SELAMAT HARI PAHLAWAN, #SEMOGA TERCATAT SEBAGAI SYUHADA'

Sunday, 7 December 2014

Hasyim Muzadi: FPI itu seperti NU tahun '70 an



Indonesia yang terbuka dipandang menjadi pasar semua hal. Bukan hanya dalam bidang ekonomi, dalam bidang lainnya, seperti ideologi, politik dan budaya Indonesia juga mengonsumsi dari asing.

Demikian dikatakan Pendiri dan Pengasuh Pesantren Al Hikam Depok, KH Hasyim Muzadi dalam pidato pembukaan Silaturahim Nasional "Penguatan Aswaja dan Penanggulangan Terorisme dalam Ketahanan Nasional" kerjasama antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pesantren Al Hikam di Depok, Jawa Barat, Sabtu sore (06/12/2014).

Hasyim menyebut, dalam masalah manhaj, baik yang "keras" maupun yang "sembrono" akhirnya juga masuk ke Indonesia. Manhaj yang sembrono itu disebut sebagai kalangan Liberal, sementara yang keras banyak sekali ragamnya. Hasyim menyebut termasuk di antara yang radikal itu adalah kelompok Salafi, Wahabi, Mujahidin, Syiah, dan Ikhwanul Muslimin.

"Salafi itu dulu mereknya NU yang kuno, istilahnya mereka ambil tanpa izin. Dulu Syiah tidak masuk sekarang tertata rapi. Ikhwanul Muslimin sekarang ada di setiap kota di Indonesia," kata Hasyim.

Sementara saat menyebut Front Pembela Islam (FPI), Hasyim mengecualikan dari kelompok-kelompok yang sebelumnya dia sebut. FPI disebut mantan Ketua Umum PBNU ini sebagai NU di era '70 an. "Ketika NU masih marah-marah sama Golkar dan Koramil," ungkap Hasyim.

Di era'70 an, kata Hasyim, saat Golkar masih menggurita dan tidak bisa dikalahkan, NU sangat galak. Tetapi kemudian NU mengalami apa yang disebutnya sebagai adaptasi sehingga bisa seperti sekarang. Momentum adaptasi itu mulai dilakukan setelah 1984.

Hasyim pun mendoakan FPI atas sikap yang mereka ambil sekarang. "Mudah-mudahan slamet, Allahumma Amin," katanya.

red: shodiq ramadhan

sumber: suara-islam.com/piyunganonline

0 comments:

Post a Comment