Wakil Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq - inilahcom
Kata Mahfudz, belum tentu yang menang nantinya sebaik yang digemborkan atau seburuk yang dituduhkan.
"Lucunya ada juga pasangan yg sebelumnya saling meragukan pasangannya. Atau timses yg sblmnya meragukan kemampuan jagoannya," kata Mahfudz dalam akun twitter pribadinya, Minggu (25/5/2014).
Dia mengatakan, menangani Indonesia sebesar ini tidak bisa diserahkan pada sosok pasangan saja. Tetapi, semua kelompok harus bekerja bersama, bukan justru seperti yang terjadi saat ini.
"Pemangku kepentingan negara ini sgt banyak. Tak ada satu pasangan pun yg mampu menangani urusan sendiri. Kita bukan sedang pilih superman,".
"Akan celaka jika kita sodorkan sosok pemimpin negara hanya dengan polesan citra. Kenali negara ini dgn segala urusannya. Itu lebih positif,".
Mahfudz mengatakan, masyarakat harus mengenali betul calon pemimpinnya. Karena mengurus negara tidak semudah yang digembar-gemborkan oleh masing-masing tim sukses.
"Jangan sesekali mengurai benang yg sudah dipintal lama. Lalu akan banyak tangan merecoki jadi benang kusut. Sehebat apa yg akan menatanya?,".
Sebagai Ketua Komisi I DPR (membidangi hubungan luar negeri), Mahfudz mempertanyakan apa yang akan dibicarakan oleh capres-cawapres terhadap negara-negara asing seperti AS, China, Australia, Singapura, Uni Eropa maupun Rusia.
"Juga calon pemimpin itu akan bicara apa di ASEAN, APEC, WTO, OIC dan juga di PBB? Bgm meneguhkan posisi Indonesia di forum dunia?,".
"Juga sesuai amanat konstitusi, apa yg akan mereka lakukan tuk damaikan pertikaian negara2 di dunia dan konflik kawasan? Seperti Soekarno,".
"Seberapa paham calon pemimpin itu thd permasalahan domestik yg beragam-rupa. Apa ide konkrit dan solutifnya? Kok sibuk kampanye hitam,". [gus/inilah.com]
"Lucunya ada juga pasangan yg sebelumnya saling meragukan pasangannya. Atau timses yg sblmnya meragukan kemampuan jagoannya," kata Mahfudz dalam akun twitter pribadinya, Minggu (25/5/2014).
Dia mengatakan, menangani Indonesia sebesar ini tidak bisa diserahkan pada sosok pasangan saja. Tetapi, semua kelompok harus bekerja bersama, bukan justru seperti yang terjadi saat ini.
"Pemangku kepentingan negara ini sgt banyak. Tak ada satu pasangan pun yg mampu menangani urusan sendiri. Kita bukan sedang pilih superman,".
"Akan celaka jika kita sodorkan sosok pemimpin negara hanya dengan polesan citra. Kenali negara ini dgn segala urusannya. Itu lebih positif,".
Mahfudz mengatakan, masyarakat harus mengenali betul calon pemimpinnya. Karena mengurus negara tidak semudah yang digembar-gemborkan oleh masing-masing tim sukses.
"Jangan sesekali mengurai benang yg sudah dipintal lama. Lalu akan banyak tangan merecoki jadi benang kusut. Sehebat apa yg akan menatanya?,".
Sebagai Ketua Komisi I DPR (membidangi hubungan luar negeri), Mahfudz mempertanyakan apa yang akan dibicarakan oleh capres-cawapres terhadap negara-negara asing seperti AS, China, Australia, Singapura, Uni Eropa maupun Rusia.
"Juga calon pemimpin itu akan bicara apa di ASEAN, APEC, WTO, OIC dan juga di PBB? Bgm meneguhkan posisi Indonesia di forum dunia?,".
"Juga sesuai amanat konstitusi, apa yg akan mereka lakukan tuk damaikan pertikaian negara2 di dunia dan konflik kawasan? Seperti Soekarno,".
"Seberapa paham calon pemimpin itu thd permasalahan domestik yg beragam-rupa. Apa ide konkrit dan solutifnya? Kok sibuk kampanye hitam,". [gus/inilah.com]
0 comments:
Post a Comment