan sebagai keadaan darurat, maka harus disepakati secara bersama baik di tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten, karena pada saat darurat di tingkat Provinsi tanpa diikuti pemahaman yang sama di tingkat Kota/Kabupaten maka tidak akan hadir gerakan yang berefek domino,” ujarnya.
Di tingkat Provinsi hanya bersifat koordinatif, jelas Netty, memberikan stimulus dan menghimbau tetapi tindakan yang khusus ada di tingkat Kota/Kabupaten. “Sehingga darurat ini harus kita sepakati dari jumlah kuantitasnya atau dari jenis kekerasannya. Karena hari ini bukan saja dari laki-laki dewasa terhadap anak perempuan tetapi kekerasan oleh laki-laki dewasa kepada laki-laki (penyimpangan seksual),” ujarnya.
Ketika Kota/Kabupaten merasakan pemahaman yang sama, tambah Netty, maka darurat bukan saja sebagai status tetapi harus ada tindak lanjut contohnya membuat satgas perlindungan anak di setiap desa dan kelurahan.
“Kepada seluruh masyarakat Jawa Barat khususnya kaum perempuan, marilah kita memaknai semangat perjuangan temasuk pengorbanan para pahlawan untuk diimplementasikan dalam diri dan keluarga kita memberikan perlindungan pada setiap hak dan juga hal-hal yang akan meminggirkan hak-hak anak dalam keluarga dan masyarakat,” pesan Netty Heryawan.Sumber : pks.or.id
0 comments:
Post a Comment