Thursday, 10 September 2015
Politikus PKS Minta Pemerintah Jamin Keamanan Idul Adha di Tolikara
Jakarta: Politikus Partai Keadilan Sejahtera Abdul Fikri Faqih menilai pemerintah berkewajiban menjamin keamanan dan kedaulatan negara di Tolikara, Papua, menjelang Hari Raya Idul Adha. Dia tak ingin konflik yang sempat terjadi di sana terulang kembali.
“Saatnya negara hadir, untuk menjaga tegaknya konstitusi di bumi pertiwi, bahwa negara menjamin kemerdekaan warganya untuk menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya,” tegas Abdul Fikri dalam siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Rabu (9/9/2015) kemarin.
Hal itu, kata dia, disampaikan dalam rangka mendukung pernyataan pemerintah yang akan menjamin keamanan warga dalam merayakan Idul Adha di Tolikara pada 24 September mendatang. “Konstitusi UUD 1945 jelas mengatur tentang Hak Asasi Manusia (Pasal 28) dan Kebebasan beragama (Pasal 29), penodaan terhadap konstitusi berarti menginjak kedaulatan negara,” terang Anggota Komisi VIII DPR RI.
Siapapun yang mengaku sebagai warga negara Indonesia, lanjut Fikri, harus tunduk pada konstitusi RI. Dia juga menyatakan, ancaman suatu kelompok terhadap kelompok lain yang hendak menjalankan ibadah keagamaan merupakan satu bentuk perbuatan melawan konstitusi.
“Di sinilah peran penegak hukum dan aparat negara. Mereka harus mengembankan wibawa negara dan menciptakan ketertiban umum," tegas dia.
Fikri meminta, pemerintah harus dapat mengantisipasi hal ini dengan serius. “Pemerintah jangan sampai kecolongan lagi seperti insiden saat Idul Fitri lalu. Tindakan tegas perlu ditujukan bagi pihak-pihak yang mengancam ketertiban,” ungkap dia.
Dia menilai proses hukum yang dikenakan kepada pelaku kerusuhan saat Idul Fitri di Tolikara harus terus dilanjutkan hingga ke otak pelaku dibalik aksi massa tersebut. “Ini untuk menjamin kepastian hukum di masyarakat, serta untuk mencegah aksi balas dendam yang tak berkesudahan,” ujar Abdul.
Namun, Fikri menduga ancaman terhadap kedamaian di Tolikara tak semuanya soal gesekan berunsur agama. “Muslim Tolikara sudah lama hidup rukun berdampingan dengan warga Kristen setempat, tapi kesenjangan ekonomi dan sosial tampaknya menjadi pemicu kerenggangan hubungan itu,” kata dia.
OGI
Sumber : metrotvnews.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment