Penghasilan mbah Pariyem tidak menentu jumlahnya, kadang ada yang minta tolong sebagai buruh tani dibayar Rp20 ribu per hari atau ada yang membayarnya dengan bawon (gabah), jagung atau hasil tanaman lainnya, membuat hidupnya penuh kesederhanaan.
Namun di tengah kondisi ekonomi yang serba pas-pasan, mbah Pariyem masih menyempatkan ikut kerja bakti membangun masjid di lingkungan kampungnya.
"Wayah buruh matun mas, ning aku yo pingin golek ganjaran, kerjo rak ono enteke, ning kan kudu siap nggo urip no akherat (saat buruh menyiangi rumput, tapi aku juga mau cari pahala, kerja ndak ada habisnya, tapi kita harus berbekal di akherat),” ungkapnya panjang lebar kepada anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Hadi Santoso baru-baru ini.
Mbah Pariyem adalah salah satu dari puluhan warga yang bekerja bakti untuk mendirikan masjid di lingkungan desa Jeruk tersebut. Bangunan itu kini sudah berdiri kokoh dari hasil swadaya masyarakat. Ada yang memberikan kayu, batu bata dan ada pula yang berikan uang untuk beli kebutuhan lainnya. Mereka terlihat antusias ketika siang itu Hadi menyambangi mereka saat kerja bakti. "Luar biasa semangat mereka, mandiri dan penuh keikhlasan," ungkap Hadi.
Dalam kesempatan itu, Hadi bersama warga "wedangan" dengan makanan yang dibawa kepada mereka. Juga diserahkan bantuan untuk pembangunan masjid. "Mudah-mudahan bisa kita usahakan ada alokasi bantuan sosial untuk penyelesainnya," kata pria asal Wonogiri itu.
Di akhir dialognya dengan Hadi, nenek ini pun berpesan untuk tidak korupsi. "Sak mene tuwekku lagi ketemu DPR propingsi pisan iki, jebule jek enom koyo putuku, ojo melu-melu korupsi yo," nasehatnya kepada legislator dari PKS dapil Jawa Tengah 4 yang meliputi Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Wonogiri itu.
Sumber: Humas PKS Jateng/ http://pks.or.id
0 comments:
Post a Comment